Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Land Cruiser Lebih Ramah Lingkungan Ketimbang Anjing

image-gnews
Seekor anjing sedang mengikuti kontes di Jakarta. Seekor anjing sedang ternyata tak lebih ramah lingkungan ketimbang mobil SUV
Seekor anjing sedang mengikuti kontes di Jakarta. Seekor anjing sedang ternyata tak lebih ramah lingkungan ketimbang mobil SUV
Iklan
TEMPO Interaktif, London - Mereka setia, ramah, dan lucu. Namun, di balik tampangnya yang menggemaskan, anjing dan kucing adalah para pelahap energi yang rakus. Sebuah buku yang ditulis berdasarkan riset dua arsitek Selandia Baru mengungkap bahwa dua binatang peliharaan paling populer itu menyedot lebih banyak energi dalam setahun ketimbang mengemudikan sebuah mobil.

Dalam bukunya, Time to Eat the Dog: The Real Guide to Sustainable Living, Robert dan Brenda Vale menyatakan bahwa memelihara anjing ukuran sedang menimbulkan dampak lingkungan yang sama dengan mengemudikan sebuah Toyota Land Cruiser 4,6 liter sejauh 10 ribu kilometer tiap tahun. Riset itu menunjukkan bahwa binatang peliharaan juga memainkan peran besar dalam meningkatkan emisi gas rumah kaca, dengan kalkulasi yang mengindikasikan bahwa eco-footprint Land Cruiser sekitar 0,41 hektare, separuh dari jejak ekologis anjing berukuran sedang. Jejak ekologis adalah tingkat konsumsi suatu benda yang mempengaruhi lingkungan.

Meski bukunya diberi judul "saatnya untuk makan anjing", Robert dan Brenda Vale, pasangan arsitek spesialis masalah hidup lestari di Victoria University of Wellington di Selandia Baru, sama sekali tak memiliki resep maupun menganjurkan orang memakan binatang peliharaannya. "Kami tak benar-benar menyatakan untuk makan anjing," kata Robert Vale. "Kami hanya mengatakan bahwa kita harus berpikir dan mengetahui dampak ekologis berapa hal yang kita lakukan dan kita peroleh secara cuma-cuma."

Untuk menghitung jejak ekologis tiap jenis binatang peliharaan, mulai ikan mas koki hingga anjing, pasangan tersebut menganalisis semua bahan yang terkandung dalam tiap kemasan makanan binatang. Mereka sengaja memilih merek yang umum terdapat di pasar.

Dalam kalkulasinya, seekor anjing berukuran sedang mengkonsumsi 90 gram daging dan 156 gram sereal setiap hari berdasarkan 300 gram porsi makanan kering yang dianjurkan. Sebelum dikeringkan, makanan tersebut setara dengan 450 gram daging segar dan 260 gram sereal. Itu berarti selama setahun, si guguk melahap sekitar 164 kilogram daging dan 95 kilogram sereal.

Perlu setidaknya lahan seluas 43,3 meter persegi untuk memproduksi 1 kilogram ayam per tahun, dan 13,4 meter persegi untuk membuat 1 kilogram sereal. Sehingga jejak ekologis anjing tersebut mencapai 0,84 hektare. Itu pun jika anjing diberi daging kalengan dengan bahan dasar ayam. Jika berasal dari daging sapi atau domba, tentu angka itu melambung karena kedua jenis ternak tersebut membutuhkan lahan lebih besar daripada ayam.

Jejak ekologis sebesar itu hanya berlaku untuk anjing ukuran sedang, setinggi 40-60 sentimeter dan berat 18-27 kilogram, seperti pudel, terrier, bulldog, atau spaniel. Untuk ras anjing besar semisal gembala Jerman atau herder, jejak ekologisnya pun kian besar, mencapai 1,1 hektare.

Mereka membandingkan konsumsi lahan para binatang peliharaan itu dengan mobil SUV, jenis yang umum ditemui di jalanan. Mereka menggunakan Toyota Land Cruiser 4,6 liter dalam perbandingan ini. Bila digunakan untuk menempuh jarak 10 ribu kilometer per tahun, mobil itu memerlukan energi 55,1 gigajoule, termasuk energi yang dibutuhkan untuk bahan bakar dan pembuatannya.

Seluruh energi tersebut kemudian dikonversi ke luas lahan yang diperlukan untuk memproduksinya. Mereka menyatakan 1 hektare lahan dapat menghasilkan energi sekitar 135 gigajoule per tahun, sehingga jejak ekologis Land Cruiser 0,41 hektare, atau kurang dari separuh jejak ekologis anjing ukuran sedang.

Sebagai perbandingan, jejak ekologis rata-rata manusia di dunia berkembang adalah 1,8 hektare, sedangkan orang di negara maju membutuhkan 6 hektare.

Kesimpulan mereka sama sekali tak mengada-ada. Perhitungan jejak ekologis yang dilakukan John Barrett, peneliti di Stockholm Environment Institute di York, Inggris, mencapai angka yang hampir sama walaupun Barrett memakai datanya sendiri. "Memiliki seekor anjing memang lumayan boros, terutama karena jejak karbon dari sepotong daging," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bukan hanya anjing dan binatang peliharaan pemakan daging yang menjadi beban bagi lingkungan, melainkan seluruh binatang. Perhitungan serupa terhadap berbagai jenis binatang dan makanannya menunjukkan bahwa kucing memiliki jejak ekologis sekitar 0,15 hektare, hanya sedikit lebih rendah daripada satu unit Volkswagen Golf.

Hamster, binatang yang ukurannya hanya sebesar ibu jari orang dewasa, membutuhkan 0,014 hektare, atau dua kali lipat jejak ekologis seekor burung kenari. Jika Anda memelihara sepasang hamster, kebutuhan energinya sama dengan sebuah televisi plasma. Bahkan seekor mas koki pun membutuhkan lahan seluas 3,4 meter (0,00034 hektare) untuk menunjang kehidupannya, setara dengan dua telepon seluler.

Analisis yang amat mengejutkan ini menarik perhatian David Mackay, fisikawan di University of Cambridge yang juga penasihat energi pemerintah Inggris yang baru. Dia mengatakan bahwa sudah saatnya orang berpikir panjang dalam memilih binatang peliharaan seperti ketika membeli mobil. "Binatang peliharaan harus mendapat perhatian, karena jejak energi yang dibutuhkan seekor kucing mencapai 2 persen dari jejak energi rata-rata orang Inggris, dan lebih tinggi untuk anjing," ujarnya.

Bayangkan dampak lingkungan dari anjing dan kucing peliharaan saja bagi bumi. Di Amerika Serikat saja, terdapat sekitar 76 juta kucing dan 61 juta anjing. Vale memperkirakan lahan yang diperlukan untuk memberi makan kucing-kucing di 10 negara pemelihara kucing terbanyak mencapai 400 ribu kilometer persegi atau setara dengan satu setengah kali luas Selandia Baru. Sedangkan untuk memberi makan anjing di 10 negara pemilik anjing terbanyak dibutuhkan lahan seluas lima kali luas Selandia Baru.

Meski memiliki hewan peliharaan membebani lingkungan, bukan berarti manusia tak boleh melakoninya. "Jalan terbaik adalah memelihara secara bersama-sama," kata Robert Vale. "Jika harus memiliki binatang itu sendiri, carilah binatang yang punya dua fungsi."

Ia mengusulkan orang memelihara ayam. Sebab, sebagian jejak ekologis binatang itu terpangkas oleh telur yang dihasilkan. "Kelinci juga baik," ujarnya. "Jika Anda memakannya."

TJANDRA DEWI | REUTERS | NEWSCIENTIST

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

19 hari lalu

Suami dari aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis (kiri) mengenakan rompi tahanan berwarna pink setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022, di Gedung Kejagung, Rabu, 27 Maret 2024. Humas Kejagung
Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.


Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

51 hari lalu

Pekerja anak melakukan kegiatan mengumpulkan pasir timah di lokasi tambang Perairan Toboali Kabupaten Bangka Selatan, Senin, 21 Agustus 2023. TEMPO/Servio
Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.


Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

29 Januari 2024

Kondisi air Sungai Ake Jira di Trans Kobe, Halmahera Tengah, Maluku Utara yang semula jernih kini berubah warna menjadi keruh kecoklatan diduga akibat aktivitas pembongkaran lahan di hulu sungai oleh PT Tekindo dan PT IWIP. Witness.tempo.co
Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

Walhi mengungkapkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan hilirisasi industri nikel di Maluku Utara.


Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

24 Januari 2024

Ilustrasi  smelter nikel. REUTERS
Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

Penelitian menyebutkan aktivitas industri nikel di Indonesia menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan secara masif.


Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

23 Januari 2024

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

Greenpeace mengkritik Gibran yang mengglorifikasi program hilirisasi nikel Presiden Jokowi. Industri ini dinilai banyak merusak lingkungan.


Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

21 Januari 2024

Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD, berbicara dalam debat cawapres ke-2, Ahad, 21 Januari 2024. Cuplikan YouTube/KPU
Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

Dalam debat cawapres, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan kerusakan alam di bumi terjadi karena tingkah laku manusia.


TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

21 Januari 2024

Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Budisatrio Djiwandono memberikan keterangan pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta, Kamis, 30 November 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

Menurut Budisatrio Djiwandono, Prabowo-Gibran akan memberikan hukuman berat kepada pihak yang merusak alam.


Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

8 September 2023

Kebakaran yang menghanguskan 25 hektare areal
Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

Karhutla di Gunung Arjuna dan sekitarnya pertama kali terpantau muncul di kawasan Bukit Budug Asu, pada Sabtu, 26 Agustus lalu.


Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

17 Agustus 2023

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengenakan pakaian adat Tanimbar Maluku menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI - DPD RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

Aulia menilai pidato Presiden Jokowi sangat mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap padat modal.


Kerusakan Lingkungan di IKN Nusantara Berpotensi Meluas

1 Juli 2023

Berbagai proyek infrastruktur IKN memperparah kerusakan lingkungan di lokasi ibu kota baru itu ataupun di area sekitarnya.
Kerusakan Lingkungan di IKN Nusantara Berpotensi Meluas

Berbagai proyek infrastruktur IKN Nusantara memperparah kerusakan lingkungan di lokasi ibu kota baru itu ataupun di area sekitarnya