TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah area di Jawa Barat masih akan diguyuri hujan pada 29 Juli-4 Agustus 2024. Padahal, periode ini masuk dalam prakiraan puncak musim kemarau pada tahun ini.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat, Rakhmat Prasetia, mengatakan hujan berintensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang, kemungkinan besar turun pada Jumat, 2 Agustus nanti. “Di Kabupaten Bandung Barat, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, serta Kabupaten Bogor,” katanya melalui keterangan tertulis, Ahad, 28 Juli 2024.
Pada hari lainnya, selama sepekan ke depan, sebagian wilayah Jawa Barat akan dibasahi hujan berintensitas ringan. Menurut catatan BMKG, hujan tetap turun menjelang puncak kemarau karena beberapa faktor, seperti suhu muka laut di perairan Indonesia yang relatif hangat.
Tim BMKG Jawa Barat juga mencatat faktor labilitas atmosfer secara umum berada pada kategori ringan. “Gelombang atmosfer tipe Rossby Equatorial aktif pada menjelang akhir pekan,” tutur Rakhmat.
Berdasarkan catatan Stasiun Geofisika BMKG Bandung, area Bandung Raya juga terpengaruh beberapa faktor yang menumbuhkan potensi awan konvektif. Angin dari timur atau monsun Australia yang membawa massa udara dingin dan kering masih mendominasi. Selama sepekan ke depan, angin bertiup dari tenggara dengan kecepatan 5-20 kilometer per jam.
Suhu terdingin Bandung Raya pada sisa bulan ini, atau 29-31 Juli 2024, diperkirakan berkisar 17-20 derajat Celcius. Adapun suhu maksimumnya berkisar 29-30 derajat Celcius. Sejauh ini, rekor suhu terdingin Bandung pada musim kemarau adalah 16,2 derajat Celcius, yang terasa pada 15 Juli 2024.
Pilihan Editor: Survei Kaspersky Sebut Serangan Siber ke Android Meningkat, Pakar Siber: Bukan Akibat OS