TEMPO.CO, Jakarta - Uji emisi kendaraan merupakan salah satu upaya untuk memeriksa kelayakan kinerja mesin kendaraan, termasuk dengan efisiensi pembakaran yang diuji melalui alat khusus yang tersedia di bengkel, dealer, dan lainnya.
Dengan adanya pengecekan mesin sampai efisiensi ini, kita bisa mengetahui layak atau tidaknya kadar buangan mesin yang akan memengaruhi tingkat polusi udara, dikutip Dinas Perhubungan Purwakarta.
Namun, dilansir Mitsubishi Motors, tidak semua pemilik mobil tahu tentang kewajiban untuk mengecek emisi kendaraan secara rutin.
Hingga akhirnya Peraturan Menteri No. 05 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama untuk mobil mesin bensin produksi di atas 2007, ambang batas emisi gas buang di Indonesia berpatokan pada parameter karbon monoksida (CO) 1,5 persen Vol dan hidrokarbon (HC) 200 ppm Vol.
Ketika uji emisi, terdapat sejumlah parameter yang keluar seperti CO, HC, O2, Lambda, dan AFR (Air Fuel Ratio). Tapi yang menjadi fokus ialah CO dan HC. Utamanya karena CO dan HC adalah gas buang yang bersifat racun bagi manusia dan bisa menimbulkan beberapa penyakit. Selain itu, CO dan HC merupakan gas sisa yang langsung mencerminkan kinerja mesin.
Jika CO tinggi, ini dapat berarti pembakaran kurang sempurna akibat kurangnya udara dalam campuran dengan bahan bakar. Sementara gas HC menunjukkan bahan bakar yang tidak terbakar. Paling utama adalah Anda harus memastikan saluran masuk bahan bakar dan filter udara bersih, karena akan berpengaruh pada angka HC. Pastikan juga koil dan busi selalu dalam kondisi prima saat uji emisi, sehingga proses pembakaran tidak bermasalah.
Selajutnya ketika uji emisi, mesin mobil wajib bekerja dalam suhu optimal dengan cara memeriksa sistem pendingin dan pelumas mesin. Sebagai catatan, apabila mesin bermasalah dan pelumas ikut terbakar tentu akan meningkatkan angka CO. Ini termasuk juga membebani kerja mesin, sehingga emisi gas buangnya sulit dikendalikan.
Yang tidak kalah pentingnya lagi ialah biarkan mesin dalam kondisi standar alias tidak dimodifikasi dan gunakan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan agar pembakaran pada dalam ruang mesin dapat berlangsung lebih sempurna. Pembakaran yang sempurna bisa menekan angka CO karena minimnya endapan karbon pada ruang bakar dari sisa pembakaran bermasalah.
Sebenarnya uji emisi disarankan secara rutin untuk tetap melakukan pengecekan demi mengetahui kualitas dari mobil itu sendiri. Intinya dengan melakukan uji emisi, Anda dapat mengetahui kondisi atau masalah yang dialami oleh mesin.
DISHUB KABUPATEN PURWAKARTA | MITSUBISHI-MOTORS
Pilihan editor: Hari Pertama Tilang Uji Emisi 516 Pengendara Kena Teguran