TEMPO Interaktif, Jakarta - Selain meluncurkan dua printer foto mini terbarunya, Epson Picture Mate 235 dan Picture Mate 310 untuk pasar Indonesia, Selasa kemarin, Epson juga meluncurkan dua seri large format printer (LFP) anyar yang memiliki kemampuan mencetak cepat.
Dua seri printer format besar terbaru itu adalah Epson Stylus Pro 7700 (24 inci) dan Epson Stylus Pro 9700 (44 inci). Kedua printer ini dilengkapi teknologi Epson yang menjanjikan presisi, ketahanan dan produktifitas untuk penggunaan berbagai aplikasi pencetakan profesional.
Joster Johannes, LFP Business Section Manager Epson Indonesia mengatakan Epson Stylus Pro 7700 dan 9700 dirancang untuk menghasilkan output lebih cepat, namun tanpa mengorbankan kualitas cetaknya sendiri. Ini karena printer-printer tersebut menggunakan teknologi pengolahan yang ditingkatkan untuk mempercepat pencetakan, sehingga dapat menghasilkan cetakan profesional ukuran A1 (23,4 x 33,1 inci / 210 x 297 mm), pada kertas biasa hanya dalam waktu 42 detik.
Printer format besar ini juga dilengkapi fitur terbaru, yakni Epson Micro Piezo Thin Film Piezo (TFP) print head, yang menghasilkan titik-titik dengan sangat akurat dengan hampir tak ada "gerimis" cipratan tinta. "Printer ini menggunakan variable-sized droplet technology (VSDT) Epson untuk meghasilkan tetesan sekecil 3,5 pikoliter, akan memberikan presisi di setiap cetakan," ujarnya. Selain itu, auto droplet detection-nya akan mencegah kegagalan cetak.
Menurut Joster, ada dua jenis print head untuk printer format besar, yakni jenis thermal dan micro piezo (pada printer Epson). Perbedaan mendasar kedua jenis print head itu adalah, pada jenis thermal menggunakan sistem pemanasan untuk mengeluarkan tinta.
"Kalau pemanasan sudah maksimal, baru mengeluarkan tinta," katanya. Sedangkan jenis micro piezo menggunakan sistem membran atau sejenis pompa, untuk memompa tinta keluar. "Dengan micro piezo, tidak perlu pemanasan lebih dulu."
Kedua printer ini memakai Epson UltraChrome Ink. Tinta Epson UltraChrome ini cepat kering, hanya butuh waktu dua detik saja setelah proses cetak. "Dengan UltraChrome, dua detik sudah langsung kering, sedangkan kalau dengan tinta pigmen biasa (pada printer umumnya) butuh waktu lima menit untuk pengeringan," kata Joster.
Tintanya juga menggunakan teknologi vivid magenta. Dengan vivid magenta inilah, tinta Epson tak pernah membutuhan warna biru dan merah (blue dan red). "Vivid magenta yang akan membuat warna blue dan red." Kualitas tinta dengan teknologi vivid magenta ini diklaim memiliki ketahanan cetak serta mencegah hasil cetak dari pudar atau kotor akibat lama terkena cahaya. Tinta juga kedap air dan memiliki stabilitas warna yang sangat baik untuk hasil cetak yang tahan lama
Pengguna juga bisa menikmati fleksibilitas pencetakan pada berbagai macam media berlapis inkjet dengan tinta built-in Matte Black dan Photo Black-nya, saat printer secara otomatis memilih tinta hitam yang optimal untuk tiap media berbeda.
Walhasil, dengan penggunaan hanya empat tinta pada waktu tertentu, biaya operasional menggunakan printer ini juga secara efektif akan berkurang. Namun, dengan tetap menjaga kualitas yang baik untuk pencetakan profesional in-house, seperti untuk mencetak poster, spanduk dan selebaran. Epson Stylus Pro 7700 dan seri 9700 tersedia di pasaran mulai bulan ini, dengan harga US$ 3.960 (7700) dan US$ 6.160 (9700).
Di saat yang sama, Epson juga meresmikan Epson Prographic Lounge, sebuah fasilitas untuk memberikan informasi dan solusi mengenai printer-printer berformat besar kepada pelanggan segmen grafis dan fotografi. Epson Prographic Lounge ini terletak seareal dengan Epson Solution Center, di lantai 16 Wisma Kyoei Prince, satu lantai dengan kantor Epson Indonesia.
Dimas