Sejak munculnya Internet, media cetak menjadi bisnis yang paling parah terpukul. Media cetak dipaksa merelakan sebagian beritanya terpasang di Internet tanpa mendapat kompensasi apapun. Sialnya, hal ini juga membuat edisi cetak berkurang tirasnya.
Apple, dengan produk barunya yang dua hari lagi dirilis, mungkin bisa menjadi penyelamat ini. Tablet itu serupa dengan pembaca buku elektronik yang dijual Amazon, Kindle. Bedanya, peralatan ini ditambah dengan piranti telekomunikasi canggih sehingga sepintar laptop dan semobil ponsel.
Kalangan media memandang mereka akan diperlakukan Apple seperti perusahaan yang dipimpin Steve P. Jobs itu bisa memberi uang kepada artis dan perusahaan rekaman lewat iTunes.
Selain itu, terbukti pasar bersedia membayar sedikit-sedikit untuk membeli lagu atau program via ponsel. Mereka berharap orang bersedia juga membayar sedikit-sedikit untuk membeli koran edisi tablet.
Model yang pernah dicoba, orang membayar penuh untuk sebulan membayar versi Internet, telah gagal.
Apalagi, menurut seorang yang telah melihat perangkat buatan Apple itu dan memahami rencana pemasaran raksasa komputer itu, Steve Jobs tidak ingin media cetak mati.
"(Ia) ingin mereka bisa tetap baik-baik saja," kata orang itu. "Ia percaya bahwa demokrasi itu tergantung pada kebebasan pers dan tergantung pada pers yang profesional."
Perusahaan media besar, seperti New York Times, sudah mulai mengembangkan versi tablet. Versi ini sedikit berbeda dengan online. Kira-kira, desain versi ini memberi kenyamanan mirip membaca edisi cetak.
Dua penerbit majalah Amerika, Condé Nast dan Time, juga telah menciptakan desain versi tablet meski Apple belum sampai ke pasar. Mereka merasa jika Apple bisa membuat lagu dan aplikasi ponsel bisa dijual via ponsel, mungkin Apple--lewat tablet--juga bisa membuat media cetak dijual via jaringan Internet.
"Apple menaikkan pasar ponsel pintar dengan meluncurkan iPhone dan, agaknya mereka akan melakukan lagi, jika mereka masuk ke pasar tablet, mereka akan menggenjot kecepatan di sana," kata Thomas J. Wallace, Direktur Pemberitaan Condé Nast.
Agar sukses dengan tablet atau piranti baca elektronik seperti Kindle, penerbit pers mesti mengubah strategi. Orang yang menggunakan piranti ini, atau tablet, tidak mendapat produk yang sama dengan yang versi online.
Perubahan ini sudah dimulai. Sejak Oktober silam, Wall Street Journal mulai meminta bayaran bagi beberapa bagian berita yang dibaca via iPhone. Majalah Esquire dan GQ sudah lebih jauh. Mereka menjual versi iPhone dengan harga US$2,99 (Rp 28 ribu) per edisi atau kurang dari separuh harga edisi cetak.
Sedang New York Times sudah mengumumkan bahwa mulai tahun depan, pembaca versi online yang sering berkunjung bakal dikenai bayaran.
NYT/NURKHOIRI