Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sawit Ditanam, Pemanasan Global Meningkat  

image-gnews
Perkebunan Kelapa Sawit. TEMPO/Arie Basuki
Perkebunan Kelapa Sawit. TEMPO/Arie Basuki
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Masalah lahan gambut baru mencuat sejak dasawarsa 1980-an. Ketika itu pemerintah mengizinkan perusahaan swasta membuka dan mengembangkan lahan gambut dalam skala besar, yakni 5.000-100 ribu hektare. Sawit Watch mencatat Indonesia telah menanam 7.5 juta hektare lahan dengan sawit, yang menghasilkan sekitar 19 juta ton CPO. Sebagian besar lahan itu berada di lahan gambut.

Dari hasil penelitian Sawit Watch dan Bambang Hero Saharjo (Fakultas Kehutanan IPB), pembukaan kebun sawit di lahan gambut mempercepat pemanasan global akibat terlepasnya gas rumah kaca, terutama karbon dioksida yang tersimpan di gambut.

Berdasarkan penelitian di Tanah Grogot, Kalimantan Timur, kebun sawit yang ditanam di tanah mineral selama 25 tahun hanya mampu menyerap 130 ton CO2 eq per hektare. Kalaupun bervariasi, kemungkinan besar tidak akan lebih dari 180 ton CO2 eq, mengingat kandungan karbon pada bagian atas permukaan tanah di kebun sawit adalah 39,94 ton per hektare atau setara dengan 146,58 ton CO2 eq per hektare. "Emisi GRK yang realistis dari lahan gambut yang terdrainase adalah 25-55 ton CO2-eq per hektare per tahun atau sekitar 625-1375 ton CO2-eq untuk selama 25 tahun," kata Bambang.

Pada 2008, WWF melaporkan bahwa rata-rata tahunan emisi C02 dari lahan gambut di Riau (1990-2007) yang dihasilkan untuk perkebunan adalah 0,22 Gt, yaitu sekitar 79 persen total emisi C dari sektor energi. Selain karena proses dekomposisi bahan gambut, emisi lantaran kebakaran di lahan ini rentan.

Selain pengemisi karbon dioksida, ancaman lain dari penanaman sawit di lahan gambut adalah subsiden. Menurut Nyoman Suryadiputra, Ketua Wetland International, amblesan merupakan hasil dari oksidasi karbon (carbon loss ke udara dan atau ke air). "Juga mengerutnya gambut dan kompaksi," katanya. Lembaga ini pernah melakukan penelitian di Riau, tempat di mana terdapat sawit joget. Laju subsidence 1 sentimeter tiap tahun per 10 sentimeter drainase.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Supiandi Sabiham, kecepatan subsiden berdasarkan perbedaan kedalaman saluran. "Penurunan stabilitas gambut setelah terjadi konversi lahan," kata guru besar Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan IPB. Dari hasil penelitian sejumlah ahli, katanya, pada tahun pertama amblesan sebesar 20-50 sentimeter. Mulai tahun kedua sebesar 2-5 sentimeter tiap tahunnya.

UNTUNG WIDYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Koalisi Lingkungan Persoalkan Pengelolaan Lahan Gambut RAPP

21 Oktober 2017

Petugas pemadam kebakaran dibantu Masyarakat Peduli Api (MPA) menyemprotkan air ke arah semak belukar saat kebakaran lahan gambut di Pekanbaru, Riau, 3 April 2017. ANTARA
Koalisi Lingkungan Persoalkan Pengelolaan Lahan Gambut RAPP

EoF mensinyalir APRIL melalui RAPP sengaja mengabaikan Surat Peringatan kedua Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan soal pengelolaan lahan gambut


Ini Kelebihan Pemetaan LiDAR pada Restorasi Gambut

1 September 2017

Perangkat teknologi LiDar yang digunakan untuk melakukan pemetaan lahan gambut dan hutan. (Dok. Humas BRG)
Ini Kelebihan Pemetaan LiDAR pada Restorasi Gambut

Nazir mengatakan teknologi LiDAR ini dioperasikan menggunakan pesawat terbang.


BRG Targetkan 2 Juta Hektar untuk Restorasi Lahan Gambut

24 Agustus 2017

Peneliti dari LHK Palembang menunjukkan pohon rawa gambut yang berhasil dikembangkan di Sepucuk, Ogan Komering Ilir, Kamis, 20 April 2017. Di lahan eks terbakar di tahun 1997 dan 2006 ini sudah ditumbuhi Jelutung, Ramin, gelam. Tempo/Parliza Hendrawan
BRG Targetkan 2 Juta Hektar untuk Restorasi Lahan Gambut

Badan Restorasi Gambut menargetkan restorasi lahan gambut sebanyak 2 juta hektar dan sampai kini baru 600 ribu hektar yang berhasil direstorasi.


BRG Serahkan Hasil Pemetaan Lahan Gambut dengan Teknologi LiDAR

24 Agustus 2017

Dua Tahun Setelah Amuk Lahan Gambut
BRG Serahkan Hasil Pemetaan Lahan Gambut dengan Teknologi LiDAR

BRG menyerahkan hasil pemetaan lahan gambut yang diproduksi menggunakan teknologi LiDAR ke Kementerian Kehutanan dan Badan Informasi Geospasial.


Regulasi Gambut Bikin Pabrik Kertas & Pulp Riau Impor Bahan Baku

14 Juni 2017

TEMPO/ Tulus Wijanarko
Regulasi Gambut Bikin Pabrik Kertas & Pulp Riau Impor Bahan Baku

Pabrik kertas & pupl mengimpor hingga 9,5 juta meter kubik per
tahun, karena terancam kekurangan baku akibat rencana
penerapan PP gambut yang baru.


Sumatera Selatan Revegetasi Gambut di Lahan 1.000 Hektare  

10 Mei 2017

Petugas menggembala gajah dewasa di Pusat Latihan Gajah Padang Sugihan di Banyuasin, Sumatera Selatan, 24 Februari 2017. Di tempat ini, pengunjung tidak hanya dapat mengunggang gajah di lahan gambut, mereka juga dapat mempelajari lekuk-lekuk manajemen pengelolaan air di area yang rawan terbakar tersebut. TEMPO/Parliza Hendrawan
Sumatera Selatan Revegetasi Gambut di Lahan 1.000 Hektare  

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan kawasan revegetasi di lahan gambut di wilayahnya bakal bertambah menjadi lebih dari 1.000 hektare.


Kalimantan Barat Restorasi 32.400 Lahan Gambut  

23 Februari 2017

50 ha lahan gambut di meranti terbakar. (FOTO: Satgas Udara).
Kalimantan Barat Restorasi 32.400 Lahan Gambut  

Badan Restorasi Gambut bersama Pemerintah Kalbar telah memulihkan 27% lahan gambut dari total gambut yang rusak seluas 120.000 ha.


Kementerian Lingkungan Sediakan Tanah Ganti Lahan Gambut

23 Februari 2017

Operator mengoperasukan beberapa alat berat untuk pembuatan embung penampung air di lahan gambut bekas kebakaran di Desa Rimbo Panjang, Kampar, Riau, 9 Oktober 2015. BNPB melakukan pembangunan embung di lahan gambut yang berisiko kebakaran sebagai penampung air. ANTARA/FB Anggoro
Kementerian Lingkungan Sediakan Tanah Ganti Lahan Gambut

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyediakan pengajuan tanah pengganti atau land swap pemegang izin usaha kehutanan sesuai dengan PP 57 Tahun 2014.


Soal Revisi PP Lahan Gambut, Ini Pasal-pasal Kontroversial  

20 Februari 2017

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berkoordinasi dengan para bawahannya usai menyusuri pematang kanal bersekat yang dibangun untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan gambut di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, 31 Oktober 2015. ANTARA/Saptono
Soal Revisi PP Lahan Gambut, Ini Pasal-pasal Kontroversial  

Forum Group Discussion bekerjasama Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya, dan Masyarakat Perkelapasawitan mendesak revisi PP No. 57 tahun 2016.


Menteri LHK: Restorasi Lahan Gambut Selamatkan Obyek Vital  

11 Januari 2017

Menteri LHK Dr. Siti Nurbaya, M.Scdi dalam acara konvensi iklim. istimerwa
Menteri LHK: Restorasi Lahan Gambut Selamatkan Obyek Vital  

Lahan gambut yang tidak terawat bisa kering, dan saat musim kemarau bisa menyebabkan kebakaran hutan.