Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Simpang Jalan WiMAX

image-gnews
.
.
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah boleh-boleh saja memilih standar 802.016d--lebih dikenal dengan istilah 16d saja--untuk koneksi nirkabel pita lebar (wireless broadband access atau di sini lebih sering disebut WiMAX). Suara industri rupanya masih condong ke standar 16e yang lebih anyar dan diadopsi lebih luas oleh industri di luar Indonesia.

Begitulah suara-suara yang terdengar saat penandatanganan Piagam Kesiapan Industri Dalam Negeri dalam menggelar layanan akses nirkabel pita lebar. Penandatanganan dilakukan di Jakarta pada Kamis lalu.

Penandatanganan dilakukan antara Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Intel, id-WiBB, serta WiMAX Forum Indonesia. Kerja sama ini diharapkan bisa mendorong layanan pita lebar yang masih rendah.

Saat ini layanan pita lebar di Indonesia masih berkisar di angka 2 persen dari koneksi berdasarkan jumlah rumah tangga dan 5 persen berdasarkan jumlah populasi. Dalam kerja sama itu, Id-WiBB ditunjuk sebagai pelaksana untuk menjembatani pemangku kepentingan dalam industri pita lebar di Indonesia, seperti operator, vendor, inter-departemental, dan pengguna jasa.

Ketua Umum Mastel Setyanto P. Santosa mengatakan, Mastel mendukung dan konsisten terhadap upaya untuk mengakselerasi implementasi akses nirkabel pita lebar berstandar 802.16e. Alasannya, implementasi akses nirkabel broadband ini akan memberi dampak positif untuk pembangunan ekonomi Indonesia.

"Terutama karena para pengusaha lokal menyatakan kesiapan untuk memproduksi perangkat akses dengan standar 16e," ujar Setyanto.

Hal senada dikatakan Ketua WiMAX Forum Indonesia Sylvia W. Sumarlin. Menurut Sylvia, jika pemerintah tetap berkeras memberikan standar 16d, industri akan terus ketinggalan. "Karena tidak ada yang beli, di luar sana semua sudah memakai standar 16e," ujarnya.

Sylvia memandang, jika memang industri sudah siap, selagi bisa lebih baik berinvestasi pada standar 16e. Standar ini, menurut dia, mempunyai beberapa keunggulan yang bisa dimanfaatkan oleh dunia industri teknologi informatika.

Selain lebih murah, standar 16e lebih cepat mengantarkan data dan bisa memenuhi standar penyambungan internasional dan global. Menurut dia, pemerintah sebaiknya tidak membatasi standar tersebut dan lebih tegas mengatur pembuatan kandungan lokalnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dengan begitu, otomatis investor luar juga akan datang dan berpartner dengan industri lokal. Industri pun tumbuh dan mampu menjual keluar," ujar Sylvia.

Tetapi suara industri ini jelas berseberangan dengan suara pemerintah. Direktur Standardisasi Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Azhar Hasyim mengatakan, pemerintah lebih mempercayai standar 16.d untuk penggelaran akses pita lebar.

Azhar beralasan, standar itu mampu mendorong industri dalam negeri dengan ketentuan kandungan lokalnya. Dua perusahaan sudah mendapat sertifikasi, yakni TRG dan Hariff Daya. Dua perusahaan lain akan segera disertifikasi, yakni Habimata dan LEN. Sedangkan tender frekuensi baru akan dilakukan tahun depan. "Harus bisa tahun depan, standarnya 16d," ujar Azhar.

Adapun pengamat teknologi pita lebar, Arnold Djiwatanpu, mengatakan penggelaran teknologi nirkabel pita lebar sangat bermanfaat untuk menjangkau kawasan daerah terpencil. Karena itu, sebaiknya industri dalam negeri bersinergi untuk terjun ke penelitian dan pengembangan pada standar yang ditetapkan pemerintah ketimbang melawan vendor besar. "Untuk keberhasilan standar 16d, perlu kepercayaan diri dari industri lokal dan dorongan dari pemerintah," katanya.

Bagaimana sikap Intel? Kepada Tempo, Budi Wahyu Jati, Country Manager Intel Indonesia, mengatakan pihaknya sebetulnya telah mengusulkan kepada pemerintah agar tak menutup pintu bagi standar 16e. Meskipun dalam hal ini Intel tentu tetap memiliki kepentingan, karena standar apa pun yang dipakai, cip yang dipakai tetaplah berasal dari perusahaan tersebut.

Bahkan, kata Budi, pihaknya telah berhasil mengawinkan sebuah perusahaan WiMAX besar berstandar 16e di luar negeri dengan tiga perusahaan lokal untuk menampung content lokal. "Dengan begitu, aturan soal SS (subscriber station) dan BS (base station) bisa dicapai," kata Budi.

DEDDY SINAGA | DIAN YULIASTUTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

9 Mei 2017

Kepala BNPB Willem Rampangilei memberikan sambutan pada Asian Committe on Disaster Management di Hotel Gumaya, Semarang, 26 April 2016. Perhelatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat dan meningkatkan penanggulangan bencana di dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara. TEMPO/Budi Purwanto
Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

Kepala BNPB Willem Rampangile menyatakan Indonesia perlu investasi pengembangan teknologi informasi kebencanaan.


Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

6 April 2017

Google mengumumkan investasi kabel bawah laut Singapura-Jakarta-Australia. Kredit: Techcrunch
Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

Google mengumumkan investasi kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura ke Perth dan Sydney di Australia dengan cabang Jakarta.


Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

19 Februari 2017

Ilustrasi Facebook dan Twitter/ media sosial. REUTERS/Dado Ruvic
Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

Sepulang dari Amerika Serikat, ITS akan menindaklanjutinya dengan melakukan kerja sama kongkrit.


Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

1 Februari 2017

Kota Vancouver di Kanada. Foto: commons.wikimedia.org
Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

Pengusaha Silicon Valley memfasilitasi perusahaan AS membuat
anak perusahaan dan memindahkan karyawan ke Vancouver, Kanada.


Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

18 Januari 2017

Komputasi Awan.
Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

Pemimpin IT lebih pilih komputasi hybrid untuk perusahaannya bertransformasi digital


Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

18 Januari 2017

Seorang staff menunjukkan cara kerja piranti lunak cloud computing untuk mengoperasikan penerbangan, di booth Microsoft pada persiapan Pameran Komputer CeBit di Hanover, Jerman, Senin (5/3). REUTERS/Fabrizio Bensch
Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

Permintaan akan pendekatan hybrid yang lebih terintegrasi semakin
menguat.


Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

16 November 2016

Sundar Pichai. REUTERS
Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

CEO Google Sundar Pichai mengatakan Inggris adalah salah satu pasar terbesar Google.


NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

31 Oktober 2016

Foto: worldisround.com
NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

NTT Communications Corporation (NTT Com), anak perusahaan solusi TIK dan komunikasi internasional NTT (NYSE:NTT) Group, meluncurkan APG.


Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

23 Agustus 2016

ilustrasi. technorati.com
Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

Sistem ini memudahkan pengoperasian perangkat pintar dalam kondisi sulit, seperti bencana atau perang.


Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

30 Juni 2016

Pemasangan kabel 9.000 km menghubungkan Jepang-AS. cnet.com
Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

Kabel bawah laut Jepang-AS memiliki koneksi 10 juta kali lebih cepat dari kabel standar saat ini.