TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional sedang mengkaji apakah Gempa Tasikmalaya, Rabu lalu, berpotensi memicu gempa dari zona subduksi di dekat Selat Sunda. Kawasan ini terakhir kali memproduksi gempa besar 101 tahun lalu dan seperti terkunci ketika beberapa segmen zona di pesisir barat Sumatera dan Selatan Jawa ramai-ramai melepaskan energinya.
Khusus untuk memantau potensi gempa dari Selat Sunda, Bakosurtanal memiliki 13 jaringan Global Positioning System yang tersebar mulai dari Pameungpeuk di ujung selatan Garut sampai Tanjung Semangko di bibir selatan Sumatera yang bisa merekam kalau memang terjadi dislokasi disana. "Gempa Rabu cukup besar sehingga semua GPS kelihatannya mengirim data terjadinya dislokasi," kata Cecep Subarya, Kepala Bidang Geodinamika di Bakosurtanal yang sedang menganalisis data realtime kiriman GPS-GPS itu.
Cecep menjelaskan, dari analisis dislokasi yang terukur GPS bisa ditentukan kawasan mana saja yang terganggu. "Dari sini bisa dilihat energi-energi yang belum terlepas," jelasnya.
Pakar gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Danny Hilman Natawidjaja, memberi istilah seismic gap untuk Selat Sunda. Istilah ini berlaku untuk patahan gempa yang diketahui persis untuk periode yang cukup lama tidak memproduksi gempa.
Tapi Danny tidak mau terburu-buru ikut menyerukan waspada ekstra tinggi untuk kawasan itu. Menurutnya perlu penelitian lebih dari sekadar membaca hasil pergerakan kerak bumi lewat jaringan GPS. Terlebih ketika data GPS itu masih seumur jagung. Pun dengan jaringan yang dinilainya masih terlalu longgar. “Sampai sekarang data dan penelitian di Selat Sunda sangat minim,” katanya.
Menurut ahli paleotsunami yang belasan tahun menguliti potensi gempa di Mentawai, pesisir barat sumatera, itu diperlukan lebih banyak alat dan usia data yang lebih panjang dari sekadar hitungan tahun untuk bisa menganalisis lebih tajam tentang bahaya kemunculan gempa dan besarannya. “Jadi, kalau bilang mungkin, ya, mungkin saja terjadi gempa di kawasan itu tapi saya tidak bisa bicara lebih jauh,” katanya. (WURAGIL)