TEMPO Interaktif, Jakarta - Belum masal penggunaan panel silikon penyerap tenaga surya, peneliti-peneliti di Amerika telah mengumumkan penemuan baru berupa penyerap tenaga surya berbentuk kawat.
Kelebihan kabel yang disebut "SI Wire" itu menurut para pembuatnya di California Institute of Technology hanya menggunakan satu persen bahan silikon dari total bahan yang harus disediakan untuk membuat papan penyerap tenaga surya konvensional saat ini.
Dalam jurnal "Nature Materials" para peneliti menulis kawat-kawat penyerap tenaga surya yang mereka ciptakan akan menghemat tempat, silikon sebagai materi pembuat papan surya, lebih ringan, lebih fleksibel (bisa melengkung) dan, yang paling penting dari semua unsur di atas, akan lebih murah dari harga papan surya.
Dengan diameter satu micrometer kawat itu dipasang secara berumpun untuk memperbesar tenaga surya yang bisa diserap hingga 96 persen (pada puncak intensitas cahaya matahari). Dan praktisnya lagi, karena bentuknya, kawat surya itu tidak perlu banyak digerakkan untuk menangkap cahaya matahari, karena alat itu bisa menangkap cahaya dari berbagai sudut jatuhnya cahaya, tidak seperti papan surya.
Pembuatnya memperkirakan panel surya itu memiliki tingkat efektifitas 17 persen atau sekitar dua persen lebih efektif dibanding papan surya.
Krisis energi terjadi di banyak kawasan di dunia termasuk Indonesia namun berlimpahnya tenaga surya sejauh ini baru dimanfaatkan secara komersil, paling-paling untuk pemanas air mandi, sedangkan pemerintah berkutat untuk membuat bahan bakar cair dari tebu atau sumber pangan lainnya.
THE REGISTER | RONALD SAUT