TEMPO Interaktif, Jakarta - Sony Picture, Warner Bros, dan Lionsgate kini berada dalam pembicaraan akhir dengan YouTube. Jika deal, film-film anyar produksi ketiga studio film raksasa Hollywood itu bisa disaksikan di YouTube, yang merupakan situs video-sharing terbesar dan paling populer dengan 121 juta viewer pada Juli lalu.
Namun, jutaan orang itu tak bisa menikmati tontonan ini secara gratis. Kabar yang beredar di kalangan wartawan, YouTube mengenakan biaya sekitar US$ 3,99 per video film baru yang dirilis bersamaan dengan DVD. Nilai ini hampir sama dengan tarif iTunes Store milik Apple.
Baca Juga:
YouTube menolak memberikan konfirmasi mengenai kabar ini. "Kami memang terus memperluas hubungan dengan studio film dan memilih video yang bakal ditawarkan ke publik," ujar juru bicara YouTube pada akhir pekan lalu. Perwakilan Lionsgate menjelaskan, pihaknya tengah menjajaki alternatif bagi monetisasi content dalam lingkungan digital.
Pembicaraan itu telah berjalan sejak dua bulan lalu. Hal ini merupakan bagian dari rencana bisnis YouTube. Maklum, model bisnis advertising selama ini kurang menguntungkan. Berbagai unit iklan di situs YouTube, seperti ad banner, inline video ads, dan Google AdSense yang terintegrasi dengan video, tak menarik perhatian pihak luas. Diperkirakan YouTube mengalami kerugian sekitar US$ 500 juta pada tahun ini.
Dengan menggandeng penguasa Hollywood, YouTube bersaing dengan Netflix, Amazon, dan Apple. Ketiga pesaing ini muncul lebih dulu dan telah memiliki market-share yang lumayan besar. YouTube juga bakal bersaing dengan Hulu, yang telah memegang banyak content dari stasiun televisi di Amerika Serikat yang ingin menyiarkan acaranya secara online. Belum lama ini Disney memilih Hulu untuk penyedia layanan video online.
Tapi YouTube tak gentar terhadap para pesaingnya. Bukan apa-apa, sejak dua tahun lalu pertumbuhan perusahaan itu meningkat tajam. Pada 2007, video berdurasi 6 jam diunggah tiap jam di YouTube. Awal tahun ini, angka ini melesat menjadi video berdurasi 15 jam yang diunggah per menit. Bahkan pada Mei lalu naik jadi 20 jam diunggah tiap menitnya.
Pembicaraan dengan Sony Pictures telah dimulai pada April lalu. Ketika itu Sony sepakat memasang film seperti Casino Royale atau Cliffhanger di YouTube dan berbagi perolehan iklan. Dengan kesepakatan ini, film bioskop atau televisi produksi Sony bakal disiarkan secara utuh--bukan cuma potongannya--di YouTube. Kini kesepakatan tersebut diperluas dengan menjualnya secara online.
UNTUNG WIDYANTO | hollywoodreporter | latimes