Program menggunakan algoritma pengenal pola yang sama dengan yang digunakan polisi dalam mengidentifikasi dan membandingkan sidik jari. Tapi, dalam kasus ini, program mengidentifikasi huruf, kata sampai gaya tulisan tangan.
Dengan mengenali pola itu, komputer menulis ulang bagian-bagian dari teks yang telah memudar dimakan waktu dengan akurasi yang cukup tinggi. "Semakin banyak teks yang bisa dianalisis, semakin cerdas dan akurat program itu," kata Itay Bar-Yosef, anggota tim peneliti dari Ben-Gurion University of the Negev.
Komputer bekerja dengan salinan digital setiap teks, menilai setiap piksel dengan bergantung pada derajat gelap tulisan. Program lalu memisahkan tulisan dari latar belakang kemudian mengidentifikasi setiap baris, huruf, dan kata.
Meski berfokus pada teks Ibrani kuno, Bar-Yosef menyatakan program ini bisa digunakan pula untuk membaca dan mengartikan bahasa lain. Uri Ehrlich, pakar teks ibadat kuno yang terlibat dalam studi, mengatakan bahwa program ini bisa membantu riset tahunan para ahli sejarah dan liturgi selesai dalam hitungan menit.
"Ketika sudah cukup banyak teks yang dibuat digital, program ini bisa mengkombinasikan bagian-bagian dari buku yang terserak di seluruh dunia," katanya.
Reuters