TEMPO Interaktif, Jakarta -Tiga bulan lalu, Fenny mengajak putri kembarnya, Nida dan Nisa, 6 tahun, ke stan furnitur anak di sebuah pameran furnitur di Jakarta. Ketiganya berpindah dari stan ke stan lainnya. "Lihat-lihat dulu," kata Fenny. Dalam pameran-pameran furnitur, tak sedikit orang tua yang mengajak anak-anaknya. Beberapa stan furnitur memang berusaha menarik minat para bocah itu agar mengunjungi stan mereka.
Jika beberapa stan pameran furnitur berusaha menarik minat anak, itu karena anak seharusnya memang dilibatkan dalam merancang kamarnya. Yuli Anyono, penulis buku interior dan desain, mengatakan anak bahkan perlu menentukan sendiri jenis furnitur atau interior kamar tidurnya. Maksudnya tentu saja agar ia betah menempati kamarnya.
Namun, selain membuat mereka betah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika merancang kamar tidur anak. Pengelola PT Pikitra Furnitur Kemang, Mursito, mengatakan, hal utama yang mesti diperhatikan adalah faktor keamanan, kesehatan, dan kenyamanan. "Desain kamar anak jangan membahayakan, membuat celaka," kata Mursito, Kamis lalu, di kantornya di Kemang, Jakarta Selatan.
Furnitur dan interior yang dipilih harus mampu membangkitkan imajinasi dan kreativitas anak. Misalnya tempat tidur tak hanya berbentuk dipan, tapi bisa juga dikreasikan dalam bentuk-bentuk yang unik, seperti bentuk rumah, mobil pemadam kebakaran, dan perahu. Bisa juga berbentuk seperti dipan biasa, namun dihiasi lukisan.
Beberapa bulan terakhir ini ada kecenderungan anak menyukai furnitur--tempat tidur, lemari, meja, atau kursi--dengan finishing lukisan. Ada dua teknik lukisan yang digunakan, yakni teknik timbul dan lukis biasa.
Baca Juga:
Gambar-gambar besar biasanya menggunakan teknik lukis biasa. Teknik lukis timbul hanya digunakan untuk gambar berukuran kecil. "Kalau untuk gambar besar, teknik lukis timbul hasilnya kurang bagus," kata Mursito. Ada tiga teknik finishing untuk furnitur, yakni cat duco, cat kuas, dan cat lukis. Bisa juga kombinasi dari ketiganya.
Desain kamar tidur anak, menurut Mursito, selama ini kurang diperhatikan. Dia mencontohkan, model kamar tidur anak bertema tokoh kartun beruang madu, Winne The Pooh, yang sudah berumur lebih dari lima tahun, tapi masih digemari.
Ada perbedaan selera antara anak Indonesia dan anak-anak warga negara asing. Menurut Mursito, bocah-bocah asing yang tinggal di Indonesia lebih menyukai furnitur berwarna polos, putih. Sedangkan anak Indonesia gemar pernak-pernik yang ramai.
ERWIN DARIYANTO