Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pesawat Ulang-Alik Pensiun, Astronot Menumpang Taksi ke Antariksa  

image-gnews
Roket Ares I-X. AP/John Raoux
Roket Ares I-X. AP/John Raoux
Iklan
TEMPO Interaktif, Washington -  Tahun 2010 adalah tahun perubahan besar bagi National Aeronautics and Space Administration (NASA). Badan Antariksa Amerika Serikat itu tak lagi memiliki pesawat antariksa "pribadi" setelah seluruh pesawat ulang-aliknya pensiun akhir tahun ini. Sebagai gantinya, mereka harus menyewa taksi antariksa sejumlah perusahaan swasta.

Keputusan untuk menyewa itu adalah bagian dari kebijakan pemerintahan Presiden Barack Obama. Dalam anggaran belanja yang diajukan Obama, pekan lalu, dia tak hanya mencoret program Constellation senilai US$ 100 miliar (hampir Rp 944 triliun) yang dicanangkan pendahulunya, George W. Bush, tapi juga menyodorkan pengeluaran US$ 6 miliar selama lima tahun untuk mengembangkan taksi antariksa swasta. Dalam program Constellation, NASA difokuskan kembali mengeksplorasi bulan dan menyiapkan roket Ares sebagai pengganti pesawat ulang-alik.

Selasa lalu, NASA telah memberikan dana hibah sebesar US$ 50 juta (Rp 469 miliar) kepada lima firma swasta, yakni Boeing dari Houston; Paragon Space Development dari Tucson, Arizona; Sierra Nevada dari Sparks, Nevada; United Launch Alliance dari Denver; dan Blue Origin. Hibah awal itu merupakan langkah awal penerapan visi Obama, yang mengalihkan transportasi antariksa ke sektor komersial. Terdapat pula dua perusahaan lain yang telah bekerja sama dengan NASA dalam program Constellation.

Di antara para calon penyedia taksi antariksa itu, terdapat perusahaan milik pionir Internet, Jeff Bezos (Amazon) dan Elon Musk (PayPal). Bezos menjalankan Blue Origin, perusahaan yang berbasis di Kent, Washington. Perusahaan yang sebelumnya hanya berwacana tentang meluncur ke suborbital itu, kini akan berkompetisi untuk mencapai orbit sebagai taksi antariksa. Space X, perusahaan Musk di Hawthorne, California, telah berhasil membuat sebuah roket yang diberi nama Falcon dan kapsul Dragon.

Pada 2009, badan antariksa itu memberikan kontrak US$ 3,5 miliar kepada Orbital Science dan SpaceX untuk 20 unit kargo komersial pengangkut suplai ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kedua perusahaan itu ada kemungkinan juga bakal mengembangkan taksi pengangkut awak. Musk mengatakan Space X dapat menerbangkan astronot dalam kontrak final tiga tahun. Dia menyatakan kesanggupannya menyediakan taksi antariksa dengan ongkos muka US$ 20 juta, kurang dari separuh harga yang diminta Rusia untuk menerbangkan astronot NASA menggunakan kapsul Soyuz.

Kepala NASA Charles Bolden dan para pejabat perusahaan swasta itu menjamin keamanan taksi antariksa tidak akan dilupakan meski mereka bertujuan mencari keuntungan dalam lahan baru itu. Kekhawatiran terhadap keselamatan para astronot itu diutarakan oleh sejumlah anggota Kongres Amerika. "Keselamatan awak sangat diutamakan," kata Mike Gass, Presiden United Launch Alliance.

Perusahaan Gass memperoleh cipratan dana US$ 6,7 juta dari NASA, sehingga roket-roket Atlas dan Delta miliknya lebih terpantau baik untuk menjamin keamanan setiap astronot yang duduk dalam kapsul roket itu. Blue Origin milik Bezos menerima US$ 3,7 juta dari NASA untuk mengerjakan sistem peluncuran penyelamatan jenis baru bagi awak yang ada di puncak roket.

"Saya memahami betapa besarnya tantangan dalam pengiriman manusia ke orbit dan memiliki teman-teman yang meninggal dunia ketika mencoba melakukannya," kata Bolden, mantan komandan pesawat ulang-alik. "Saya berjanji akan bekerja keras untuk menjamin bahwa apa pun dilakukan dengan efisien dan aman."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk meningkatkan keamanan sekaligus menekan biaya tetap rendah, NASA tak hanya mencari satu pemenang dari ketujuh perusahaan tersebut. Mereka berharap ada beberapa pesawat antariksa yang siap mengangkut awaknya. "Bahkan terbuka kemungkinan lebih dari tujuh yang ada sekarang," kata Bolden.

Perubahan dramatis yang digariskan pemerintahan Obama tersebut mendorong NASA kembali ke masa sebelum Apollo 1959-1960, ketika badan tersebut masih sebatas lembaga riset dan pengembangan, bukan pabrik rekayasa seperti sekarang. Demikian diungkapkan Harry Lambright, pakar kebijakan publik di Syracuse University.

"Itu akan menjungkirbalikkan NASA. Kebijakan itu akan membawa kembali badan itu ke masa lalu, masa pra-Apollo," kata Lambright. Dia menyatakan kebijakan itu adalah pertaruhan yang mungkin bakal gagal.

Howard McCurdy, sejarawan dan pakar kebijakan antariksa dari American University, mengatakan apa yang terjadi sebagian adalah perputaran dan sebagian lagi membutuhkan penemuan kembali. "Jelas apa yang mereka coba lakukan adalah membuatnya terlihat positif. Bukannya membuat kebijakan ini sebagai sebuah kisah pembatalan, ini adalah cerita tentang awal yang baru," kata McCurdy.

 TJANDRA DEWI | AP | NASA | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

11 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Kapal Ulang-alik Atlantis meluncur ke luar angkasa untuk terakhir kalinya pada 8-7, 2011. Atlantis, salah satu pesawat ulang-alik milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. REUTERS/Bill Ingalls/NASA/Handout
Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.


AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko


BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2022 memberikan penghargaan Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture kepada Dr. Orbita Roswitiarti M.Sc yang memiliki rekam jejak di bidang penerbangan dan antariksa serta memberikan banyak manfaat yang berarti. (BRIN)
BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.


Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Messier 15 (NASA, ESA)
Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.