Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi Terbaru di Amerika: Nilai Manfaat Kesehatan dari Kendaraan Listrik Bisa Sampai Ribuan Triliun Rupiah

image-gnews
Sebuah kendaraan listrik sedang mengisi daya di SPKLU Gambir, Jakarta, 19 Juli 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Sebuah kendaraan listrik sedang mengisi daya di SPKLU Gambir, Jakarta, 19 Juli 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian menunjukkan bahwa jika kendaraan listrik (EV) mengambil alih jalan raya di Amerika Serikat, kualitas udara di negara itu akan meningkat secara dramatis, membawa manfaat kesehatan yang besar bagi penduduk. Masalahnya, selama ini, angka pasti manfaat tersebut sulit ditentukan.

Baru studi dari Departemen Teknik Sipil dan Mineral Universitas Toronto, Kanada, yang menyajikannya. Memanfaatkan kekuatan simulasi komputer, para penelitinya menunjukkan bahwa elektrifikasi armada kendaraan AS yang ambisius, dilengkapi dengan implementasi substansial pembangkitan listrik terbarukan, dapat menghasilkan manfaat kesehatan bernilai antara US$ 84-188 miliar (atau 1.300 sampai 2.900 triliun rupiah) pada 2050.

Bahkan dalam skenario dekarbonisasi yang kurang agresif, manfaat kesehatannya masih mencapai nilai puluhan miliar dolar. Profesor Marianne Hatzopoulou, penelitinya, menjelaskan asal angka-angka tersebut.

Menurutnya, penelitian dampak kendaraan listrik biasanya berfokus pada perubahan iklim dalam bentuk mitigasi emisi karbon dioksida. Tapi, Hatzopoulou menegaskan, CO2 bukan satu-satunya hal yang ke luar dari knalpot kendaraan bermesin pembakaran internal. "Kendaraan ini menghasilkan banyak polutan udara yang berdampak signifikan dan terukur pada kesehatan masyarakat," katanya dikutip dari Earth.com.

Profesor Hatzopoulou lebih lanjut mencatat bahwa dampak-dampak ini secara tidak proporsional ditanggung oleh populasi berpendapatan rendah, yang terpinggirkan karena ras tertentu, atau termarginalkan.

Dalam penelitian sebelumnya, Hatzopoulou menuturkan, dia dan timnya memanfaatkan keahlian mereka dalam penilaian siklus hidup untuk menyusun model komputer. Model tersebut digunakan untuk simulasi dampak adopsi kendaraan listrik secara luas di pasar AS.

Hasilnya terungkap bahwa meskipun adopsi EV berdampak positif terhadap perubahan iklim, hal itu saja tidak cukup untuk memenuhi target Perjanjian Paris yang tak ingin suhu di Bumi melonjak di atas 1,5 derajat Celsius di atas rata-rata suhu sebelum era revolusi industri.

Adaun penelitian terbaru ini bertujuan untuk memperhitungkan manfaat non-iklim dari adopsi kendaraan listrik. Tim mengadaptasi model mereka untuk mencakup produksi polutan udara umum dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti nitrogen oksida, sulfur oksida, dan partikel halus yang dikenal sebagai PM2.5.

“Membuat model polutan ini sangat berbeda dengan membuat model CO2 yang bertahan selama puluhan tahun,” kata Profesor Daniel Posen, rekan Profesor Hatzopoulou di Universitas Toronto. Ditambahkannya, polutan ini dan dampak kesehatan yang ditimbulkannya lebih terlokalisasi. "Oleh karena itu, penting untuk memperhitungkan tidak hanya volume emisi tetapi juga lokasinya," katanya lagi.

Dekarbonisasi Tenaga Listrik dan Transportasi

Studi ini juga mempertimbangkan berbagai skenario yang berlangsung hingga 2050. Satu skenario mengasumsikan tidak ada lagi produksi kendaraan listrik, sementara skenario kedua mengasumsikan elektrifikasi penuh kendaraan baru pada 2035.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tiap skenario, para peneliti mengevaluasi berbagai tingkat transisi jaringan listrik ke sumber energi rendah emisi dan terbarukan, dengan mempertimbangkan apakah laju tersebut tetap konstan, melambat, atau bertambah cepat selama beberapa tahun ke depan.

Dari simulasi itulah didapati manfaat kesehatan masyarakat kumulatif dari adopsi kendaraan listrik skala besar antara sekarang dan 2050 yang dapat mencapai ratusan miliar dolar. "Namun hal lain adalah bahwa kita hanya memperoleh manfaat ini jika jaringan listrik terus menjadi lebih ramah lingkungan," kata Posen, 

Kesimpulan ini, lanjut Hatzopoulou, menimbulkan pertanyaan penting: mana yang harus diprioritaskan, dekarbonisasi transportasi melalui adopsi kendaraan listrik atau dekarbonisasi pembangkit listrik. Hatzopoulou menambahkan catatan bahwa kendaraan yang dijual saat ini akan terus digunakan selama beberapa dekade.

“Jika kita membeli lebih banyak kendaraan bermesin pembakaran internal sekarang, betapapun efisiennya kendaraan tersebut, kita akan terus terjebak dalam emisi gas buang tersebut selama bertahun-tahun mendatang,” katanya.

Ia berpendapat bahwa meskipun dekarbonisasi pembangkit listrik memang penting, proses untuk menghadirkan lebih banyak kendaraan listrik di jalan raya tidak boleh ditunda hingga selesai. Hali ini, kata dia, menegaskan perlunya memulai perjalanan menuju masa depan yang lebih sehat mulai sekarang

Menurut dia, kendaraan listrik dan masa depan yang lebih sehat dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan kesehatan masyarakat, kendaraan listrik muncul sebagai solusi nyata. Dengan mengurangi polutan berbahaya dan beralih ke energi yang lebih bersih, Profesor Hatzopoulou menyebutkan manfaatnya jauh melampaui lingkungan. "Kesehatan dan kesejahteraan kita akan meningkat secara signifikan," ucapnya.

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Pilihan Editor: BMKG Sebut Cuaca Panas Masih Sepekan ke Depan di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Studi Ungkap Memiliki Mobil Listrik Tak Kurangi Emisi Karbon Pemiliknya

3 jam lalu

Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. shutterstock.com
Studi Ungkap Memiliki Mobil Listrik Tak Kurangi Emisi Karbon Pemiliknya

Studi mengungkap bahwa memiliki mobil listrik tak berarti memiliki jejak emisi karbon yang lebih rendah. Yang terjadi malah sebaliknya. Kok bisa?


KLHK Dipecah Menjadi Dua Kementerian, Siti Nurbaya: Untuk Hadapi Perubahan Iklim

4 jam lalu

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mendeklarasikan Taman Nasional Mamberamo sebagai taman nasional ke-57, Selasa, 15 Oktober 2024. Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
KLHK Dipecah Menjadi Dua Kementerian, Siti Nurbaya: Untuk Hadapi Perubahan Iklim

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dipecah menjadi dua kementerian. Siti Nurbaya mengatakan untuk hadapi perubahan iklim.


PBB Gelar 3 COP Sekaligus Tahun Ini: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Daratan

6 jam lalu

Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB (COP16) ke-16 di Cali, Kolombia. UNODC.org
PBB Gelar 3 COP Sekaligus Tahun Ini: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Daratan

Berikut penjelasan apa saja ketiga COP itu serta kapan-di mana-apa yang dibahas.


PLN Pasok Listrik Berlapis hingga Terjunkan 773 Personel dalam Pelantikan Presiden Prabowo

1 hari lalu

Ilustrasi Listrik dan PLN. Getty Images
PLN Pasok Listrik Berlapis hingga Terjunkan 773 Personel dalam Pelantikan Presiden Prabowo

PT PLN (Persero) menerjunkan ratusan personel siaga dan suplai kelistrikan berlapis dalam rangkaian pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Ahad, 20 Oktober kemarin.


Dana Padanan Kedaireka Dukung Inovasi Kendaraan Listrik

4 hari lalu

Pengembangan komponen dan perangkat lunak (software) kendaraan listrik kolaborasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dengan PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), dengan dukungan Dana Padanan yang digulirkan Kemendikbudristek akan mempercepat kemajuan teknologi kendaraan listrik di Indonesia. Dok. Kemendikbudristek
Dana Padanan Kedaireka Dukung Inovasi Kendaraan Listrik

Seiring dengan meningkatnya komitmen global terhadap pencapaian Net Zero Emission (NZE), Indonesia turut bergerak cepat dalam mengadopsi teknologi kendaraan listrik (electric vehicle/EV)


Industri Baterai Indonesia dan CATL Bentuk Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai

5 hari lalu

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (tengah) menyaksikan  penandatanganan MoU antara PT Industri Baterai Indonesia atau Industry Battery Corporation (IBC) dengan CBL International Development Pte Ltd., unit bisnis CATL, perusahaan baterai kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. Penandatanganan perjanjian itu dilakukan di kantor Kementerian BUMN, Rabu, 16 Oktober 2024. Istimewa
Industri Baterai Indonesia dan CATL Bentuk Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai

PT Industri Baterai Indonesia atau Industry Battery Corporation (IBC) dan CBL International Development Pte Ltd. mendirikan perusahaan patungan.


Citra Satelit NASA Tampilkan Fenomena Gurun Sahara Menjadi Hijau, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Ilustrasi mengendarai unta di Gurun Sahara (Pixabay)
Citra Satelit NASA Tampilkan Fenomena Gurun Sahara Menjadi Hijau, Apa Penyebabnya?

Menurut NASA Earth Observatory, kawasan Gurun Sahara di beberapa negara menunjukkan tanda-tanda tumbuhnya vegetasi hijau. Apa sebabnya?


BYD akan Investasi di RI Senilai Rp 11,7 Triliun, Bakal Hadirkan Banyak Kendaraan Listrik Plug-in Hybrid

6 hari lalu

Komunitas mobil BYD. (Foto: Gooto/Dimas Prassetyo)
BYD akan Investasi di RI Senilai Rp 11,7 Triliun, Bakal Hadirkan Banyak Kendaraan Listrik Plug-in Hybrid

Produsen kendaraan listrik asal Cina, Build Your Dream (BYD) Company Limited, berencana menanamkan ivestasi senilai Rp 11,7 triliun di Indonesia. Kapasitas produksi mencapai 150 ribu per tahun


Studi: Eksploitasi dan Perubahan Iklim Tingkatkan Kadar Racun Logam di Laut

6 hari lalu

Pemulung mencari sampah yang masih bisa dimanfaatkan di pantai Muaro Lasak, Padang, Sumatera Barat, Minggu, 13 Oktober 2024. Tumpukan sampah laut dan material dari hulu memenuhi objek wisata pantai itu pasca intensitas hujan tinggi tiga hari terakhir sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan menyulitkan perahu nelayan mendarat.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Studi: Eksploitasi dan Perubahan Iklim Tingkatkan Kadar Racun Logam di Laut

Perubahan iklim dan pencemaran lingkungan meningkatkan kadar racun pada logam di laut. Terdistribusi juga melalui sampah plastik.


Hurikan Milton Terkuat Ketiga Sepanjang Sejarah Badai Atlantik, Tumbuh Tercepat Kedua

8 hari lalu

Citra satelit menunjukkan Badai Milton semakin kuat sebelum diperkirakan melanda Florida, di Teluk Meksiko pada 7 Oktober 2024. (CIRA/NOAA/Handout via REUTERS)
Hurikan Milton Terkuat Ketiga Sepanjang Sejarah Badai Atlantik, Tumbuh Tercepat Kedua

Badai yang mendapat kekuatan secepat Hurikan Milton berarti mempersempit waktu masyarakat untuk bersiap menyelamatkan diri.