TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki musim kemarau panjang, Indonesia akan menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla. Bencana ini merupakan kondisi dimana terbakarnya hutan atau lahan dalam jumlah luas, baik secara alami maupun perbuatan manusia. Akibatnya, akan mempengaruhi kehidupan dan ekonomi masyarakat sekaligus memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan.
Berikut hal hal yang harus diwaspadai dari karhutla, Disarikan dari berbagai sumber.
1. Polusi udara
Hal pertama yang harus diwaspadai dari pembakaran hutan adalah polusi udara. Dikutip dari mediacenter.palangkaraya.go.id, pembakaran lahan gambut bisa menyebabkan udara menjadi tidak sehat. Hal ini karena pembakaran gambut yang tidak sempurna dapat melepaskan zat-zat berbahaya seperti SO2, NO2, PM10, dan PM2.5 ke udara.
2. Terjadinya erosi
Hal lain yang harus diwaspadai dari karhutla adalah terjadinya erosi akibat musnahnya hutan. Dikutip dari pusatkrisis.kemkes.go.id Karhutla berpotensi menganggu ekologi hutan hingga mengakibatkan bencana alam seperti longsor, banjir, terutama di wilayah yang berbukit-bukit.
3. Sedimentasi sungai
Keberadaan hutan juga memicu sedimentasi sungai. Hal ini disebabkan debu dan sisa pembakaran yang terbawa erosi yang mengendap. Sehingga menyebabkan pendangkalan dasar sungai.
4. Pemanasan global
Kebakaran hutan melepaskan karbon dioksida dan emisi yang tinggi. Sebagai gambaran, kebakaran hutan menghasilkan 91 juta metrik ton karbon dioksida di California pada 2020. Angka itu 1,5 kali lebih banyak daripada emisi produksi listrik setempat per tahun.
Tersebarnya asap dari pembakaran lahan dan hutan ke udara juga akan berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim. Kebakaran hutan mengakibatkan hutan menjadi gundul sehingga tidak mampu lagi penyimpan karbon.
5. Mengganggu kesehatan pernapasan
Asap dari karhutla diyakini mengandung gas, uap dan partikel berbahaya. Gas sendiri terdiri dari sulfur dioksida, nitrogen dioksida, karbon dioksida dan ozon. Oleh sebab itu, terpapar Asap karhutla secara terus menerus dapat mengganggu kesehatan pernapasan, mulai dari batuk, infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA, hingga asma. Bahkan mampu menyebabkan hipoksia, jantung, TBC, kanker dan pneumonia.
6. Mengurangi oksigen tubuh
Selain mengganggu pernapasan, asap karhutla juga menyebabkan sakit kepala, mual dan muntah. Hal ini disebabkan keracunan karbon monoksida yang mengakibatkan mual dan muntah karena berkurangnya suplai oksigen di tubuh.
7. Kabut asap
Kabut asap merupakan akibat utama dari kebakaran hutan. Oleh karena itu, jika wilayah hutan yang terbakar luas, maka asap yang ditimbulkan banyak pula. Selain dapat membuat udara tercemar asap, kabut asap juga dapat menghalangi jarak pandang seseorang. Bahkan transportasi umum pun akan kesulitan saat beroperasi di jalan- jalan.
8. Kurangnya cadangan air
Fungsi hutan sebagai cadangan air tawar di dalam tanah akan hilang akibat karhutla. Pasalnya, pohon yang mati dan rusak akibat terbakar tidak mampu menjalankannya fungsinya sebagai penyimpan cadangan air. Akibatnya, cadangan air tawar yang ada di dalam tanah akan menipis dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, dilansir dari swb.co.id.
Pilihan Editor: 6 Wilayah Rawan Karhutla di Riau, Rohil hingga Dumai