Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pedang Ganda Enzim Awet Muda  

image-gnews
Foto model tampak awet, Isabel Yahya, tampak awet muda. Kini ada teori baru untuk tetap awet muda.
Foto model tampak awet, Isabel Yahya, tampak awet muda. Kini ada teori baru untuk tetap awet muda.
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Carol W. Greider, profesor di Departemen Biologi Molekuler dan Genetika di Johns Hopkins University School of Medicine, Baltimore, Amerika Serikat, bangun lebih dini pada Senin dua pekan lalu. Perempuan kelahiran California itu hendak mencuci pakaian dan berolahraga sepeda statis bersama dua teman perempuannya.

Teleponnya berdering di fajar itu. Ketika telepon diangkat, sang penelepon dari Stockholm, Swedia, memberinya kejutan. "Setelah menerimanya, saya mengirim surat elektronik ke teman saya: ‘Maaf, saya tak bisa bersepeda kali ini. Saya baru saja menang hadiah Nobel’," tutur Greider kepada The New York Times.

Greider berbagi Nobel bidang kedokteran dengan pembimbingnya, Elizabeth Blackburn, profesor biologi dan fisiologi di Universitas California di San Francisco, dan koleganya, Jack W. Szostak, profesor genetika di Harvard Medical School dan Alexander Rich Distinguished Investigator di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston. Mereka berhak atas hadiah uang tunai senilai 10 juta krona atau hampir Rp 14 miliar.

Panitia Nobel menilai mereka telah memecahkan salah satu masalah utama dalam biologi: bagaimana kromosom dilindungi oleh telomere dan enzim telomerase. Hasil temuan mereka pada 1980-an itu telah mengilhami penelitian tentang penuaan dan kanker. Kini sekitar seribu artikel yang menyinggung telomere muncul saban tahun di berbagai jurnal ilmiah.

Pada 1950-an, para ilmuwan sudah mulai memahami bagaimana gen-gen makhluk hidup disalin dalam operasi genetis molekul deoxyribonucleic acid (DNA). Tapi masih ada satu teka-teki. Ketika sebuah sel membelah, molekul DNA-nya, yang memuat empat basa yang membentuk kode genetika, disalin basa per basa oleh enzim polimerase, enzim yang bertugas membentuk rantai DNA baru.

Masalah timbul ketika ternyata ada rantai yang pada akhirnya tak dapat disalin, sehingga kromosom akan memendek setiap kali sebuah sel membelah. Ketika kromosom menjadi sangat pendek, sel-sel kita pun tak dapat membelah lagi dan tubuh berhenti membuat sel-sel ini. Bersama dengan berlalunya waktu, ini akan membuat kita tua dan akhirnya meninggal.

Blackburn dan Szostak menemukan telomere (dari bahasa Yunani yang berarti "bagian ujung"), rantai unik DNA yang bertanggung jawab terhadap terjadinya penuaan sel. Telomere menjadi semacam tutup di ujung kromosom. Ia digambarkan seperti lingkaran plastik di ujung tali sepatu yang mencegah benang-benangnya buyar. Greider dan Blackburn kemudian menemukan telomerase, enzim yang memperpanjang DNA telomere dengan menyediakan platform yang memungkinkan polimer DNA menyalin seluruh kromosom tanpa kehilangan bagian terujungnya.

Penemuan mereka menjelaskan bagaimana ujung-ujung kromosom itu dilindungi oleh telomere dan telomere-telomere itu dibangun oleh enzim telomerase. Jika telomere memendek, sel pun menua. Penyakit-penyakit keturunan tertentu menunjukkan ciri adanya telomerase yang cacat, yang mengakibatkan sel-sel rusak. Sebaliknya, jika aktivitas telomere tinggi, panjang telomere tetap dan penuaan sel tertunda. Ini terjadi pada sel-sel kanker, yang dianggap memiliki hidup abadi karena dapat membelah diri terus-menerus.

Dalam artikelnya di situs Nobelprize.org, Rune Toftgard, anggota Majelis Nobel, menyatakan penemuan Greider dan kawan-kawan itu sangat penting bagi kemajuan penelitian di berbagai bidang, termasuk kanker, penuaan, pemeliharaan sel punca, dan sindrom penyakit keturunan.

"Berbagai penelitian menunjukkan bahwa telomere di banyak sel kanker bersifat abnormal dan kegiatan telomere meningkat 80-90 persen pada kanker," tulis profesor toksikologi lingkungan di Karolinska Institutet, Stockholm, itu.

Toftgard juga mencatat bahwa eksperimen-eksperimen awal menunjukkan hubungan yang mengejutkan antara pemendekan telomere dan berkurangnya usia pelipatgandaan kultur sel manusia. Ini sesuai dengan bukti genetis sebelumnya yang menunjukkan bahwa telomere pendek akan memicu penuaan. Sebaliknya, kata dia, memasukkan telomerase ke dalam sel manusia normal dalam kultur tersebut akan memperpanjang usia hidup sel.

Beberapa studi juga menunjukkan adanya hubungan antara penuaan makhluk hidup dan kegiatan telomerase serta panjang telomere. Salah satunya studi terhadap tikus yang dipublikasikan pada 2001 oleh Fermin A. Goytisolo, Enrique Samper, dan Maria A. Blasco dari Centro Nacional de Biotecnología, Madrid, Spanyol, bersama Scott Edmonson dan Guillermo E. Taccioli dari Boston University, Amerika Serikat.

Apa yang dilakukan Greider dan rekan-rekannya ini barulah membuka pintu bagi penelitian lanjutan mengenai peran penting telomere dan enzim telomerase dalam proses genetika. Namun beberapa ilmuwan menyebut penemuan ini "sebuah pedang raksasa bermata ganda". Di satu sisi, telomerase memungkinkan sel membelah diri secara tak terhingga, yang praktis membuat makhluk hidup awet muda. Tapi, pada saat yang bersamaan, mereka juga menjadi kanker yang mengancam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk melindungi diri dari kanker, sel-sel dewasa mencatat dengan ketat berapa kali mereka telah membelah diri, sehingga sekali mereka mencapai batas yang telah ditetapkan--sering kali sekitar 80 kali--mereka mati secara alamiah. Telomerase, dalam hal ini, "menjegal" catatan yang disusun sel-sel ini.

Mark Muller, peneliti kanker yang mempelajari telomere di University of Central Florida, mengatakan, jika orang menemukan sebuah obat atau terapi gen dengan telomerase, obat itu akan melawan pertumbuhan sel kanker yang tak terkendali.

Beberapa perusahaan mulai menguji obat-obat yang dapat merusak enzim telomerase pada sel kanker, sehingga sel itu tak dapat memperpanjang hidup sel kanker. Geron, perusahaan biofarmasi di California, misalnya, mengklaim telah mengembangkan terapi antikanker berdasarkan penghambat telomerase dan vaksin terapi telomerase. Geron pula yang menemukan TA-65, molekul tunggal yang dapat mengaktifkan telomere, pada 2001. Setahun kemudian, TA Sciences, perusahaan obat yang berbasis di New York, mengambil alih temuan itu.

TA Sciences menjadi satu-satunya perusahaan di dunia yang memproduksi suplemen dalam bentuk pil yang dapat menghentikan pemendekan telomere. Dengan kata lain, obat ini dapat membuat orang awet muda. Noel Patton, pemimpin perusahaan itu, mengatakan TA-65 berasal dari ekstrak astragalus, tanaman obat Cina yang telah digunakan selama lebih dari seribu tahun. Perusahaan itu mengaku telah menguji obatnya sejak 2002. Hasilnya menunjukkan adanya perbaikan pada tubuh, termasuk daya tahan terhadap penyakit dan kesehatan mata.

William Andrews, pemimpin Sierra Sciences, perusahaan pesaing yang juga menguji pil itu, menegaskan bahwa "menelan penyokong telomerase memang lebih aman daripada mengemudikan mobil pulang", tapi mengakui bahwa ada risiko yang tak diketahui dari produk ini, karena enzim yang sama pula yang memicu kanker.

Wimpie Pangkahila, guru besar dan Ketua Program Magister Kekhususan Kedokteran Anti-Penuaan di Universitas Udayana, berpendapat bahwa penemuan telomerase ini merupakan penelitian dasar yang perlu ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian berikutnya hingga akhirnya bisa digunakan secara praktis. "Untuk negara seperti Amerika Serikat, saya rasa pengembangan dari penemuan ini tak akan memakan waktu lama," katanya.

Wimpie juga mengingatkan bahwa tak semua obat antipenuaan yang diiklankan di berbagai media selama ini benar adanya. "Ada, misalnya, obat herbal antipenuaan yang katanya murni tapi belakangan diketahui mengandung bahan kimia," kata Wakil Ketua Perhimpunan Kedokteran Anti-Penuaan Indonesia itu.

Menurut Wimpie, sejauh ini, terapi antipenuaan yang telah diterapkan barulah dalam bentuk obat-obatan antioksidan dan terapi hormon. Antioksidan merupakan sebutan bagi zat yang menghambat oksidasi dengan cara menjinakkan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Obat antioksidan itu antara lain vitamin dan mineral.

Terapi hormon, kata Wimpie, diberikan karena, bersamaan dengan bertambahnya usia, hormon seseorang menurun hingga menimbulkan berbagai gejala, seperti susah tidur, perut bertambah gendut, atau menurunnya gairah seksual. "Gejala-gejala ini bisa diterapi dengan pemberian hormon yang sesuai," katanya.

Terapi antipenuaan pada prinsipnya adalah menjaga agar enzim telomere tetap bekerja dalam proses penuaan dengan mengurangi faktor yang dapat mempercepat proses itu. "Dalam bentuk paling sederhana adalah menjalani gaya hidup yang baik dan sehat, menghindari polusi, dan tidak merokok," kata Wimpie.

Kurniawan (The New York Times, Wired, Nobelprize.org, Scientific American)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tiga Ilmuwan Kuantum Raih Penghargaan Nobel Fisika 2022

5 Oktober 2022

Ilustrasi Alain Aspect  (kiri), John Clauser (tengah), dan Anton Zeilinger (kanan), peraih Nobel Fisika 2022. (Ilustrasi: Niklas Elmehed)
Tiga Ilmuwan Kuantum Raih Penghargaan Nobel Fisika 2022

Tiga fisikawan peraih Penghargaan Nobel Fisika 2022 berfokus pada penelitian mengenai quantum entanglement


Tiga Ekonom Memenangkan Penghargaan Nobel Ekonomi 2021

12 Oktober 2021

Sekretaris Jenderal Royal Swedish Academy of Sciences Goran K. Hansson dan anggota Economic Sciences Prize Committee 2021 Peter Fredriksson dan Eva Moerk mengumumkan Penghargaan Sveriges Riksbank dalam Ilmu Ekonomi untuk mengenang Alfred Nobel 2021 ketika foto pemenang David Card, Joshua Angrist dan Guido Imbens ditampilkan di layar selama konferensi pers di akademi, di Stockholm, Swedia, 11 Oktober 2021. [Claudio Bresciani/Kantor Berita TT/via REUTERS]
Tiga Ekonom Memenangkan Penghargaan Nobel Ekonomi 2021

Ekonom David Card, Joshua Angrist dan Guido Imbens, memenangkan hadiah Nobel Ekonomi 2021 atas jasanya dalam penelitian ekonomi mereka.


Pemenang Nobel Perdamaian Diumumkan 8 Oktober, Bagaimana Mekanismenya?

7 Oktober 2021

Medali Nobel Prize. (intelligentcollector.com)
Pemenang Nobel Perdamaian Diumumkan 8 Oktober, Bagaimana Mekanismenya?

Penghargaan Nobel adalah penghargaan prestisius yang dicetus oleh penemu dinamit dan pengusaha Swedia Alfred Nobel. Bagaimana cara pemilihan pemenang?


Novelis Tanzania Abdulrazak Gurnah Menang Nobel Sastra

7 Oktober 2021

Abdulrazak Gurnah di Panel Hebron, 31 Mei 2009.[Wikimedia]
Novelis Tanzania Abdulrazak Gurnah Menang Nobel Sastra

Abdulrazak Gurnah memenangkan Hadiah Nobel Sastra 2021 atas penetrasi tanpa kompromi dan belas kasihnya terhadap efek kolonialisme dan nasib pengungsi


Benjamin List dan David MacMillan Dianugerahi Nobel Kimia 2021

6 Oktober 2021

Gambar-gambar pemenang Hadiah Nobel Kimia 2021 Benjamin List dan David MacMillan terlihat di layar selama pengumuman Royal Swedish Academy of Sciences di Swedish Academy of Sciences di Stockholm, Swedia, 6 Oktober 2021. [Claudio Bresciani/TT Kantor Berita/via REUTERS]
Benjamin List dan David MacMillan Dianugerahi Nobel Kimia 2021

Benjamin List dari Jerman dan David MacMillan yang lahir di Skotlandia memenangkan Nobel Kimia 2021 atas penelitian organokatalisis asimetris.


Tiga Ekonom Raih Nobel Berkat Usaha Mengurangi Kemiskinan Global

15 Oktober 2019

Penghargaan Nobel.[www.independent.ng]
Tiga Ekonom Raih Nobel Berkat Usaha Mengurangi Kemiskinan Global

The Royal Swedish Academy of Sciences memberikan penghargaan Nobel Ekonomi tahun 2019 kepada tiga ekonom yang mengajar di AS.


6 Penghargaan Bergengsi untuk Ilmuwan Dunia

16 Januari 2019

Medali Nobel Prize. (intelligentcollector.com)
6 Penghargaan Bergengsi untuk Ilmuwan Dunia

Selain Blavatnik Award, dunia sains memiliki beberapa penghargaan yang cukup bergengsi untuk para ilmuwan dunia, seperti Breakthrough Prize


Terapi Kanker Ilmuwan AS dan Jepang Raih Nobel Kedokteran 2018

1 Oktober 2018

James P. Allison dan Tasuku Honjo telah memenangkan Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran 2018. Kredit: Reuters
Terapi Kanker Ilmuwan AS dan Jepang Raih Nobel Kedokteran 2018

Hadiah Nobel Kedokteran saat ini bernilai $ 1,012,297.05 (Rp 15 miliar) dan akan dibagi di antara pemenang.


Penulis Inggris, Kazuo Ishiguro Menangkan Hadiah Nobel Sastra

6 Oktober 2017

Source: Indipendent.co.uk
Penulis Inggris, Kazuo Ishiguro Menangkan Hadiah Nobel Sastra

Kazuo Ishiguro berharap penghargaan Nobel tersebut akan menjadi kekuatan untuk selamanya


Perekam Kehidupan Molekul Ini Dapat Hadiah Nobel Kimia 2017

4 Oktober 2017

Jacques Dubochet, Joachim Frank, dan Richard Henderson meraih Hadiah Nobel 2017 untuk bidang Kimia. (India Today)
Perekam Kehidupan Molekul Ini Dapat Hadiah Nobel Kimia 2017

Tiga ilmuwan mendapat penghargaan Nobel di bidang kimia karena mengembangkan metode untuk menghasilkan gambar molekul beresolusi tinggi.