TEMPO.CO, Jakarta - Misi AI pertama Inggris ke Indonesia digelar pada 25-27 September 2023. Kuasa Usaha Sementara Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Matt Downing, mengatakan misi itu bertujuan untuk memberikan ruang aman bagi perusahaan AI Inggris untuk memperoleh pemahaman mengenai perkembangan kebijakan terkini di bidang AI; menghubungkan para ahli dari pemerintah, industri dan akademisi; dan berbagi pengetahuan dan praktik terbaik di lintas komunitas teknologi, untuk membantu mewujudkan ambisi bersama Inggris dan Indonesia dalam membangun ekosistem digital yang inklusif.
Dalam kunjungannya ke Jakarta, delegasi akan bertemu dengan sejumlah pemangku kepentingan di Indonesia, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), GoTo, dan Indonesia AI Society. “Misi ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Komite Ekonomi dan Perdagangan Bersama (JETCO) Inggris-Indonesia yang kedua pada bulan Juli tahun ini, di mana kedua negara sepakat untuk memperdalam kolaborasi dalam ekonomi digital,” ujarnya saat membuka acara yang dihadiri delegasi Misi AI tersebut di Jakarta, Senin, 25 September 2023.
Downing mengatakan kecerdasan buatan dengan cepat mengambil alih semua sektor utama industri. Kawasan Asia Pasifik semakin menjadi pasar yang menguntungkan bagi AI. Negara-negara di kawasan ini merangkul dan berinvestasi pada AI termasuk Indonesia.
“Dengan populasi generasi muda yang paham teknologi, banyak masyarakat Indonesia yang mulai mengadopsi dan memanfaatkan peluang AI yang cepat, karena AI memberikan peluang besar untuk mengembangkan perekonomian dan memberikan layanan publik yang lebih baik,” ujar Downing.
Dia mengatakan, seperti teknologi baru lainnya yang memasuki masyarakat, selain berpotensi memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, teknologi AI juga berisiko jika berkembang terlalu cepat tanpa adanya batasan yang tepat. “Dengan potensi yang besar untuk mengubah masa depan kita, kita berhutang budi kepada anak cucu kita untuk tidak hanya memimpin AI namun juga keselamatan AI,” ujarnya.
Menanggapi pesatnya perkembangan AI dalam kehidupan kita sehari-hari dan untuk memastikan keselamatan bagi masyarakat kita, Inggris akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan AI pertama pada tanggal 1-2 November tahun ini.
KTT ini, kata Downing, merupakan peluang besar bagi Inggris dan mitra-mitranya untuk mempelopori pembicaraan dan negosiasi, mengumpulkan negara-negara dan pakar AI terkemuka, untuk memastikan bahwa berbagai pihak memiliki platform bagi negara-negara untuk bekerja sama, mengembangkan lebih lanjut pendekatan bersama, dan juga menyepakati langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk memitigasi risiko AI.
“Kami berharap dapat menyambut rekan-rekan kami dari Indonesia di UK AI Safety Summit dalam beberapa minggu ke depan di London,” ujarnya. KTT Keamanan AI pertama di Inggris digelar pada 1-2 November 2023 di London.
“Kunjungan delegasi AI kami dari Inggris menunjukkan komitmen kami untuk bermitra dengan Indonesia, untuk mewujudkan potensi digital di kedua negara, dan bekerja sama untuk memastikan pengembangan AI yang aman dan bertanggung jawab di panggung global,” ujarnya.
Delapan organisasi yang mengambil bagian dalam misi ini mewakili berbagai keahlian termasuk pendidikan dan pelatihan, teknologi kesehatan, dan pertahanan. “Dengan membina kemitraan dengan rekan-rekan mereka di Indonesia, baik dalam kapasitas penelitian maupun komersialisasi teknologi, delegasi ini ingin mengidentifikasi bidang-bidang di mana mereka dapat bekerja sama dalam memanfaatkan kekuatan AI demi kebaikan masyarakat,” tambahnya.
Dr Anto Satriyo Nugroho, Kepala Pusat Penelitian AI Badan Riset dan Inovasi Nasional, dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa Pusat Penelitian AI berada di Bandung dan memiliki peneliti sekitar 113 orang yang berfokus di riset.
Saat ini Pusat Penelitian AI belum memiliki kerja sama dengan Inggris, tetapi sudah ada kolaborasi dengan pihak luar, meski belum berbentuk MoU. “Kami berharap dengan Inggris ada penelitian yang bisa dilakukan bersama, topiknya tentu harus didiskusikan dahulu, menyamakan persepsi mungkin perlu waktu,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa di antara penelitian yang ingin dilakukan adalah terkait machine lerning.
Delapan organisasi AI Inggris yang mengambil bagian dalam misi ini meliputi:
- The Alan Turing Institute - Institut nasional untuk ilmu data dan AI
- Pelatihan Digital Duco - kursus AI & Pembelajaran Mesin, Analisis Bisnis, dan Perlindungan Data
- Envisionit Deep AI Limited - Berbagai model AI untuk anak-anak dan orang dewasa
- Fujitsu Services Limited - Produknya mencakup Adversarial AI, Neurosymbolic AI, dan Hivemind
- SeerBI - Layanan Intelijen Bisnis, Pembelajaran Mesin, AI & Pengembangan Big Data
- SmartVision - Mencatat jalan raya secara real-time, menganalisis kondisi jalan dan menyajikan informasi dalam format geospasial yang mudah digunakan
- Disintesis - Mengganti data produksi sensitif dari lingkungan non-produksi
- Wootzano Ltd - Perusahaan robotika tercanggih di Inggris
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.