TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi AI saat ini telah banyak diandalkan pada berbagai bidang. Guna mengikuti tren ini, laman Dictionary telah menambahkan istilah AI generatif, GPT, dan LLM ke dalam kamusnya.
Dikutip dari The Verge, definisi halusinasi dalam konteks AI generatif juga diperluas, yakni menghasilkan informasi palsu yang bertentangan dengan maksud pengguna dan menyajikan informasi seolah-olah informasi tersebut benar. Situs tersebut, yang juga menjalankan laman Thesaurus, mengumumkan 566 entri baru dan 348 definisi baru untuk musim gugur 2023.
Kata-kata baru atau definisi yang diperluas lainnya meliputi nepo baby (selebriti dengan orang tua terkenal), jawn (sesuatu atau seseorang yang tidak memerlukan kata spesifik), biohacking (eksperimen biologis strategis terutama pada diri sendiri), algo (algoritma komputer), dan polusi informasi (memasukkan kepalsuan, ketidakrelevanan, bias, dan sensasionalisme ke dalam sumber informasi sehingga mengakibatkan hilangnya fakta-fakta penting).
Kata-kata dari bahasa lain, seperti hanbok (pakaian tradisional Korea), jolabokaflod (salah satu tradisi Islandia, yakni pemberian buku sebagai hadiah Natal), dan kakeibo (istilah Jepang untuk sistem menjaga anggaran rumah tangga) juga ditambahkan.
Perusahaan di balik Dictionary tidak hanya menambahkan AI generatif ke daftar kata-katanya. Mereka juga menjalankan alat menulis bertenaga AI yang disebut Grammar Coach.
Dictionary kerap memperbarui daftar kata ketika kata, frasa, dan makna tertentu memasuki leksikon populer atau berubah. Kata-kata yang mereka pilih untuk ditambahkan sering kali menyajikan gambaran budaya pop pada periode tersebut. Tahun lalu, laman tersebut menambahkan shadow ban, review bombing, dan pickleball.
Istilah-istilah teknologi populer sering kali dimasukkan ke dalam kamus. Metaverse, misalnya, hampir memenangkan “Word of the Year” dari Oxford English Dictionary pada 2022 namun mesti kalah dari kata “mode goblin”.
Pilihan editor: