Usai menganalisis data realtime dari jaringan Global Positioning System, Cecep menyebut yang terjadi Rabu lalu hanya deformasi sesaat. “Ibaratnya antena GPS cuma goyang-goyang aja, tidak terjadi pergeseran seperti yang pernah ditunjukkan pascagempa Bengkulu tahun lalu yang menghasilkan pergeseran posisi di permukaan sampai lebih dari satu meter,” katanya.
Cecep menjelaskan, fakta itu menguatkan mekanisme gempa di selatan Jawa yang berbeda dengan di pesisir barat Sumatera. Gempa Rabu lalu, misalnya, menunjukkan apa yang disebut intraplate movement. Gerakan ini bersumber di permukaan lempeng, bukan tepat di zona tumbukan.
“Deformasi yang terjadi horizontal, bukan tergolong thrustfault (lempeng terangkat) sehingga tsunami juga tidak besar,” jelasnya.
(WURAGIL)