“Saya tidak pernah berpikir akan sempat menemukan pil anti penuaan, tapi rapamycin menunjukkan potensi yang amat besar untuk itu,” kata Arlan Richardson dari Barshop Institute yang memimpin koleganya menuliskan laporan hasil studi mereka dalam dalam jurnal Nature.
Richardson dan kawan-kawannya dari pusat-pusat ilmu kesehatan di Texas, Michigan, dan Maine itu memberikan rapamycin kepada tikus yang ketuaannya setara manusia 60 tahun. Tikus itu sebelumnya sengaja dibiakkan dengan diversitas dan kerentanan genetik terhadap penyakit yang semirip mungkin dengan manusia.
Di luar perkiraan, jenis obat yang selama ini sudah digunakan pada pasien pencangkokan organ untuk mencegah terjadinya penolakan oleh tubuh, termasuk pada cincin (stent) pembuluh darah arteri, sukses memperpanjang usia harapan hidup si tikus antara 28 dan 38 persen. “Kami percaya ini adalah bukti meyakinkan pertama kalau proses penuaan bisa diperlambat dan usia hidup bisa diperpanjang dengan obat,” kata Profesor Randy Strong dari University of Texas Health Science Center.
(BBC)