Tren ini juga yang terjadi di seluruh Asia, di mana pasar televisi LCD sudah mencapai 30 persen, dan akan terus meningkat. Tak terkecuali di Indonesia. Meski sebagian besar konsumen masih gemar memakai televisi tabung, tren pengguna televisi LCD atau plasma juga makin meroket.
"Diperkirakan, pengguna di Indonesia nantinya juga akan mengganti televisi CRT-nya dengan LCD," kata Kazuo Sawachi, General Manager Marketing, Division Head, PT Sony Indonesia, di Jakarta beberapa waktu yang lalu. Apa yang dikatakan Sawachi cukup beralasan. Sejumlah vendor kini telah menyetop produksi televisi tabungnya dan mengganti semua produknya dengan model LCD.
Hal itu pula yang jadi alasan Sony semakin gencar melempar televisi LCD ke pasaran. Akhir bulan lalu, vendor Jepang ini kembali memperkenalkan jajaran televisi LCD Bravia untuk pasar Indonesia, yakni Bravia seri W550, V550, S550, Z550A dan X450A, serta seri yang diproduksi eksklusif, ZX1.
Dari enam model anyar itu, ketiga seri, yakni W550, V550, dan S550, telah dilengkapi prosesor Bravia Engine 3 dan Live Colour untuk kualitas gambar lebih memukau. Ketiganya juga menawarkan penghematan listrik melalui berbagai fungsi ramah lingkungan yang tersedia. "Sony tak hanya mencari cara meningkatkan performa tampilan, tapi juga memperlihatkan komitmen menyelamatkan lingkungan," ujar Sawachi.
Bravia Engine 3 akan mengoptimalkan tingkat kontras di setiap adegan melalui analisis real time dan tampilan gambar dengan kedalaman luar biasa. Adapun teknologi Live Colour memungkinkan penonton menikmati program televisi dengan warna yang lebih berani.
Ketiganya juga dilengkapi Ambient Light Sensor, yang secara otomatis mengatur tingkat kecerahan gambar berdasarkan lampu yang sesuai suasana ruang. Fungsi sensor cerdas ini sama halnya saat memakai televisi sebagai layar personal computer (PC). Televisi otomatis akan berubah ke mode standby ketika tak menangkap sinyal dari PC selama 30 detik.
Selain teknologi Sony Bravia Engine 3 dan Live Colour, pada seri W550 juga ditanam teknologi premium Motionflow 100HZ. Teknologi ini akan membuat gambar bergerak dan ditampilkan dengan presisi tinggi serta mulus. Dengan jumlah 100 frame per detik, gambar akan terlihat tajam dan stabil.
Seri W550 yang tersedia dalam varian 32, 40, dan 46 inci ini juga dilengkapi resolusi definisi tinggi penuh (full HD) 1.920 x 1.080. Ini adalah resolusi terbaik dalam definisi tinggi, yang mampu menghasilkan piksel dua kali lipat dibanding layar televisi WXGA.
Resolusi ini yang disediakan di seri V550, selain fitur Bravia Engine 3 dan teknologi Live Colour. Seri ini juga memiliki fitur Intelligent Picture dan teknologi MPEG noise reduction, seperti pada W550, agar penonton terbebas dari gangguan suara. Untuk konektivitas, V550 dilengkapi 4 port HDMI dan sebuah outlet USB 2.0. Seri ini hadir dengan varian lebih banyak: 32, 40, 46, dan 52 inci.
Sedangkan untuk S550, kemampuan resolusi full HD 1.920 x 1.080 hanya ditanam pada model 40 inci. Tiga varian lain, 26, 32, dan 37 inci, hanya menyediakan resolusi HD 1.366 x 768. Tak seperti dua seri sebelumnya, yang tersedia di tiap varian, pada seri ini fitur 24P True Cinema juga hanya ada di model 40 inci. Teknologi ini memungkinkan pengenalan otomatis pada film dengan format 24 frame per detik.
Sony juga menggadang seri Z550A, yang diklaim sebagai televisi LCD pertama yang memakai teknologi Motionflow 200HZ. "Dengan teknologi ini, kita bisa menyaksikan tayangan olahraga dengan halus dan tanpa blur," kata Budi Irawan, asisten manajer departemen pemasaran produk Sony Indonesia. Jajaran Bravia yang siap menggeser televisi tabung ini telah tersedia dengan harga mulai Rp 8,9 juta hingga lebih dari Rp 16 juta. l DIMAS