Di pameran internasional itulah pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab. Ponsel bernama kode “Hikaru” yang sebelumnya cuma isu, akhirnya “menjelma” menjadi Sony Ericsson dengan seri W995. Dengan mengusung nomor di depan huruf W (Walkman) dengan angka tinggi, 99, Sony Ericsson memang mengkategorikannya sebagai ponsel high-end.
Selain itu, W995 tak seperti ponsel seri Walkman lain yang cuma kuat di fitur musik. Ekspektasi pengguna akan sebuah ponsel yang lengkap tak cuma kuat di fitur musik, mendorong Sony Ericsson merancang W995 sebagai ponsel “serba ada”. Karena itulah W995 juga menyediakan fitur-fitur hiburan lain seperti video dan kamera dengan resolusi 8,1 megapiksel.
“Ini resolusi tertinggi di jajaran ponsel musik Sony Ericsson,” kata Hanny Sanjaya, Manager Product Group Marketing, Sony Ericsson Indonesia, saat mengumumkan kehadiran ponsel ini untuk pasar Indonesia, Selasa pekan lalu.
Selain resolusi besar, fitur seperti kamera digital juga bisa ditemui di kamera W995. Seperti fokus otomatis, photo flash, smile shutter dan face detection, atau pendeteksi wajah.
Sedangkan pada fitur video, pengguna bisa menyaksikan acara televisi, memutar film atau menonton video langsung dari Youtube. Dengan frekwensi 30 frame per detik, Sony Ericsson menjanjikan W995 bakal menghadirkan tayangan video terbaik via ponsel. Apalagi, didukung kekuatan baterai yang cukup untuk menyaksikan dua film panjang.
Ketika menonton film, pengguna tak perlu memegang ponsel terus-menerus. “Karena sudah dilengkapi penyangga built-in,” ujar Hanny. Alhasil, selama menonton, pengguna bisa meletakkan ponsel di atas meja. Agar lebih asyik, W995 juga dilengkapi pengeras suara built-in dengan clear stereo dan clear bass, serta headphone kelas premium, HPM-77.
Ponsel ini juga menyediakan Media Go, aplikasi unik untuk mentransfer audio, foto dan video apapun, antara ponsel dan komputer. “Dengan mudah, bisa membawa media Anda kemanapun,” katanya. Aplikasi ini dilengkapi sinkronisasi otomatis agar ponsel terus update dengan musik baru. Di Media Go juga terdapat direktori podcast, yang membantu pengguna menemukan konten-konten menarik. Cukup dua klik saja untuk menonton video di layar 2,6 incinya.
“Dengan Media Go, kita tak perlu lagi mengkhawatirkan format, resolusi dan frame perdetiknya,” ujar Djunadi Satrio, Kepala Pemasaran Sony Ericsson Indonesia. Video pindahan dari komputer, tak akan menjadi video beresolusi rendah. “Menonton video di ponsel akan sebagus di komputer.”
Adapun untuk fitur musiknya, antara lain dilengkapi Track ID, fitur untuk mengidentifikasi sebuah lagu, baik dari judul lagu atau albumnya. “Bisa juga dengan sample suara dari lagu tersebut,” kata Hanny. Fitur Clear Audio, yang terdapat di ponsel musik Sony Ericsson lain juga ditanam di ponsel ini. Fitur ini untuk menghasilkan suara lebih jernih.
Ada lagi yang unik. Ponsel yang juga ditanami fitur aGPS dengan Google Maps ini dilengkapi pilihan menu dengan bahasa Jawa dan Sunda. Pilihan menu dengan bahasa daerah ini tentu memudahkan pengguna di Indonesia yang terbiasa berkomunikasi dengan kedua bahasa daerah tersebut.
Desainnya juga cukup manis dengan slider yang lembut dan keypad yang nyaman untuk jari. Namun, disamping sederet kelebihan fitur itu, ada sejumlah catatan. Salah satunya, lekukan pada sudut dan sisi-sisinya masih terlalu “tegas”. Ini membuat W995 kurang nyaman digenggam.
Selain itu, penyangga di belakang ponsel sepertinya terlalu tipis. Kendati bisa menyangga ponsel baik dalam posisi horisontal maupun vertikal, serasa kurang kokoh dan mudah patah. Tapi, jika Anda termasuk penggemar yang telah menanti kehadiran ponsel jelmaan “Hikaru” ini, kekurangan tersebut dan banderol Rp 5,5 juta, rasanya tak jadi masalah.
Dimas
Spesifikasi:
Dimensi: 97 x 49 x 15 mm, 113 gram
Jaringan: GSM/GPRS/EDGE 850/900/1800/1900, UMTS/HSPA 900/2100
Layar: TFT 262.144 warna, anti gores, 240x320 piksel, 2,6 inci
Konektifitas: Bluetooth, Wi-Fi, USB
Memori: (ponsel) 118 MB, mendukung kartu memori, dilengkapi Memory stick micro 8 GB.
Waktu bicara 9 jam, siaga 370 jam. Video 3,5 jam dan musik hingga 20 jam.