Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

image-gnews
Rotasi bumi
Rotasi bumi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan astronom tengah mengamati sebuah asteroid yang dinamakan 2024 PT5. Benda langit berukuran 11 meter itu akan terkena tarikan gravitasi bumi sehingga akan mendekat. “Jaraknya aman sekitar 1,5 juta kilometer, jadi bukan ancaman buat bumi,” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, Kamis 26 September 2024.

Asteroid itu diketahui posisinya pada 7 Agustus 2024 dari pengamatan via teleskop survei Atlas di Sutherland, Afrika Selatan. Pada Agustus lalu, jarak asteroid 2024 PT5 itu ketika lewat mencapai titik terdekatnya dengan bumi yaitu 568.500 kilometer. 

Akibat tarikan gravitasi, menurut Avivah, asteroid itu sementara waktu akan mengorbit bareng bumi ke matahari sambil mengelilingi bumi. “Seperti bulan, tapi ukurannya lebih kecil,” ujarnya. Kalangan astronom memperkirakan asteroid itu akan bergabung selama dua bulan mulai 29 September hingga 25 November 2024.

Avivah mengatakan, sebagai benda langit, asteroid juga ikut mengelilingi matahari. Jika jaraknya cukup dekat dengan bumi, asteroid yang tertarik gravitasi bisa masuk dan jatuh ke bumi. Namun begitu ada pengaruh gravitasi matahari juga sehingga asteroid gagal tersedot ke bumi dan terlepas. Pada asteroid 2024 PT5, dia menjadi obyek tambahan bagi planet bumi yang mengitari bareng matahari atau disebut resonansi orbit. 

Selama ini, hanya bulan benda langit yang mengorbit bersama bumi. Kalangan astronom masih penasaran dan terus mencari apakah ada obyek lain atau satelit alami yang diam-diam mengelilingi matahari bersama bumi dan bulan. Namun pencarian sejak abad ke-19 itu belum mendapatkan bukti selain beberapa klaim tentang bulan kedua yang mengitari bumi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Avivah, pada 2006 dan 2020 diketahui ada asteroid yang ikut mengelilingi bumi selama beberapa tahun. Asteroid lain hanya bertahan selama beberapa hari atau bulan seperti pada 1991 dan 2022.

Avivah menyatakan, tidak ada periode khusus asteroid mengelilingi bumi dan mengorbit bersama ke matahari. Dengan ukuran yang tergolong kecil, jalur orbit asteroid mudah terganggu sehingga bisa melenceng. Setelah dua bulan ditarik gravitasi bumi, asteroid 2024 PT5 diperkirakan akan kembali lagi ke orbitnya semula untuk mengitari matahari. 

Pilihan Editor: Bagaimana Sebaran Hujan di Jabodetabek Hari Ini? Simak Prediksi Cuaca BMKG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gletser Tebal Ditemukan di Qinghai-Xizang Cina, Mengenali Lapisan Es Besar Ini

1 hari lalu

Gletser Perito Moreno. Wikipedia/Martin St-Amant
Gletser Tebal Ditemukan di Qinghai-Xizang Cina, Mengenali Lapisan Es Besar Ini

Tim peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina mengidentifikasi gletser paling tebal di Qinghai-Xizang. Apa itu gletser?


Astronom Temukan Calon Bumi 8 Miliar Tahun Mendatang

2 hari lalu

Ilustrasi Bumi dan bulan yang mengorbit bintang kerdil putih. (Kredit: Giuseppe Parisi/Livescience)
Astronom Temukan Calon Bumi 8 Miliar Tahun Mendatang

Sistem planet yang jauh ini pertama kali diamati oleh para astronom pada tahun 2020.


Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

5 hari lalu

Komet Tsuchinshan-ATLAS, atau Komet A3. Instagram/Adrianksb/Boscha
Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

Penampakan komet akan hilang dan muncul lagi April mendatang. Asteroid mini baru saja menjadi bulan kedua untuk Bumi.


Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

9 hari lalu

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

Para astronom sedang bersiap arahkan pengamatan ke fenomena yang disebut sebagian kalangan sebagai bulan kembar.


Fakta-fakta dari Bola Api Asteroid yang Melesat di Langit Filipina

22 hari lalu

Ilustrasi asteroid. Kredit: PA/AOL
Fakta-fakta dari Bola Api Asteroid yang Melesat di Langit Filipina

Jaringan teleskop survei di Bumi kini sudah cukup baik untuk melihat kedatangan obyek semungil asteroid ini dan memberikan peringatan dini.


Peneliti BRIN Jelaskan Penyebab Bumi Nanti Punya Waktu 25 Jam Sehari

35 hari lalu

Rotasi bumi
Peneliti BRIN Jelaskan Penyebab Bumi Nanti Punya Waktu 25 Jam Sehari

Menurut peneliti BRIN, bumi akan punya waktu 25 jam sehari nanti 180 juta tahun lagi.


Bumi Nanti akan Punya Waktu 25 Jam Sehari, Ini Penjelasan Ilmiahnya

46 hari lalu

Rotasi bumi
Bumi Nanti akan Punya Waktu 25 Jam Sehari, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Para peneliti mengatakan, bumi memiliki 25 jam dalam sehari itu mungkin akan terjadi sekitar 200 juta tahun mendatang.


Rekor, Pengeboran di Atlantik Tembus Mantel Bumi hingga 1,2 Kilometer

49 hari lalu

Sampel batuan dari mantel Bumi seperti yang tampak di bawah mikroskop. newscientist.com
Rekor, Pengeboran di Atlantik Tembus Mantel Bumi hingga 1,2 Kilometer

Tim geolog ciptakan rekor mengebor terdalam ke dalam kerak Bumi


Ahli Astrofisika Menduga Alien Hidup di Awan Planet Venus

26 Juli 2024

Planet Venus.[spaceplace.nasa.gov]
Ahli Astrofisika Menduga Alien Hidup di Awan Planet Venus

Para astrofisikawan mengklaim telah menemukan dua jenis gas di awan Venus yang umumnya digunakan sebagai penanda adanya kehidupan.


5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

25 Juli 2024

Planet Merkurius. scitechdaily.com
5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

Berlian raksasa itu tercipta dari hantaman asteroid dengan kecepatan puluhan kilometer per detik di permukaan Merkurius