TEMPO Interaktif, Jakarta - Peneliti di Irlandia dan Britania telah menemukan rentetan genetik DNA metokondria dari banteng langka menggunakan contoh tulang berusia 6,700 tahun. Mereka merangkai rentetan mitokondria DNA dari tulang kaki depan, yang ditemukan dalam sebuah gua di Derbyshire.
Tim mempublikasi temuan mereka di the journal PLoS ONE. Peneliti dari University College Dublin, Trinity College, Dublin, Oxford University dan Sheffield serta Leeds University, mengekstrak DNA menggunakan teknologi perangkai. Metode ini dapat mengekstrak lebih banyak jenis informasi genetika lebih cepat dan ditampilkan pada UCD Conway Institute of Biomolecular dan Biomedical di Universitas College Dublin.
Jaringan genetik metokondria DNA menunjukkan jaringan ibu tapi para peneliti berharap tahap selanjutnya akan bisa menata penuh genetika DNA tulang lama. Para peneliti telah berhasil menetapkan genetika metokondria pertama. Ini meningkatkan harapan membuka kembali di pusat biomolukul kuno University of Oxford. Pusat penelitian ini dibuat pada 2005 tapi kedepan akan membangun penelitian di Oxford, tim membutuhkan laboratorium khhusus guna mencegah kontaminasi contoh kuno dari DNA moderen.
Ceiridwen Edwards, salah satu peneliti, mengatakan, "Penemuan ini diharapkan bisa menjadi proyek awal dari berbagai poyek langka untuk menjelajah sejahara evolusi banteng langka dan lembu. Kami menggunakan teknologi pengembangan DNA terbaru yang memungkinkan mendapat informasi genetik lebih banyak dan cepat dari model sebelumnya. Areal penelitian dapat berimplikai tak hanya pada arkeologi tapi juga peternakan lembu. Pada waktunya kami berharap mengerjakan pembiakan ribuan banteng langka melalui gen DNA."
Professor David MacHugh dari University College Dublin mengatakan temuannya menjanjikan sesuatu yang luar biasa bagi pendekatan genetika DNA generasi mendatang yang berkaitan dengan arkeogenetika.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa banteng kuno yang diperkirakan pernah hidup Near East sekarang Iran dan Syria adn melintasi Eropa dan Asia merupakan leluhur dari lembu modern. Namun, perbandingan banteng kuno Eropa dan lembu eropa pada DNA metokondria menunjukkan ada perkawinan silang antara lembu domestik dan lembu liar menyebabkan populasi banteng kuno sangat langka di Eropa.
Professor Mark Pollard, Directur Penelitian Oxford University untuk bidang Archaeologi dan Sejarah mengatakan perlu melakukan penelitian lanjutan pada DNA kuni jika ingin mengusut proses evolusi, tak hanya pada lembu tetapi spesies lain. "Pada jangka panjang, kami berharap Oxford bisa membuat proyek DNA pada perpindahan tumbuhan dan manusia Britania dari akhir Era Es atau Ice Age ke era modern."
SCIENCEDAILY | PURW