TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ratna Inrawasih dan Widya Safitri melakukan riset terkait kearifan lokal budaya maritim masyarakat pesisir Sulawesi Selatan dalam pembuatan kapal pinisi.
Widya mengatakan kapal pinisi asli secara historis digunakan oleh masyarakat Bugis Makassar untuk perdagangan antarpulau dan telah mengalami transformasi. Menurut dia, kini peran pinisi dari kapal serbaguna beralih untuk pariwisata.
Menurutnya, evolusi ini memerlukan penyesuaian dalam desain bahan dan proses konstruksi yang mengakibatkan penurunan praktik upacara adat terkait pembangunannya.
"Perubahan ini telah menimbulkan kekhawatiran mengenai pelestarian pengetahuan lokal dalam masyarakat dan signifikansi budaya yang melekat pada tradisi pembuatan kapal pinisi," kata Widya melalui keterangan tertulis, Jumat, 27 September 2024.
Ratna mengatakan telah dilakukan upaya mendokumentasikan pengetahuan lokal tersebut. “Ada kebutuhan mendesak untuk memberikan pengetahuan ini kepada generasi muda, juga menjaga warisan budaya maritim,” ungkap Ratna.
Dia mengusulkan strategi untuk mengatasi hal ini. “Termasuk mengintegrasikan pengetahuan lokal tentang pembangunan kapal pinisi ke dalam kurikulum sekolah kejuruan dan memasukkannya sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah,” katanya.
Pilihan Editor: Forest Watch: Hutan Gorontalo Terancam Deforestasi di Tengah Proyek Transisi Energi