Secara teknologi, tak banyak fitur terobosan yang ditanamkan ke dalam kamera yang termasuk kelas entry-level alias pemula itu. Namun, itu sudah cukup menempatkan EOS 500D sebagai kamera yang tak biasa.
Dua tawaran menarik dari EOS 500D adalah kemampuan ISO sampai 12.800 yang sangat sensitif pada cahaya dan perekaman video definisi penuh. Pemroses gambar pada kamera ini sudah mengandalkan teknologi Digic 4, yang terbaru.
Dengan teknologi itu, kamera ini bisa mengurangi Noise, teknologi pendeteksi wajah. Pendeteksi wajah juga sudah ditambahi fitur Auto Lighting Optimizer untuk meningkatkan pencahayaan di area gelap pada sebuah gambar.
EOS 500D masih mempertahankan fitur unggulan dari seri sebelumnya, seperti autofocus 9 poin, spot metering, dan 14-bit A/D converter dengan berbagai peningkatan. Kamera ini memakai layar LCD berukuran 3 inci yang diberi lapisan pencegah pantulan cahaya silau dan melindungi LCD dari goresan.
Kamera ini memakai sensor CMOS APS-C dengan resolusi 15 megapiksel untuk menghasilkan gambar yang tajam dan detail. Untuk kelas entry-level, resolusi sebesar itu adalah yang pertama. "Sehingga pembesaran dan cropping bisa dilakukan secara maksimal," kata Sintra Wong, Asisten Marketing Manager PT Datascrip.
Baca Juga:
Nah, fitur unggulan yang lain daripada yang lain adalah kemampuan merekam video definisi tinggi hingga definisi tinggi penuh. Mulai 640 x 480 pada kecepatan 30 frame per detik (fps), 1.920 x 1.080 pada 20 fps, atau 1.280 x 720 pada 30 fps.
Pendukungnya adalah terminal audio/video out dan output HDMI. Alhasil, kamera ini bisa langsung dihubungkan ke televisi definisi tinggi.
Pengadopsi teknologi ini tak banyak. Salah satunya adalah Sanyo, kamera video yang memiliki teknologi kamera dan video sama baiknya. Fitur kamera masih bisa digunakan saat kamera video sedang aktif.
"Para penggunanya bisa menggunakan kamera tersebut untuk memotret layaknya fotografer profesional," ujar Merry Harun, Direktur Divisi Canon, PT Datascrip, di peluncuran yang berlangsung pada akhir pekan lalu.
Pakem SLR pun "agak dilanggar" pada kamera yang dibanderol Rp 9,9 juta lebih itu. Bila biasanya pembidik obyek foto ada pada viewfinder saja, pada kamera baru ini pengguna bisa melakukannya juga melalui layar LCD 3 incinya lewat fitur Live View.
Pengguna bisa memperbesar tampilan Live View sampai 10 kali. Dengan fitur ini, bukan cuma layar LCD, pengguna pun bisa memotret lewat layar komputer.
Entah disengaja atau tidak, bukan cuma Canon yang meluncurkan kamera SLR digital entry-level. Dalam waktu berdekatan, pesaingnya, yaitu Sony dan Nikon, juga meluncurkan jagoannya masing-masing.
Pada 18 Mei lalu Sony meluncurkan A230 dan A330 dengan harga masing-masing US$ 550 dan US$ 650. Keduanya sama-sama mengusung resolusi 10,1 megapiksel. Di tingkat yang lebih tinggi, ada A380 seharga US$ 850 dan beresolusi 14,2 megapiksel.
Adapun Nikon D5000 dengan sensor CMOS dan beresolusi 12,3 megapiksel. Kamera ini memiliki layar LCD yang bisa diputar dan dilipat, serta fitur autofocus yang ditingkatkan. Kamera seharga US$ 1.000 ini pun bisa melakukan upload nirkabel secara langsung bila penggunanya memakai kartu Eye-Fi.
DEDDY SINAGA
BOOKMARK
Kamera single-lens reflex (SLR): adalah kamera yang memakai sistem cermin bergerak otomatis sehingga apa yang terlihat di lensa bidik merupakan hasil jepretan sesungguhnya.