CoTweet yang berbasis di San Francisco menyatakan akan mengutip bayaran untuk beberapa layanannya. Pada musim panas ini, CoTweet menggelontorkan dana US$ 1,1 juta (Rp 10,3 miliar) untuk proyek tersebut. Menurut Chief Executive CoTweet Jesse Engle seperti dikutip WSJ, Selasa (10/11), harga layanan berbayar dari CoTweet mulai dari US$ 1.500 (Rp 14,1 juta) per bulan.
Dengan layanan tersebut, para pelanggan bisa menyimpan data mengenai interaksi mereka dengan pengguna Twitter lain termasuk pesan mereka di akun Twitter mereka (tweet), balasan atas pesan di akun Twitter mereka, serta pesan langsung di akun Twitter pelanggan. Data tersebut akan dikelola CoTweet selama perusahaan menjadi pelanggan.
Baca Juga:
Sebagai perbandingan, layanan gratis CoTweet hanya menyimpan data selama 14 hari.
Selain itu, pelanggan layanan berbayar dari korporasi mendapat alat analisa yang menunjukkan capaian aktivitas Twitter mereka. Contohnya, seberapa sering tweets mereka mendapat respons. Dengan alat analisa tersebut, pelanggan juga bisa mengetahui jenis respons dari pengguna Twitter lain dan mengetahui rata-rata waktu pengguna Twitter lain merespons pesan mereka.
“Ketika sebuah perusahaan memiliki Twitter, mereka dengan cepat menyadari bahwa mereka butuh lebih dari satu orang untuk mengelolanya,” ujar Engle. “Tidak ada orang yang bertanggung jawab langsung atau bisa bertugas selama 24 jam dalam tujuh hari. Selain itu, ada harapan Twitter bisa digunakan menjadi perbincangan realtime.”
McDonald's, yang menggunakan Twitter untuk mendistribusikan informasi dan promosi serta merespons masalah layanan pelanggan, menggunakan CoTweet agar bisa merespons dengan cepat keluhan dan pertanyaan dari pelanggan. Hal tersebut diungkapkan juru bicara McDonald's Heather Oldani.
Layanan tersebut digunakan untuk menguji akun individu Twitter di pasar lokal. “CoTweet juga akan lebih penting bagi kami (jika mencakup wilayah nasional),” lanjut Oldani.
Menurut Engle, para pelanggan awal dari kalangan korporasi yang menggunakan layanan tersebut akan bertemu dengan CoTweet untuk memberi masukan mengenai layanan berikutnya.
CoTweet saat ini tengah menggarap fitur-fitur tambahan. Menurut Engle, salah satu fitur tambahan tersebut adalah aplikasi mobil yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. CoTweet juga berencana menambahkan bantuan untuk situs jaringan sosial lain seperti Facebook.
WSJ| KODRAT SETIAWAN