TEMPO.CO, Jakarta - Enterprise Group Manager Kaspersky untuk Indonesia, Dony Koesmandarin, mengatakan kejahatan peretas atau hacker bukan lagi demi ketenaran atau untuk mengangkat nama. Hampir seluruh penyusupan dan pencurian data kini menyasar keuntungan berlipat dari data yang didapat.
"Kalau di masa lalu orang meretas untuk mendapatkan nama. cari panggung istilahnya. Tapi sekarang ini hacker tujuannya uang," kata Dony di sela peluncuran Kaspersky Next di Jakarta, Selasa, 21 Mei 2024.
Peretas mencari uang melalui ransomware, program pembobol jahat yang mengancam informasi penting milik korban. Pelaku umumnya memblokir akses ke sistem penting yang ada di gawai, kemudian meminta uang kepada korban yang menginginkan datanya kembali. Jika korban tidak mau menurut, peretas mengancam akan menjual data pribadi atau aib korban ke dunia maya.
Kaspersky Next sendiri merupakan lini produk keamanan siber baru milik Kaspersky yang bergerak di bidang keamanan siber dan privasi digital global ini juga menyediakan jasa perlindungan data. Kaspersky Next diklaim memiliki kecepatan deteksi yang canggih.
"Dengan hadirnya lanskap ancaman siber yang beragam dan berorientasi uang, kami merasa perlu untuk meluncurkan produk keamanan lewat layanan Kaspersky Next," ujar Dony kepada Tempo.
Menurut Dony, Kaspersky telah mendeteksi sedikitnya 97.226 ribu ransomware di Indonesia sepanjang tahun lalu. Statistik Kaspersky juga menunjukkan adanya 97.465 phising, dan 11,7 juta serangan Remote Desktop Protocol (RDP) atau penyusupan desktop dari lokasi yang jauh.
Dony menyebut perkembangan teknologi turut membuka peluang kejahatan baru di dunia maya. “Indonesia tumbuh menjadi salah satu negara yang mengalami transformasi pesat. Misalnya, perkembangan paling tren seperti AI telah muncul dan banyak bisnis mulai menerapkannya," tuturnya.
Pilihan Editor: Kemendikbud Luncurkan Program Sastra Masuk Kurikulum, Bumi Manusia Masuk Daftar Rekomendasi