TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Siau Tagulandang Biaro alias Sitaro di Sulawesi Utara menetapkan status tanggap darurat sebagai antisipasi dampak erupsi Gunung Ruang. Status itu berlaku selama 14 hari, terhitung sejak Selasa kemarin, 16 April 2024 hingga 29 April mendatang.
Gunung setinggi 725 meter dari permukaan laut itu sempat meletus lagi pada Rabu dinihari, 17 April 2024. Guncangan vulkanik membuat jaringan komunikasi di beberapa wilayah terputus, salah satunya Kampung Laingpatehi. Status gunung api tersebut sudah ditingkatkan menjadi level III atau Siaga karena peningkatan aktivitas vulkaniknya selama beberapa hari terakhir.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan erupsi Gunung Ruang membuat 272 Kepala Keluarga atau 828 jiwa harus mengungsi. “Lokasi yang terdampak adalah Desa Pumpente dan Desa Patologi di Kecamatan Tagulandang," kata Muhari melalui keterangan tertulis, Rabu siang.
Masyarakat dari kedua desa itu dievakuasi dengan 2 unit kapal ferry, ditambah dengan perahu penyeberangan milik warga. Mayoritas pengungsi menyebar ke rumah-rumah yang berada di daratan Pulau Tagulandang, sisanya ke beberapa gedung umum dan rumah ibadah yang berada di Kecamatan Tagulandang.
"Alternatif terkait perluasan dampak erupsi, maka akan difungsikan rumah-rumah ibadah di wilayah Tagulandang Selatan dan Tagulandang Utara,” ucap Muhari.
Sejauh ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sitaro dan BPBD Sulawesi Utara sudah menyalurkan 123 lembar tikar, 120 selimut, dan 400 lembar masker untuk pengungsi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari pusat kawah Gunung Ruang.
Pilihan Editor: Gunung Ruang Meletus Tiga Kali, Warga Diungsikan dengan Kapal dan Perahu