Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rahasia Dinosaurus Berbadan Besar

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Rahasia mengapa dinosaurus bisa memiliki ukuran tubuh yang luar biasa besarnya mungkin karena reptil itu lebih banyak menggunakan energinya untuk tumbuh ketimbang mempertahankan suhu tubuhnya tetap hangat bila dibandingkan dengan beberapa binatang lain.

Sebuah pemodelan baru yang dirancang oleh beberapa ilmuwan Amerika dianggap dapat membantu menjelaskan bagaimana beberapa dinosaurus, seperti Sauropoda leher panjang, dapat mencapai massa hingga sekitar 60 ton atau delapan kali lipat dari massa seekor gajah Afrika, binatang darat terbesar yang hidup saat ini. Ada dua faktor yang menentukan ukuran vertebrata, kata Brian K. McNab, paleontolog dari University of Florida, yaitu jumlah makanan yang tersedia dan bagaimana makhluk itu menggunakan energinya. "Misalnya, gajah bisa amat besar karena mereka makan rumput, sumber pakan yang relatif berlimpah daripada nektar yang dikonsumsi lebah dan burung kolibri."

Pengeluaran energi tergantung pada beberapa faktor, satu di antaranya bagaimana suatu organisme mengendalikan temperatur tubuhnya. Mamalia dan burung, yang berdarah panas, harus mengeluarkan energi untuk menjaga temperatur internal tubuhnya tetap konstan sehingga mereka memiliki tingkat metabolik yang tinggi. Sebaliknya, makhluk berdarah dingin semacam reptil mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk menghangatkan tubuh dan temperatur internalnya berfluktuasi tergantung kondisi sekelilingnya.

Binatang berdarah panas harus makan lebih banyak daripada binatang berdarah dingin untuk menghasilkan panas tubuhnya sendiri.

Sebenarnya para pakar paleontologi belum sepaham apakah dinosaurus berdarah panas atau berdarah dingin. Namun, McNab mencoba menjawab pertanyaan ini dengan melihat sumber pakan apa yang tersedia bagi dinosaurus, dan memasukkan faktor tersebut ke pemodelannya, yang menggambarkan bagaimana ukuran binatang bertulang belakang itu, pengeluaran energi maupun sumber makanannya saling berkaitan.

Jika sumber makanan dinosaurus berlimpah pada masa Mesozoic--masa ketika dinosaurus hidup--daripada sekarang ini, ada kemungkinan dinosaurus berdarah panas, meski mereka harus makan banyak sekali untuk memelihara panas tubuhnya. Ini dilakukan oleh paus biru, organisme terbesar yang pernah hidup di bumi. Mamalia berdarah panas itu mengonsumsi berbagai tumbuhan dan binatang laut untuk memberi tenaga tubuhnya yang mencapai 160 ton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski begitu, McNab menyimpulkan kasus dinosaurus berbeda dengan paus biru di masa sekarang. "Saya kira mustahil bagi dinosaurus memiliki tingkat metabolik yang amat tinggi seperti mamalia dan burung karena sumber makanannya tidak tersedia," ujarnya.

Rumput, yang menjadi sumber pakan utama bagi herbivora, tidak ditemukan pada masa Mesozoikum. "Bagaimana dinosaurus bisa lebih besar daripada mamalia bila sumber makanannya setara atau jauh lebih rendah daripada yang tersedia di masa sekarang? Argumen saya adalah hal itu terjadi karena mereka menggunakan sebagian besar energi yang mereka konsumsi dan memakainya untuk tumbuh besar, bukan memelihara suhu tubuh," ujarnya.

"Untuk menerapkan pola konsumsi energi itu, tidak berarti dinosaurus harus berdarah dingin," kata McNab. Dia beranggapan dinosaurus adalah "homeothermic" atau berada di antara binatang berdarah dingin dan panas. Mereka tidak mempunyai tingkat metabolik tinggi, tetapi temperatur internalnya tidak berfluktuasi seperti binatang berdarah dingin. Tubuh besarnya ternyata juga membantu menjaga panas tubuh mereka tetap konstan. "Ketika Anda sebesar itu, Anda tidak bisa mendingin dengan cepat seperti seekor kadal kecil," kata McNab.

TJANDRA |LIVESCIENCE
 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

24 November 2023

Dinosaurus pemakan daging terkecil
Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.


Rumah Lelang Christie Hong Kong Batal Jual T. Rex Shen, Kenapa?

27 November 2022

Kerangka fosil  T. rex  di Hong Kong.  Foto: Christie's Images Ltd.
Rumah Lelang Christie Hong Kong Batal Jual T. Rex Shen, Kenapa?

Kerangka T. rex yang batal dilelang untuk rencana penjualan pertama di Asia itu awalnya ditarget mendulang penjualan Rp 392 miliar.


Dinosaurus Gargoyle Ditemukan di Argentina , Masih Kerabat Tyrannosaurus

10 Juli 2022

Ilustrasi berdasarkan rekonstruksi fosil tengkorak dinosaurus Meraxes yang ditemukan di Argentina. Bentuknya mengingatkan pada makhluk mitos di Eropa yakni gargoyle. (via REUTERS/JORGE A. GONZALEZ)
Dinosaurus Gargoyle Ditemukan di Argentina , Masih Kerabat Tyrannosaurus

Dinosaurus ini menunjukkan ada pengurangan jumlah jari dari Abelisaurus memiliki empat jari, sementara tyrannosaurus dua.


2 Pandangan Ilmiah yang Dianggap Terkemuka tentang Kepunahan Dinosaurus

26 Februari 2022

Ilustrasi Dinosaurus Frankenstein. Kredit: CNN
2 Pandangan Ilmiah yang Dianggap Terkemuka tentang Kepunahan Dinosaurus

Dinosaurus diperkirakan telah hidup di Bumi selama 160 juta tahun. Hewan purbakala itu dinyatakan punah sejak 66 juta tahun silam


Fosil Naga Laut Raksasa 180 Juta Tahun Lalu Ditemukan di Inggris

12 Januari 2022

Fosil naga laut raksasa berusia 180 juta tahun ditemukan di Inggris. (Anglian Water)
Fosil Naga Laut Raksasa 180 Juta Tahun Lalu Ditemukan di Inggris

Behemoth adalah fosil terbesar dan terlengkap dari jenisnya yang pernah ditemukan di Inggris.


Kronologi Temuan Fosil Kaki Gajah di Pulau Sirtwo Waduk Saguling

14 Oktober 2021

Fosil kaki gajah temuan di Pulau Sirtwo Waduk Saguling. (Dok.Tim Paleontologi)
Kronologi Temuan Fosil Kaki Gajah di Pulau Sirtwo Waduk Saguling

Saat berjalan di daratan yang menyembul di tengah danau hingga terbentuk seperti pulau kecil itu, pecahan-pecahan fosil mudah mereka lihat.


Tim Paleontolog Teliti Fosil Kaki Gajah di Waduk Saguling

14 Oktober 2021

Fosil kaki gajah temuan di Pulau Sirtwo Waduk Saguling. (Dok.Tim Paleontologi)
Tim Paleontolog Teliti Fosil Kaki Gajah di Waduk Saguling

Keberadaan fosil seperti pecahan tengkorak hewan dan rangka kaki gajah masih menempel di batuan.


Gojira, Nama Fosil yang Ditemukan di Luksemburg Berasal dari Band Metal Prancis

20 September 2021

Band Gojira. Instagram/Gojiraofficial
Gojira, Nama Fosil yang Ditemukan di Luksemburg Berasal dari Band Metal Prancis

Nama grup band metal Gojiro, diabadikan sebagai sebutan fosil yang ditemukan di Prancis, Luksemburg, dan Austria.


Studi: Perubahan Iklim Membunuh Dinosaurus Sebelum Asteroid Menghantam

16 Agustus 2021

dinosaurus paruh bebek Ajnabi odysseus. sci-news.com/Raul Martin
Studi: Perubahan Iklim Membunuh Dinosaurus Sebelum Asteroid Menghantam

Sekitar 66 juta tahun lalu, asteroid selebar 12 kilometer menabrak semenanjung Yucatan, memulai musim dingin yang menyebabkan kepunahan dinosaurus.


Keindahan Fosil Kumbang Berusia 49 Juta Tahun

15 Agustus 2021

Fosil Pulchritudo attenboroughi (kiri). Hasil rekonstuksi digital (kanan). Kredit: Denver Museum of Nature and Science
Keindahan Fosil Kumbang Berusia 49 Juta Tahun

Desain indah pada elytra kumbang kuno itu mendorong para peneliti untuk menamakannya Pulchritudo attenboroughi.