Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah Internet Membuat Cerdas?  

image-gnews
Google meluncurkan layanana baru Google Energi. Ini layanan bagi mereka yang membeli menjual energi,seperti listrik
Google meluncurkan layanana baru Google Energi. Ini layanan bagi mereka yang membeli menjual energi,seperti listrik
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - “Apakah Google membuat kita bodoh?” Kalimat ini jadi judul tulisan Nicholas Carr pada laporan utama majalah Atlantic Monthly terbitan musim panas 2008. Carr, pakar teknologi informasi berargumen bahwa kemudahan mesin pencari online tersebut membatasi kemampuan individu berkonsentrasi. Tak ada lagi ruang tenang untuk berkontemplasi karena disibukkan aktivitas browsing dan skimming.

Judul tulisan Carr itu jadi salah satu pertanyaan dalam survei bertajuk The Future of the Internet IV. Pew Internet yang menyelenggarakan riset itu memilih 900 orang sebagai respondennya yang diwawancarai melalui surat elektronik, Twitter atau Facebook. Mereka terdiri dari ilmuwan, pengusaha, dan pengembang teknologi. Perusahaan ini ingin mengetahui pandangan responden tentang pengaruh Internet saat ini dan 10 tahun mendatang.

Hasil survei ternyata berkebalikan dengan penilaian Carr. Internet malahan memperbaiki aktivitas membaca dan menulis guna memahami keseluruhan pengetahuan. Tiga dari empat responden mengatakan pemakaian internet meningkatkan kecerdasan manusia. “Dua pertiga-nya berpendapat aktivitas itu meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan memahami pengetahuan," kata Janna Anderson, salah seorang peneliti dan Direktur Imaging the Internet Center dalam pernyataannnya.

Anderson mengakui masih ada orang yang mengkritik Google, Wikipedia, dan media online lainnya. Namun banyak yang tidak setuju dengan premis bahwa browsing dan membaca sekilas melalui situs menurunkan kemampuan berkonsentrasi. Ada yang menyebut Google membuat kita lebih banyak dapat informasi dan kreatif. Sebaliknya ada pula yang menulis situs-situs seperti Google membuat kita malas secara intelektual.

Memang bagi banyak orang, jawabannya tidak sesederhana pertanyaan yang diajukan Carr. “Google membuat kita bodoh dan cerdas pada saat yang bersamaan," jawab Marcel Bullinga, ahli masa depan (Futurist) dari Belanda. Menurut Bullinga, pada masa depan kita hidup secara transparan dimana media bergerak tiga dimensi mengikuti dan mengelilingi kemanapun.

Dalam komputasi awan ini (cloud computing), kita menggunakan mesin cerdas untuk menyederhanakan dan mendelegasikan tugas-tugas rumit. Alhasil kita kehilangan keahlian yang dibutuhkan pada saat usia tua. Tapi kita akan memperoleh keterampilan yang membuat pilihan lebih baik. “Jadi saya kira keuntungan bakal lebih besar daripada kerugiannya."

Akankah Internet meningkatkan atau melemahkan kemampuan membaca dan menulis? Meskipun 65 persen responden merasa mendapat keterampilan, beberapa diantara mereka mencela tulisan yang tergesa-gesa pada website, surat elektronik, dan pesan instans. Tetapi sekali lagi, banyak yang pro dan kontra terhadap dampak Internet dalam hal membaca, menulis, dan memahami individu.

"Ejaan dan tata bahasa semakin memburuk. Orang-orang tidak memikirkan atau mengedit terlebih dulu sebelum menerbitkan atau mengirimkan tulisan," tulis Rebecca MacKinnon dari Princeton Center for Information Technology Policy. Namun di sisi lain, kata MacKinnon, Internet telah meningkatkan kemampuan membaca dan menulis bahasa Cina-nya. Hyperlink memungkinkannya berkomunikasi dalam cara-cara non-linier yang menambahkan lapisan makna pada tulisannya yang tidak ada di atas kertas. “Kenyataan bahwa saya dapat mencampur visual, suara, dan teks ketika membuat argumen atau menceritakan sebuah kisah sehingga ini meningkatkan efektivitas kerja."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Survei juga menanyakan apakah sebagian besar penemuan menarik pada masa mendatang telah diantisipasi? Sebagian besar ahli merasa gadget dan aplikasi ditakdirkan menangkap imajinasi kita dalam 10 tahun mendatang menjadi tak terduga. "Jawaban yang benar adalah kombinasi dari dua hal," tulis Profesor MIT David Clark. Menurutnya perangkat tersebut dapat melihat banyak apa yang akan terjadi beberapa tahun ke depan. Hal ini dimungkinkan karena makin tersedianya sensor, penggerak, cyber-car dan berbagai jenis implan serta elemen-elemen proto-cyborg.

Apakah Internet tetap bebas dan tak terkekang pada tahun 2020? Atau akan ada lebih banyak kontrol informasi? Untuk isu ini, 61 persen responden percaya bahwa prinsip-prinsip dasar Internet gratis dan akses terbuka informasi akan menang. Beberapa diantara mereka ada yang pesimistis, takut bahwa negara-negara seperti China dan Iran terus mencoba mempertahankan kekuasaan dengan mengendalikan akses Internet. Selain itu vendor dan korporasi semakin membatasi akses kepada pengguna.

Tapi pendapat responden terbelah soal ini. "Menurut saya, tak terelakkan bahwa negara akan berusaha mengerahkan lebih banyak kontrol melalui Internet," tulis Hal Varian, kepala ekonom Google. "Namun, saya berpikir terjadinya perubahan sehingga internet tetap relatif bebas."

Akhirnya, apakah kita akan tetap anonim online pada 2020? Di sini, hasilnya campuran. Hanya 55 persen responden mengatakan kebanyakan orang akan tetap dapat membuat, berkomunikasi, dan browsing tanpa mengungkapkan siapa mereka. Namun banyak yang kurang yakin. "Online anonimitas berada di bawah ancaman dan tidak mungkin tetap sama secara substansial dalam dekade mendatang," kata Ethan Zuckerman dari Global Voices. Untuk hal baik misalnya terdapat pada pidato anonim. Ada upaya lain menghilangkan anonimitas untuk mengatasi kekhawatiran perilaku kriminal, penipuan, spam, dan terorisme.

UWD | CNET

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

22 Februari 2021

Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar.
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.


Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

11 Juni 2018

Tampilan situs Ditjen Pajak www.pajak.go.id yang diretas oleh pihak yang mengaku sebagai Anonymous Arabe pada Ahad pukul 9 malam lalu, 10 Juni 2018 (foto kanan). Hingga siang ini, situs tersebut masih dalam pemulihan dan dialihkan ke www.djponline.pajak.go.id (foto kiri). Foto: djponline.pajak.go.id / istimewa
Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.


Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

31 Mei 2018

Ilustrasi kejahatan internet
Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.


Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

24 Januari 2018

Global Director Priceprice.com Takayoshi Kuki (tengah) dalam acara peluncuran situs perbandingan harga Priceprice.com di Jakarta, Rabu, 24 Januari 2018. Tempo/Syafiul Hadi
Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.


Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

27 September 2017

Ilustrasi pelacuran / prostitusi. REUTERS/Edgar Su
Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.


Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

27 Agustus 2017

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam Browser Chrome. Kredit: Techcrunch
Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.


Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

10 Agustus 2017

Ilustrasi belajar make up dari youtube. Goss.ie
Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?


Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

10 Agustus 2017

Soal matematika menjadi password wifi. Mirror.co.uk
Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?


Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

12 Juli 2017

Sxc.hu
Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality


Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

7 Juli 2017

Vlog Kaesang berjudul #BapakMintaProyek. youtube.com
Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.