TEMPO Interaktif, New York - Tiga peneliti Amerika Serikat mendapatkan penghargaan Nobel 2009 untuk kategori ilmu kedokteran. Nobel jatuh ke tangan mereka lewat penelitian yang menemukan enzim pengatur pembelaan diri dan penuaan sel.
Penelitian itu, dilakukan oleh Elizabeth H. Blackburn, Carol W. Greider, dan Jack W. Szostak, mengupas soal bagian kromosom yang disebut telomere dan enzim pengaturnya yakni telomerase.
Blackburn, 60 tahun, yang berkewarganegaraan ganda yakni Australia-Amerika Serikat, adalah profesor biologi dan fisiologi di Universitas California di San Francisco.
Greider, 48 tahun, adalah profesor di bidang biologi molekular dan genetik di Universitas Johns Hopkins. Sedang Szostak, 56 tahun, adalah profesor genetik di Universitas Harvard serta peneliti di Lembaga Kedokteran Howard Hughes.
Penelitian mereka memperlihatkan bagaimana lapisan terluar kromosom, yang telomere, tidak mengecil saat sel melakukan pembelahan diri. Blackburn dan Greider menemukan enzim, bernama telomerase, yang menjaga agar telomer itu tidak mengecil saat pembelaan sel.
Penelitian berikutnya menemukan bahwa di hampir semua kasus kanker--saat sel mati lebih cepat--telomerase itu tidak bekerja.
Telomerase itu paling aktif sebelum seseorang lahir, saat sel membelah dengan cepat. Pada usia empat atau lima tahun, telomerase tidak lagi bekerja di sebagian besar sel.
Begitu telomerase mulai tidak aktif, sel itu menua dan akhirnya berhenti membelah.
Ilmuwan juga sudah memperlihatkan bahwa dengan menambah telomerase ke sel manusia, kehidupan mereka bisa membuat kehidupan memanjang tanpa batas.
Penelitian seperti terakhir ini mendorong spekulasi bahwa telomerase mungkin seperti obat awet muda. Tapi ilmuan mengatakan bahwa penuaan bukan sekedar urusan telomerase.
Penelitian ini dimulai pada akhir 1970-an dan saat ini, sebuah obat berdasarkan enzim telomerase sudah mulai diuji coba oleh perusahaan farmasi Merck dan Geron.
REUTERS/AP/NURKHOIRI