TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) akan segera umumkan beasiswa prioritas untuk empat bidang studi yang belum bisa dipelajari di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko dalam acara penganugerahan Sarwono Award 2023 yang diadakan di Gedung B.J. Habibie, Jakarta pada Rabu, 23 Agustus 2023.
“Bersama LPDP, kami sudah mulai beasiswa prioritas untuk empat bidang fokus yang memang belum bisa dipelajari di Indonesia, harus belajarnya ke luar negeri,” katanya.
Handoko mengatakan program ini harus dibuat sistematis supaya mereka yang sudah belajar ke luar negeri tidak tercerai-berat saat kembali ke Indonesia. Sistem belajar akan dibarengi dengan program kolaborasi riset bersama perguruan tinggi terkait.
“Itu sebabnya beasiswa prioritas di BRIN tidak bisa memilih lokasi belajarnya. Pak Edy Giri dan tim yang menetapkan berbasis kesepakatan,” jelasnya.
Adapun, empat bidang fokus tersebut adalah pemanfaatan biodiversitas, teknologi laut dalam, antariksa dan penerbangan, dan teknologi nuklir untuk aplikasi medis dan industri.
Pada bidang pertama yaitu pemanfaatan biodiversitas, penerima beasiswa akan mempelajari bioteknologi tingkat lanjut. Sedangkan dalam bidang teknologi laut dalam, yang akan dipelajari adalah bagaimana cara mengeksplorasi laut dalam.
“Karena tidak ada yang mempunyai kapasitas untuk itu saat ini, jadi kami harus menciptakan itu segera sebelum kapal baru tiba,” imbuhnya.
Sementara itu, bidang antariksa dan penerbangan akan berfokus pada penginderaan jauh, dan teknologi nuklir akan dipelajari khusus untuk aplikasi medis dan industri.
“Harapan kami, lima sampai sepuluh tahun mendatang sudah bisa mandiri dari sisi pendidikan untuk empat bidang ini, sehingga aktivitas riset dan inovasi untuk bidang-bidang yang sebenarnya adalah core dari ekonomi Indonesia ini ke depannya bisa dipercepat,” terangnya.
Saat konferensi pers, Handoko dan Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek BRIN, Edy Giri memastikan bahwa program beasiswa akan segera diumumkan tahun ini.
“Sebenarnya kami sudah bisa mulai Agustus ini, tapi karena Edy Giri dan timnya harus memastikan lokasi tujuan studinya, jadi kami agak mundur. Mestinya bulan lalu sudah kita lansir bersama LPDP,” kata dia.
Akan disediakan kuota untuk 500 orang dalam lima tahun untuk empat bidang tersebut. Terkait perguruan tinggi tujuan, BRIN maupun LPDP belum bisa memastikan. Namun yang pasti, para penerima beasiswa akan belajar di perguruan tinggi luar negeri.
“Kami pastikan (perguruan tinggi luar negeri) harus mau, tidak hanya terima mahasiswa kita tapi juga berkolaborasi dengan grup riset yang ada di sini,” terangnya.
Pilihan Editor: 7 Kasus Viral Ospek PKKMB 2023, dari Maba Keracunan, Kritik Rektor, hingga Daftar Pinjol