TEMPO.CO, Jakarta - Persoalan polusi udara, terutama di Jakarta dan sekitarnya tengah menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah. Salah satu yang dikhawatirkan adalah dampak polusi yang bisa mempengaruhi kesehatan, terutama anak-anak.
Ketua DPR Puan Maharani pun mengimbau pihak sekolah, terutama di Jabodetabek dan sekitarnya untuk ikut berpartisipasi dalam mengantisipasi dampak polusi udara. Hal itu untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan bagi anak-anak.
"Pemerintah harus membuat terobosan sistem secara menyeluruh, tanpa mengesampingkan dampak lain dari suatu kebijakan. Termasuk bagaimana pihak sekolah ikut berpartisipasi melakukan berbagai antisipasi," kata Puan dalam keterangannya, Kamis, 24 Agustus 2023.
Menurut Puan, pihak sekolah dapat menyesuaikan sistem pembelajaran bagi siswa untuk mengantisipasi dampak polusi udara. Misalnya, menghindari kegiatan belajar mengajar di luar ruangan dan memastikan sanitasi dan sirkulasi udara di kelas-kelas dalam kondisi baik.
"Siapkan juga fasilitas maupun kebutuhan medis dasar bagi anak-anak di sekolah," kata Puan.
Selain itu, Puan menyebut sekolah dan fasilitas umum, seperti taman bermain luar ruangan perlu kembali menerapkan protokol kesehatan yang ketat demi melindungi anak dari partikel udara yang tercemar polusi. Anak-anak juga perlu memiliki lingkungan pembelajaran yang optimal dan sehat.
"Langkah-langkah seperti peningkatan fasilitas sekolah, edukasi tentang polusi udara, pembangunan ruang terbuka hijau, dan penegakan hukum yang ketat terhadap sumber polusi adalah langkah-langkah penting yang harus dipertimbangkan oleh Pemerintah," kata Puan.
Adapun mengenai penerapan Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ, Puan menilai perlu kajian lebih mendalam. Sebab, penerapan PJJ dapat mengisolasi anak-anak dari lingkungan sosial di sekolah yang sedianya diperlukan bagi proses tumbuh kembang.
"Interaksi langsung dengan teman sekelas dan guru memiliki nilai penting dalam membentuk keterampilan interpersonal dan perkembangan mental. Selain itu pembelajaran jarak jauh juga akan berpengaruh pada pemahaman mendalam tentang materi belajar," kata Puan.
Karena itu, Puan memandang kebijakan PJJ harus dipikirkan lebih jauh lagi. Mengingat tidak semua anak memiliki akses yang sama terhadap teknologi yang diperlukan dalam PJJ sehingga dapat mengakibatkan kesenjangan dalam kualitas pendidikan.
"Jadi memang harus dikaji secara komprehensif sebelum diputuskan, termasuk mengenai infrastruktur dan kebutuhan lainnya. Selain itu pembelajaran jarak jauh dapat memberikan beban tambahan bagi orang tua, terutama bagi orang tua yang harus bekerja," kata Puan.
Puan pun mendorong pemerintah untuk segera menentukan sikap terkait dampak kesehatan bagi anak di tengah polusi udara, mengingat terjadi kenaikan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di DKI Jakarta. "Pemerintah perlu mengambil langkah sigap dan tanggap dalam menyelamatkan generasi bangsa dari paparan polusi udara yang mengakibatkan mudahnya terserang penyakit," ujarnya.
Pilihan Editor: Polusi Udara Jakarta Bisa Jadi Silent Killer, Peneliti BRIN Sarankan Scrubber