TEMPO.CO, Bandung - Dua fenomena astronomi tengah menjadi perhatian sepanjang akhir pekan ini. Yang pertama adalah komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) yang penampakannya bisa disaksikan siapapun di Bumi, termasuk di Indonesia.
“Kecerlangan komet itu harusnya bisa terlihat langsung oleh mata (tanpa alat),” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, Ahad malam, 29 September 2024.
Komet C/2023 A3 ditemukan pada 9 Januari 2023, hasil pengamatan di Purple Mountain Observatory alias Tsuchinshan Chinese Observatory di Nanjing, Cina. Komet itu diketahui berasal dari awan Oort, selubung berbentuk bola raksasa yang mengelilingi tata surya kita, yang dikenal pula sebagai rumah dari komet-komet berperiode panjang yang butuh ratusan tahun atau bahkan lebih untuk sekali mengorbit matahari.
Dari keterangan Observatorium Bosscha di akun Instagram resminya, Komet C/2023 A3 memiliki periode orbit sekitar 80.660 tahun. Artinya, komet baru akan terlihat lagi oleh penduduk bumi 80.660 tahun lagi. Informasi lain menyebutkan, Tsuchinshan-ATLAS punya masa orbit jutaan tahun dan baru kali ini akan menyambangi matahari.
Bintang berekor itu pada 27 September lalu tengah menuju jarak terdekatnya dengan matahari atau perihelion dengan kisaran jarak 58,6 juta kilometer. Sedangkan dengan Bumi, jarak terdekatnya pada 14 Oktober, sejauh 70,8 juta kilometer.
Berdasarkan estimasi astronom, komet itu bakal seterang 20 bintang paling terang di langit sehingga dapat diamati langsung dengan mata di langit yang cerah tanpa awan. Arah patokannya yaitu Rasi Bintang Sextant yang menjadi posisi penampakan komet. “Di arah timur, sebelum waktu fajar,” ujar Avivah.
Seorang penggemar astrofotografi di Lembang, Bandung, termasuk yang berhasil melihatnya pada Ahad dinihari, 29 september 2024, antara pukul 04.15-04.45 WIB. Dia kemudian mengunggah hasil pengamatan dan foto komet C/2023 A3 itu di akun Instagram miliknya. Terlihat komet itu dengan ekornya yang panjang seakan bergerak menukik ke horison.
Menurut Avivah, posisi komet akan tetap sampai 29 September, kemudian bergeser ke perbatasan dengan Rasi Bintang Leo lalu ke Virgo. Komet ini bisa diamati lagi di ufuk barat setelah matahari terbenam mulai 11 Oktober nanti hingga pekan ketiga ketika bintang berekor itu makin meredup seiring arahnya yang menjauh dari matahari.
Baca halaman berikutnya: fenomena astronomi bulan mini dan penjelasan kenapa Bumi punya bulan