TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan gempa tektonik yang mengguncang Batang Dua, Ternate, Maluku Utara, Senin, pukul 18.36.13 WIB, akibat aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,0. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,36° LU ; 126,67° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 123 kilometer arah Barat Laut Pulau Doi, Maluku Utara pada kedalaman 78 kilometer.
"Apabila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku," kata Daryono dalam siaran persnya, Senin, 12 Agustus 2024, seperti dilansir Antara.
Dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan menurun geser (normal-oblique). "Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Tagulandang dan Kabupaten Minahasa Tenggara dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu)," kata Daryono.
Berdasarkan pemodelan, gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami. "Hingga pukul 19.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," ujar Daryono.
BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan gempa.
Pilihan Editor: BNPB: Masih Ada Potensi Banjir Sepekan ke Depan di Kalimantan Timur, Termasuk IKN