Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mau Kurus? Jangan Makan Tengah Malam

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Evanston - Kurangi makan, perbanyak olahraga. Begitu resep untuk mengurangi berat badan. Namun, saat ini penelitian menunjukkan ada satu lagi resep yang harus dipatuhi untuk mendukung penurunan berat badan: makan tepat waktu setiap hari.

Studi yang dilakukan peneliti Northwestern University, Evanston, Illinois, Amerika Serikat, menemukan bahwa makan pada waktu tidak semestinya, semisal tengah malam ketika tubuh membutuhkan tidur untuk istirahat, mempengaruhi kenaikan bobot. Regulasi energi yang diatur oleh ritme circadian (siklus biologis harian tubuh) diduga memainkan peran signifikan dalam hal ini.

Studi itu adalah bukti pertama yang menghubungkan waktu makan dan kenaikan bobot tubuh. “Bagaimana atau mengapa seseorang mengalami kenaikan berat badan sangat rumit, tapi yang jelas itu bukan hanya soal kalori yang masuk dan keluar,” kata Fred Turek, dosen neurobiologi dan fisiologi di Weinberg College of Arts and Sciences serta Direktur Center for Sleep and Circadian Biology.

Turek menduga ada sejumlah faktor yang berada di bawah kendali circadian. “Penentuan waktu makan yang lebih baik, yang membutuhkan perubahan perilaku, dapat menjadi unsur penting dalam memperlambat insiden obesitas yang terus meningkat,” ujarnya.

Temuan ini dapat berimplikasi pada pengembangan strategi untuk memerangi obesitas pada manusia, karena Amerika Serikat dan sejumlah negara di dunia kini memerangi apa yang disebut “epidemi obesitas”. Lebih dari 300 juta orang dewasa di dunia mengalami obese, termasuk lebih dari sepertiga penduduk dewasa Amerika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Salah satu yang menjadi perhatian riset kami adalah para pekerja shift, yang cenderung kelebihan berat badan,” kata Deanna M. Arble, peneliti utama studi itu. “Jadwal kerja memaksa mereka makan pada jam yang bertentangan dengan ritme tubuh alaminya. Ini adalah satu bukti yang membuat kami berpikir bahwa makan pada jam yang salah dapat berkontribusi pada kenaikan berat.”

Riset memperlihatkan bahwa memodifikasi waktu makan saja bisa langsung mempengaruhi berat badan. Tikus yang diberi makanan dengan kandungan tinggi lemak pada jam tidur normal terbukti meningkatkan berat badan secara signifikan, sekitar 48 persen, daripada tikus yang makan jenis dan jumlah makanan yang sama pada jam yang normalnya mereka terjaga (naik 20 persen).

TJANDRA l SCIENCEDAILY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

1 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

2 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

9 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

10 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

11 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

11 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Operasi Hernia Benjamin Netanyahu Berjalan Sukses

17 hari lalu

Benjamin Netanyahu. [Middle East Monitor]
Operasi Hernia Benjamin Netanyahu Berjalan Sukses

Tim dokter dan kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan operasi hernia yang dijalani Benjamin Netanyahu berjalan sukses.


Tips Makan Enak tanpa Khawatir Masalah Pencernaan Saat Lebaran

17 hari lalu

Hidangan lebaran. ANTARANEWS
Tips Makan Enak tanpa Khawatir Masalah Pencernaan Saat Lebaran

Dokter spesialis penyakit dalam memberikan tips agar tetap bisa makan enak saat lebaran tanpa menimbulkan masalah pencernaan.


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

23 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

25 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.