TEMPO Interaktif, Jakarta: Sistem operasi terbuka gratis tidak lagi gratis sepenuhnya saat banyak perusahaan - termasuk pembuat peranti lunak konvensional - berupaya menghasilkan uang dari teknologi itu.
Benar, sistem operasi terbuka tersedia gratis bagi programmer atau setiap orang. Komunitas pengembang berbagi kode sumber dan membuat perbaikan dan pengembangan yang harus dibagi bersama.
Baca Juga:
Tetapi, banyak perusahaan telah mengadopsi model bisnis dual-lisensi terkait sistem operasi terbuka. Peranti dasarnya gratis, namun biaya dikenakan untuk versi atau layanan premium.
Pembuat peranti lunak tradisional menggunakan lebih banyak sistem operasi terbuka dalam produknya dan merangkul elemen-elemen lainnya dari proses sistem operasi terbuka. Hal ini membantu pembuat program untuk menurunkan biaya pengembangan dan mempercepat rilis program.
Pemenang dalam pergeseran ini adalah perusahaan-perusahaan yang paling cakap dalam meraih uang dari produk "bebas".
Baca Juga:
Pembuat peranti lunak besar seperti IBM, Oracle, dan Sun Microsystems telah memanfaatkan dan mentransformasi komunitas pengembang sistem terbuka untuk produk komersial mereka, kata Bruce Guptill, seorang analis dan konsultan di Saugatuck Technologies.
Dia mengatakan dua pertiga dari proyek pengembangan sistem terbuka saat ini dilakukan oleh vendor komersial.
Dalam beberapa kasus, kode sistem terbuka dimasukkan ke dalam produk komersial. Lebih sering lagi, vendor komersial menggunakan ribuan relawan untuk menguji peranti mereka dan memperbaiki berbagai cacat.
"Vendor peranti lunak pada dasarnya mengambil manfaat dari model komunitas sistem terbuka untuk mendapatkan kebutuhan mereka, dan kebutuhan pelanggan mereka," ujar Guptill. "Itu merupakan langkah cerdas mereka."
Setiap perusahaan perangkat lunak besar saat ini memasukkan elemen penting dari sistem operasi terbuka dalam penawarannya, kata Guptill. Beberapa pengembang komersial kecil ikut serta dalam komunitas sistem terbuka untuk menambah fitur baru atau membantu membuat proyek-proyek.
INVESTOR'S BUSINESS DAILY | ERWIN Z