Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

California Gugat ExxonMobil, Tuduh Daur Ulang Plastik sebagai Kebohongan

image-gnews
Logo Exxon Mobil Corp terlihat di Expo dan Konferensi Rio Oil and Gas di Rio de Janeiro, Brasil 24 September 2018. [REUTERS / Sergio Moraes]
Logo Exxon Mobil Corp terlihat di Expo dan Konferensi Rio Oil and Gas di Rio de Janeiro, Brasil 24 September 2018. [REUTERS / Sergio Moraes]
Iklan

TEMPO.CO, JakartaCalifornia menggugat ExxonMobil untuk apa yang disebutnya sebuah 'kampanye penipuan' tentang daur ulang sampah plastik. Raksasa di industri minyak itu dianggap telah selama ini menyesatkan publik luas bahwa polusi atau pencemaran sampah plastik bisa dicegah lewat teknik daur ulang.

Nyatanya, plastik sulit dan relatif mahal untuk bisa didaur ulang, dan hanya lima persen sampah plastik di Amerika Serikat yang berhasil didaur ulang. Sebagian besar tetap dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan dibakar. Meski begitu ExxonMobil dianggap tetap menjual recycling sebagai sebuah solusi yang feasible.

Plastik dibuat dari bahan bakar minyak, dan ExxonMobil adalah produsen polimer plastik sekali pakai terbesar di dunia. Itulah kenapa pemerintah negara bagian California ingin menempatkan ExxonMobil bertanggung jawab untuk sampah plastik yang memenuhi TPA dan saluran-saluran air. 

Pemerintah negara bagian itu mendaftarkan gugatan terhadap ExxonMobil pada pekan lalu. Kepada The Verge, Jaksa Agung California Rob Bonta mengakui perjuangan gugatan mengungkap kebenaran soal daur ulang plastik tak mudah. 

"Karena ExxonMobil dan perusahaan minyak lain berhasil menebar kebohongan selama ini. Mereka menciptakan mitos daur ulang plastik," katanya.  

ExxonMobil disebutkannya telah sepanjang satu dekade meyakinkan kepada publik bahwa daur ulang plastik, termasuk plastik sekali pakai, adalah cara yang lestari. "Padahal tidak, karena hanya 5 persen yang selama ini berhasil didaur ulang di Amerika."

Bonta juga mengaku memiliki dokumen hasil investigasi yang mengungkap upaya greenwashing oleh ExxonMobil dengan kedok teknologi daur ulang yang lebih maju. Padahal, dia menambahkan, teknologi yang dimaksud hanya memanaskan plastik hingga meleleh menjadi bagian komponen terkecil yang kemudian diolah kembali menjadi bahan bakar untuk transportasi. "Dia dibakar dan diemisikan ke udara, ke lingkungan. Ini bukanlah daur ulang," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

California, kata Bonta, menuntut ExxonMobil mengungkap kejujuran--bahwa mereka tidak dapat mengatakan plastik bisa didaur ulang padahal kenyataannya tidak. Termasuk meminta dana kompensasi miliaran dolar untuk kampanye re-edukasi masyarakat bahwa hanya 5 persen plastik yang bisa didaur ulang.

"Dana juga bisa untuk riset lebih jauh tentang mikroplastik yang ada dalam tubuh kita, dalam udara, dalam makanan kita, dalam air minum kita, dan untuk melihat apa dampaknya untuk kita," tutur Bonta.

ExxonMobil telah memberikan bantahannya atas tudingan tersebut. Kepada The Verge, perusahaan itu menulis jawaban bahwa selama puluhan tahun para pejabat pemerintahan di California tahu kalau sistem daur ulang mereka miliki tidak efektif.

"Mereka gagal bertindak nyata, dan sekarang mereka berusaha menyalahkan orang lain," kata perusahaan itu sambil menambahkan, "Ketimbang menuntut kami, mereka bisa saja bekerja bersama kami memperbaiki permasalahan dan mencegah plastik masuk TPA."

Pilihan Editor: Vivo X200 Rilis Tengah Oktober, Ada X200 Pro Mini dan Chip Dimensity 9400

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


ECOTON Somasi Presiden Jokowi Karena Lalaikan Tanggung Jawab Atas Sungai, Tuntut Lakukan 10 Hal Ini

3 hari lalu

Aktivis lingkungan hidup dari Ecoton bersama sejumlah mahasiswa berunjuk rasa di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 14 September 2023. Mereka mendesak pemerintah setempat untuk menutup industri yang mencemari Sungai Brantas serta melakukan rehabilitasi ekosistem Sungai Brantas. ANTARA/Didik Suhartono
ECOTON Somasi Presiden Jokowi Karena Lalaikan Tanggung Jawab Atas Sungai, Tuntut Lakukan 10 Hal Ini

ECOTON melayangkan somasi kepada Presiden Jokowi atas kegagalan menangani pencemaran sampah plastik di sungai-sungai Indonesia.


Bahlil Minta Produksi Minyak di Blok Cepu Ditingkatkan

6 hari lalu

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia seusai rapat dengan komisi VII DPR, Senin, 26 Agustus 2024. TEMPO/Ilona
Bahlil Minta Produksi Minyak di Blok Cepu Ditingkatkan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta agar produksi minyak di Blok Cepu ditingkatkan.


Pengunjung Disneyland Bohong tentang Usia Anak demi Masuk Gratis, Akhirnya Diamankan

10 hari lalu

Disneyland Resort Anaheim, California, Amerika Serikat (Disneyparks)
Pengunjung Disneyland Bohong tentang Usia Anak demi Masuk Gratis, Akhirnya Diamankan

Anak-anak di bawah tiga tahun bisa masuk ke taman hiburan Disneyland Resort secara cuma-cuma jika ditemani oleh orang dewasa yang punya tiket.


Disebut Negara Paling Menyenangkan di AS, Florida Dibanding-bandingkan dengan California

11 hari lalu

Pesta kembang api di sekitar kastil Cinderella selama upacara pembukaan untuk Fantasyland baru Walt Disney World di Lake Buena Vista, Florida 6 Desember 2012. [REUTERS / Scott Audette / File Photo]
Disebut Negara Paling Menyenangkan di AS, Florida Dibanding-bandingkan dengan California

Florida dinobatkan sebagai negara paling menyenangkan di Amerika Serikat, namun banyak protes


California Gugat ExxonMobil atas Polusi Plastik Global

13 hari lalu

Influencer Prancis Alexis Dessard dekat tumpukan sampah plastik saat aktivitas pembersihan dengan penduduk setempat di danau Uru Uru, di Oruro, Bolivia 7 April 2021. Danau Uru Uru di Bolivia dipenuhi sampah plastik seperti botol, wadah, mainan, dan ban yang mencerminkan polusi manusia.  REUTERS/Claudia Morales
California Gugat ExxonMobil atas Polusi Plastik Global

ExxonMobil adalah produsen resin terbesar di dunia yang digunakan untuk plastik sekali pakai


Menebus Dosa Kepada Laut

22 hari lalu

Warga melintas di samping kapal yang bersandar di laut yang tercemar sampah plastik di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu, 28 November 2018. Berdasarkan data Badan Pusat Statik (BPS), Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah plastik per tahun dengan 32 juta ton di antaranya mengalir ke laut. ANTARA/Reno Esnir
Menebus Dosa Kepada Laut

Kelompok nelayan di Karawang menggunakan rangkaian ban bekas untuk menjebak sampah plastik di laut.


BNPB Tekankan Pentingnya Penanggulangan Bencana yang Berkelanjutan

23 hari lalu

Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). TEMPO/Martin Yogi Pardamean
BNPB Tekankan Pentingnya Penanggulangan Bencana yang Berkelanjutan

BNPB menekankan pentingnya diversifikasi dan upaya penanggulanan bencana yang berkelanjutan.


BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

24 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

Rata-rata sekitar 484 ribu ton per tahun sampah plastik bocor ke laut dunia dari kegiatan masyarakat.


BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

24 hari lalu

Petugas kebersihan membersihkan tumpukan sampah dengan cara membuang sampah di Sungai Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta, Senin, 9 September 2024.  Indonesia menempati urutan kelima dunia sebagai negara pembuang sampah plastik ke laut dengan volume 56,333 ton. TEMPO/Subekti.
BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

Sampah plastik mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut.


Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

25 hari lalu

Sejumlah pekerja melakukan pensortiran berbagai jenis sampah plastik yang dapat didaur ulang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 18 Agustus 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

Setiap tahun, lebih dari 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. BRIN mendorong pengembangan riset dan penguatan regulasi untuk menanganinya.