TEMPO Interaktif, Jakarta: Lagu rancak I Gotta Feeling dari kelompok musik Black Eyed Peas mungkin bisa membuat Anda bergoyang. Tapi coba cermati sejenak klip video lagu yang pernah bercokol di puncak tangga musik dunia, seperti Top 100 iTunes dan Billboard Hot 100, itu.
Dalam sebuah adegan, sebuah ponsel dipertontonkan. Itulah prototipe Nokia N97, yang saat lagu itu diperdengarkan ke publik mulai Mei 2009 belum diluncurkan di pasar.
Nokia N97 adalah ponsel berlayar sentuh kedua dari pabrikan Finlandia itu. Sebelumnya, Nokia sudah memiliki 5800 XpressMusic, yang berbilang sukses penjualannya.
Pada kuartal pertama tahun ini saja, Nokia menyebutkan penjualan 2,6 juta unit. Total sejak 5800 diluncurkan pada akhir November 2008, telah terjual 3 juta unit lebih.
Kehadiran Nokia N97 sebelumnya telah diwarnai rumor dan perbincangan di berbagai media massa. Dua tahun yang lalu, foto dan spesifikasinya sudah beredar.
Saat itu disebutkan Nokia akan meluncurkan ponsel penerus seri N dengan wajah sebagai berikut: berlayar 3 inci, kamera 5 megapiksel dengan pembesaran digital sampai 20 kali, plus memori internal 20 gigabita dan slot kartu memori MicroSD.
Rumor itu memang tak terlalu jauh dari kenyataannya, saat N97 benar-benar diluncurkan ke pasar Amerika Serikat pada 9 Juni lalu dan di Indonesia pada pekan lalu.
Yang tak diduga pada dua tahun yang lalu adalah bahwa N97 akhirnya diciptakan sebagai ponsel berlayar sentuh. Ia juga ponsel pertama di keluarga seri N yang memakai faktor bentuk tilt sliding.
Sejumlah kalangan menduga Nokia 5800 XpressMusic sebetulnya ibarat makanan pembuka dalam sebuah hidangan. Melalui ponsel ini, Nokia ingin melihat respons pasar.
Hidangan utamanya adalah si N97 itu. Bila 5800 XpressMusic terbukti diterima dengan baik oleh pasar, bukan tak mungkin--bila tak mau mengatakan pasti--N97 akan mendapat sambutan yang sama.
Masalahnya, di pasar ponsel pintar, Nokia harus berhadapan dengan pemain-pemain besar yang tak kalah agresif. Tahun ini para pesaing malah sudah melangkah lebih jauh.
Apple, misalnya, sudah meluncurkan iPhone 3GS, generasi baru dengan mesin 600 MHz dan RAM 256 Megabita. Operasinya jauh lebih cepat ketimbang pendahulunya. Belum lagi layar berteknologi multisentuh.
Research in Motion menantang dengan BlackBerry Storm. Ini adalah ponsel berlayar sentuh dengan teknologi surepress yang unik itu.
HTC, pemain dari Taiwan, tak kalah agresif dengan meluncurkan ponsel berbasis Android jilid kedua, yaitu Magic, yang menawarkan pengalaman baru berponsel.
HTC juga sudah meluncurkan dua keluarga baru seri Touch pada paruh pertama tahun ini, yaitu Diamond 2 dan Touch Pro 2. Keduanya dipersenjatai teknologi antarmuka layar sentuh bernama TouchFlo 3D.
Belum lagi pemain lama Palm, yang menggeliat kembali dengan seri Palm Pre, yang ramai dibicarakan. Ini adalah ponsel berlayar multisentuh seperti iPhone dengan sistem operasi Linux.
Itu semua berarti Nokia harus lebih waspada. Survei Gartner pada 2008 membuktikan bahwa pangsa pasar Nokia di pasar ponsel pintar terus tergerus.
Nokia memang telah menjual 60,9 juta ponsel pintar, dan pangsa pasarnya 43,7 persen. Tapi pada periode yang sama setahun sebelumnya, pangsa pasar Nokia adalah 49,4 persen. Pertanyaannya sekarang adalah, sebagai salah satu tumpuan, mampukah N97 memulihkan posisi Nokia?
DEDDY SINAGA