TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Terkini, Kamis pagi ini, 16 Mei 2024, dipuncaki artikel dari perusakan lingkungan oleh aktivitas tambang emas di Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur. Peledakan yang dilakukan di tambang itu menimbulkan getaran hingga lokasi wisata Pulau Merah dan disangka gempa sampai membuat panik pada Rabu siang, 15 Mei 2024.
Berita terpopuler berikutnya adalah rangkuman berita terpopuler Rabu. Isinya antara lain bencana banjir bandang dan banjir lahar yang melumat Taman Wisata Alam Mega Mendung di Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, yang ternyata sudah jauh-jauh hari diperingatkan kelompok Walhi. Ada juga artikel berisi kajian tim peneliti dari Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengenai pengembangan Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Berita terpopuler ketiga masih dari bencana banjir lahar Gunung Marapi dan banjir bandang di Sumatera Barat. Berikut Top 3 Tekno Berita Terkini, Kamis pagi ini, 16 Mei 2024, selengkapnya,
1. Dikira Gempa, Peledakan di Tambang Emas Tumpang Pitu Bikin Panik Wisatawan Pulau Merah Banyuwangi
Aktivitas blasting atau peledakan di lokasi tambang emas Tumpang Pitu, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, dikabarkan menimbulkan getaran hingga lokasi wisata Pulau Merah, Rabu siang, 15 Mei 2024. Peristiwa itu menimbulkan kepanikan puluhan wisatawan yang sedang berada di lokasi wisata di kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu.
Kepulan asap dan debu tampak dari lokasi pantai Pulau Merah Banyuwangi, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu siang, 15 Mei 2024. Foto: Istimewa
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo dari warga yang beraktivitas di Pulau Merah, aktivitas peledakan di areal tambang emas itu terjadi pada Rabu siang. Warga setempat menganggap peledakan yang dilakukan PT BSI sudah di luar kewajaran.
"Peledakan yang dilakukan PT BSI sudah di luar kewajaran karena mengganggu kehidupan laut serta nelayan dan juga kegiatan wisata Pulau Merah," ujar Lasmo, warga Desa Sumberagung, kepada Tempo, Rabu siang ini, 15 Mei 2024.
2. Top 3 Tekno: Risiko Bencana di Lembah Anai, Studi HAM Soal IKN, dan Korban Banjir Sumbar
Top 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu, 15 Mei 2024, diawali dengan artikel mengenai banjir bandang yang merusak Taman Wisata Alam Mega Mendung di Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Barat sempat mengingatkan regulator setempat, termasuk Dewan Sumber Daya Air Sumatera Barat, setempat mengenai risiko kerusakan di pinggir Daerah Aliran Sungai (DAS) Lembah Anai.
Kondisi jalan nasional di Air Terjun Lembah Anai yang terban akibat diterjang banjir lahar dingin di Kabupaten Tanah Datar, Minggu, 12 Mei 2024. (Antara/Fandi Yogari).
Artikel kedua membahas kajian tim peneliti dari Pusat Studi Hak Asasi Manusia (HAM) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengenai pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN). Penelitian mengungkap lemahnya norma partisipasi publik yang seharusnya dilibatkan dalam rencana pembangunan ibu kota negara pengganti Jakarta tersebut.
Berita selanjutnya mengenai banjir lahar dingin dan longsor di Sumatera Barat yang menelan korban jiwa hingga 50 orang. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengatakan pencarian dipercepat dalam kurun waktu darurat atau golden time selama enam hari. Namun, dia berjanji korban dicari hingga ketemu sesuai permintaan ahli waris dan keluarga.
3. Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?
Banjir bandang disertai longsor terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera Barat pada Sabtu, 12 mei 2024. Hingga kini Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat korban meninggal mencapai 50 orang.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan, dan longsor di Sumatera Barat.
Peta jalur lahar Gunung Marapi dan sebaran wilayah terdampak banjir lahar pada Sabtu malam, 12 Mei 2024. BADAN GEOLOGI - PVMBG
Menurut Dwikorita, berdasarkan analisa BMKG per tanggal 6 Mei 2024, telah terdeteksi adanya pola sirkulasi siklonik di sebelah barat Aceh yang berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan secara intensif.