Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Snowmageddon Meluncur pada Musim Panas  

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Washington - Bekas tumpukan salju masih tampak di sejumlah sudut kota Washington, Baltimore, dan Philadelphia. Sejumlah pihak menyebut peristiwa ini sebagai snowmageddon dan snowpocalypse--merujuk pada judul film tentang bencana dan peperangan, yakni Armageddon dan Apocalypse Now.

Memang, pada 5-6 Februari, badai salju terekam setebal 17,8 sentimeter di ibu kota negara adidaya ini. "Angka ini urutan keempat dari 10 badai salju terbesar di Washington sepanjang 100 tahun belakangan," kata Jeff Masters, ahli meteorologi, dalam blognya yang terkenal, Weather Underground. Sebulan sebelumnya (19-20 Desember 2009), curah salju setebal 16,4 sentimeter terjadi di Washington atau urutan kedelapan.

Di Philadelphia, pada waktu yang sama, snowmageddon badai salju terekam setebal 28,5 sentimeter. Angka ini berada di urutan kedua dari 10 badai salju terbesar di Philadelphia sepanjang 100 tahun terakhir. Sedangkan pada 19-20 Desember 2009, snowpocalypse tercatat 23,2 sentimeter dan berada di urutan ketiga. Urutan pertama badai salju terbesar terjadi pada 7-8 Januari 1996, yang tercatat 30,7 sentimeter. Di Kota Baltimore, badai salju belakangan ini juga masuk 10 besar dari bencana sejenis sejak 1900.

Masters memang meneliti musim dingin sepanjang Desember 2009 hingga akhir pekan pertama Februari 2010. Berdasarkan catatannya, musim dingin kali ini di Baltimore, Washington, Philadelphia, Atlantic City, dan Wilmington memecahkan rekor dari periode sebelumnya.

Di Baltimore, misalnya, tercatat 79,9 sentimeter lebih tinggi dibanding rekor lama 62,5 sentimeter pada musim dingin sepanjang 1995-1996. Lalu, di Washington DC National Airport tercatat 55,9 sentimeter--rekor lama sebesar 54,4 sentimeter terjadi pada musim dingin sepanjang 1898-1899. Di Bandar Udara Washington Dulles VA tercatat 75,0 sentimeter, sedangkan rekor sebelumnya, 61,9 sentimeter, sepanjang 1995-1996.

Di Wilmington DE tercatat 66,7 sentimeter lebih tinggi ketimbang catatan sebelumnya, 55,9 sentimeter, pada sepanjang 1995-1996. Lalu, di Philadelphia PA tercatat 71,6 sentimeter, memecahkan rekor lama, 65,5 sentimeter, pada 1995-1996. Adapun di Atlantic City, NJ tercatat 49,9 sentimeter, melebihi musim dingin sepanjang 1966-1967 dengan 46,9 sentimeter.

Biasanya rata-rata curah hujan salju untuk kota-kota tersebut mencapai 16-22 sentimeter. "Hujan salju pada musim dingin kali ini setara dengan apa yang ada di Anchorage, Alaska, dan Portland Maine," kata Masters. Dua kota di utara Amerika Serikat itu umumnya menerima curah hujan salju berkisar 70 sentimeter. Mengingat musim dingin belum berakhir, Masters khawatir bakal lebih banyak lagi tumpahan hujan salju.

Snowmageddon dan snowpocalypse ini menimbulkan pertanyaan di negara Abang Sam. Maklum, World Meteorological Organization dan NASA Goddard Institute for Space Studies mencatat 2000-2009 sebagai dekade terpanas sepanjang pencatatan iklim secara modern. Tahun 2009 bahkan terekam sebagai tahun terpanas kedua setelah 2005. "Perubahan iklim menyebabkan badai salju terjadi lebih sering dan lebih besar," tulis time.com.

Analisis yang dibuat Masters makin menguatkan sinyalemen tersebut. Bukan apa-apa, 10 badai salju terbesar di kota-kota yang diteliti Masters terjadi pada musim dingin setelah 1980-an. Pengecualian hanya saat badai salju yang terjadi pada 27-28 Januari 1922.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhir tahun lalu, keluar US Climate Impacts Report. Pada laporan ini terekam bahwa sepanjang 50 tahun terakhir badai salju skala besar bergerak perlahan ke arah utara Amerika. Sedangkan frekuensi badai di lintang tengah menurun sebagai akibat iklim yang menghangat. Secara teoretis, ini merupakan fenomena pemanasan global, ketika udara panas menyimpan lebih banyak uap air. Ketika badai terjadi, uap air dingin atau salju yang terkumpul banyak itu terlepaskan.

Tak hanya di Amerika Serikat, badai salju juga menerjang Korea Selatan dan Afganistan. Di Seoul, salju menutupi hampir seluruh kota yang belum pernah terjadi sejak 50 tahun terakhir. Di Afganistan, longsoran salju di Pegunungan Hindu Kush menewaskan 166 jiwa, yang tengah berada di jalan raya Salang Pass.

Masters, yang mengutip Scientific American and The Book, Natural Disasters and How We Cope, menyebutkan, kecelakaan di Afganistan itu masuk 10 besar bencana salju di dunia. Di Amerika, bencana salju longsor terburuk terjadi di Wellington, Washington, pada 1 Maret 1910, yang menewaskan 96 orang, yang berada di dalam kereta api dan stasiun.

UNTUNG WIDYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

2 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

9 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

9 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

10 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

14 hari lalu

Sejumlah warga Muara Angke membawa jerigen saat melakukan aksi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Februari 2022. Para warga yang datang dari blok Limbah, blok Eceng dan blok Empang RW 022 Muara Angke ini menggelar aksi terkait krisis air bersih yang melanda di pemukiman mereka. Selain meminta layanan air bersih, mereka juga meminta agar PAM Jaya melakukan pelayanan suplai air minum menggunakan kios air sementara untuk warga sebanyak 293.208 liter per hari, dan pemberlakuan tarif air sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 57 tahun 2021 yaitu seharga Rp. 1.575,-/ meter kubik. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

BRIN mendorong penguatan riset dan inovasi terkait solusi krisis air. Berbagai teknologi pengelolaan air dikembangkan.


Komisi Fatwa MUI Pergi ke Kalteng dan Riau Sebelum Haramkan Deforestasi

27 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Komisi Fatwa MUI Pergi ke Kalteng dan Riau Sebelum Haramkan Deforestasi

MUI mengeluarkan fatwa yang mengharamkan penggundulan hutan (deforestasi) serta pembakaran hutan dan lahan yang berdampak pada krisis iklim.


Ashoka dan Kok Bisa Seleksi 29 Finalis Penemu Solusi Krisis Iklim

27 hari lalu

Pengrajin membuat kerajinan daur ulang sampah di Bank Sampah Persatuan, Pondok Kelpa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat, 26 Januari 2024. Bank Sampah yang di dirikan pada 2019 ini memperkerjakan sejumlah ibu-ibu rumah tangga untuk membuat kerajinan dari olahan sampah plastik yang dijadikan menjadi tas, lampu hias hingga berbagai ornamen dan memiliki nilai jual mulai dari 30 ribu hingga 130 ribu per produknya. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Ashoka dan Kok Bisa Seleksi 29 Finalis Penemu Solusi Krisis Iklim

Ashoka dan Kok Bisa menyaring para pemilik inisiatif baru untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.


Peneliti yang Sebut Puting Beliung Rancaekek Tornado Menilai Banyak Ilmuwan Tak Paham Perubahan Iklim

29 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin saat ditemui seusai acara Media Lounge Discussion perihal cuaca ekstrem, Rabu 31 Januari 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Peneliti yang Sebut Puting Beliung Rancaekek Tornado Menilai Banyak Ilmuwan Tak Paham Perubahan Iklim

Peneliti di BRIN ini paparkan tiga fenomena cuaca ekstrem yang dulu tak dibayangkan bakal bisa terjadi di Indonesia


WALHI Apresiasi dan Beri Catatan Fatwa MUI soal Perubahan Iklim

29 hari lalu

Aktivis lingkungan WALHI Jakarta saat melakukan aksi di depan Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Rabu 3 Agustus 2022. Dalam aksinya, aktivis mengkritisi Japan Energy Summit 2022  yang sedang berlangsung di Tokyo. Dalam pertemuan tersebut transisi energi masih memberi ruang terhadap solusi palsu untuk mengatasi perubahan iklim. TEMPO/Subekti.
WALHI Apresiasi dan Beri Catatan Fatwa MUI soal Perubahan Iklim

WALHI menyambut baik fatwa MUI nomor 86 tahun 2023 tentang Hukum Pengendalian Perubahan Iklim Global. Ada juga catatan atas fatwa itu.


Dirjen di KLHK Beberkan Cara Mitigasi Puting Beliung Rancaekek

29 hari lalu

Citra satelit yang menunjukkan pusaran awan penyebab puting beliung Rancaekek, Rabu sore, 21 Februari 2024. Foto : BRIN
Dirjen di KLHK Beberkan Cara Mitigasi Puting Beliung Rancaekek

Bencana puting beliung bisa terjadi di Rancaekek disebutkan karena faktor perubahan iklim dan kenaikan suhu global.