“Konferensi itu menghasilkan Deklarasi Kelautan Manado yang merupakan kebijakan kelautan tertinggi tingkat dunia setelah Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982,” kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Umar A. Jenie, yang memberikan penghargaan.
Deklarasi itu juga yang telah mampu menyadarkan dan mendapatkan dukungan dunia bahwa samudera dan terumbu karang mempunyai peranan sangat penting dalam isu perubahan iklim global. “Semua itu tidak lepas dari 'tangan dingin' Profesor Indroyono sebagai sekretaris panitia,” kata Umar.
Baca Juga:
Usai penganugerahan, Indroyono menyatakan bahwa butir-butir dalam Deklarasi Kelautan Manado bisa dipastikan akan masuk dalam dokumen Konferensi Para Pihak (COP) ke-15, Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Kopenhagen, Denmark, Desember nanti. “Sebelum COP ke-15 peran kelautan tidak pernah dimasukkan,” kata doktor di bidang geologic remote sensing itu.
Selain kepada Indroyono, LIPI juga memberikan penghargaan yang sama, Penghargaan Sarwono Prawirohardjo, kepada Profesor Didin Sumarna Sastrapradja yang dianggap sebagai satu diantara pionir LIPI. Didin pernah menjadi Kepala Kebun Raya Bogor dan Sekretaris LIPI di masa kepemimpinan Sarwono Prawirohardjo—Kepala LIPI yang pertama.
Guru Besar Luar Biasa bidang Botani di Universitas Indonesia ini terakhir kali menjabat sebagai Wakil Ketua LIPI pada periode 1987-1992. “Bangga sekali,” begitu kata Didin yang mengaku tidak mengerjakan seusatu yang luar biasa. “Saya hanya membantu menempatkan LIPI sebagai lembaga non departemen yang independen dalam mengungkap kebenaran ilmiah.”
(WURAGIL)