Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

image-gnews
Komet Tsuchinshan-ATLAS, atau Komet A3. Instagram/Adrianksb/Boscha
Komet Tsuchinshan-ATLAS, atau Komet A3. Instagram/Adrianksb/Boscha
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Dua fenomena astronomi tengah menjadi perhatian sepanjang akhir pekan ini. Yang pertama adalah komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) yang penampakannya bisa disaksikan siapapun di Bumi, termasuk di Indonesia.

“Kecerlangan komet itu harusnya bisa terlihat langsung oleh mata (tanpa alat),” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, Ahad malam, 29 September 2024.

Komet C/2023 A3 ditemukan pada 9 Januari 2023, hasil pengamatan di Purple Mountain Observatory alias Tsuchinshan Chinese Observatory di Nanjing, Cina. Komet itu diketahui berasal dari awan Oort, selubung berbentuk bola raksasa yang mengelilingi tata surya kita, yang dikenal pula sebagai rumah dari komet-komet berperiode panjang yang butuh ratusan tahun atau bahkan lebih untuk sekali mengorbit matahari.

Dari keterangan Observatorium Bosscha di akun Instagram resminya, Komet C/2023 A3 memiliki periode orbit sekitar 80.660 tahun. Artinya, komet baru akan terlihat lagi oleh penduduk bumi 80.660 tahun lagi. Informasi lain menyebutkan, Tsuchinshan-ATLAS punya masa orbit jutaan tahun dan baru kali ini akan menyambangi matahari. 

Bintang berekor itu pada 27 September lalu tengah menuju jarak terdekatnya dengan matahari atau perihelion dengan kisaran jarak 58,6 juta kilometer. Sedangkan dengan Bumi, jarak terdekatnya pada 14 Oktober, sejauh 70,8 juta kilometer.

Berdasarkan estimasi astronom, komet itu bakal seterang 20 bintang paling terang di langit sehingga dapat diamati langsung dengan mata di langit yang cerah tanpa awan. Arah patokannya yaitu Rasi Bintang Sextant yang menjadi posisi penampakan komet. “Di arah timur, sebelum waktu fajar,” ujar Avivah.

Seorang penggemar astrofotografi di Lembang, Bandung, termasuk yang berhasil melihatnya pada Ahad dinihari, 29 september 2024, antara pukul 04.15-04.45 WIB. Dia kemudian mengunggah hasil pengamatan dan foto komet C/2023 A3 itu di akun Instagram miliknya. Terlihat komet itu dengan ekornya yang panjang seakan bergerak menukik ke horison.

Menurut Avivah, posisi komet akan tetap sampai 29 September, kemudian bergeser ke perbatasan dengan Rasi Bintang Leo lalu ke Virgo. Komet ini bisa diamati lagi di ufuk barat setelah matahari terbenam mulai 11 Oktober nanti hingga pekan ketiga ketika bintang berekor itu makin meredup seiring arahnya yang menjauh dari matahari. 

Baca halaman berikutnya: fenomena astronomi bulan mini dan penjelasan kenapa Bumi punya bulan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Cara Nasa Lacak Asteroid Seukuran Bus yang Dekati Bumi

1 hari lalu

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Begini Cara Nasa Lacak Asteroid Seukuran Bus yang Dekati Bumi

Asteroid 2024 TW2 sempat mendekati bumi dengan kecepatan lebh dari 60 ribu km/jam. Namun ukuran dan lintasannya dinyatakan tak berbahaya.


Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

6 hari lalu

Pengunjung menyaksikan meteor melesat melintasi langit saat hujan meteor Perseid tahunan di Migra l-Ferha, di luar kota Rabat, Malta, 13 Agustus 2024.  REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

Sejumlah fenomena astronomi menarik bakal muncul sepanjang Oktober. Selain tiga hujan meteor, juga ada perburuan komet.


Efek Pengerukan Pasir Laut, Ujian Nasional, dan Fenomena Komet dalam Top 3 Tekno

10 hari lalu

Sebuah kapal tunda menarik tongkang berisi pasir laut. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
Efek Pengerukan Pasir Laut, Ujian Nasional, dan Fenomena Komet dalam Top 3 Tekno

Sistem pendidikan tanpa ujian nasional, dampak pengerukan pasir laut, dan ulasan komet menjadi Top 3 Tekno, Senin, 30 September 2024.


Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

13 hari lalu

Rotasi bumi
Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

Kalangan astronom tengah mengamati asteroid 2024 PT5 berukuran 11 meter yang akan terkena tarikan gravitasi bumi.


Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

14 hari lalu

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

Para astronom sedang bersiap arahkan pengamatan ke fenomena yang disebut sebagian kalangan sebagai bulan kembar.


Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

21 hari lalu

Sepasang warga duduk di tebing Sungai Missouri River memandangi bulan purnama
Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

Supermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024.


Fakta-fakta dari Bola Api Asteroid yang Melesat di Langit Filipina

27 hari lalu

Ilustrasi asteroid. Kredit: PA/AOL
Fakta-fakta dari Bola Api Asteroid yang Melesat di Langit Filipina

Jaringan teleskop survei di Bumi kini sudah cukup baik untuk melihat kedatangan obyek semungil asteroid ini dan memberikan peringatan dini.


Kunjungan Malam ke Observatorium Bosscha Berakhir Agustus, Ini Alternatifnya

49 hari lalu

Lampu-lampu sorot mengarah ke langit yang mengganggu pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha pada Juli 2024. (Dok.Observatorium Bosscha)
Kunjungan Malam ke Observatorium Bosscha Berakhir Agustus, Ini Alternatifnya

Publik masih berkesempatan datang ke Observatorium Bosscha lewat Kunjungan Sekolah dan Kunjungan Siang Berpemandu setelah mendaftar secara daring.


ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

26 Juli 2024

Teleskop radio yang dibangun ITB di Observatorium Bosscha mirip dengan alat serupa di Ishioka Jepang ini. (Sumber www.gsi.go.jp)
ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

Teleskop radio hibah dari Cina itu berdiameter 13 meter. ITB akan alihkan teleskop radio yang lama diameter 6 meter untuk praktikum dan riset.


5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

25 Juli 2024

Planet Merkurius. scitechdaily.com
5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

Berlian raksasa itu tercipta dari hantaman asteroid dengan kecepatan puluhan kilometer per detik di permukaan Merkurius