Bolden, yang telah empat kali terbang ke antariksa dan sempat menjabat sebagai asisten deputi administrator NASA, akan menjadi warga kulit hitam pertama yang menduduki jabatan paling bergengsi itu.
Bolden juga menjadi astronot kedua yang memimpin NASA dalam 50 tahun sejarah NASA. Wakil Administrator NASA sekarang, Richard Truly, adalah astronot pertama. Pada 2002, mantan Presiden George W. Bush sebenarnya telah memilih Bolden sebagai deputi administrator di badan itu, tapi Pentagon menolaknya karena ingin mempertahankan perwira tinggi marinir yang berpengalaman sebagai pilot yang terlibat lebih dari 100 misi di Vietnam.
"Charlie mengenal NASA dan orang-orang di sana juga mengenalnya, sehingga ada level kenyamanan untuk mengatasi gejolak yang saat ini terjadi di sana," kata pensiunan astronot Steve Hawley, yang pernah terbang dua kali bersama Bolden.
Pria 62 tahun itu tampaknya sengaja dipilih untuk membawa lebih banyak keseimbangan di tubuh NASA, meningkatkan pengeluaran dalam misi aeronautika maupun lingkungan serta bekerja sama dengan lebih banyak negara di antariksa. "Terpilihnya Bolden juga diharapkan dapat menekankan peran NASA dalam bidang pendidikan, seperti yang sering dibicarakan ketika menyinggung masalah antariksa," kata George Abbey, mantan direktur Johnson Space.
"Dia adalah pemimpin yang sebenarnya," kata Abbey, teman karib Bolden. "NASA telah lama mencari seorang pemimpin seperti dia, yang dapat mereka andalkan dan tepercaya."
TJANDRA DEWI | AP
Caption : Mantan astronot Charles Bolden terpilih sebagai pemimpin baru NASA (AP)