Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dulu, Khatulistiwa Juga Pernah Tertutup Es  

image-gnews
tripadvisor.com
tripadvisor.com
Iklan

TEMPO Interaktif, Cambridge - Lautan es diperkirakan pernah menutupi permukaan bumi hingga ke khatulistiwa ratusan juta tahun lampau. Kesimpulan studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Science akhir pekan lalu itu menambah bukti teori yang menyebutkan bahwa bumi pernah berbentuk seperti sebuah bola salju.

Temuan itu berimplikasi bagi evolusi dan keselamatan makhluk hidup di bumi ketika melewati zaman es yang dingin menggigit itu. Para pakar geologi menemukan bukti bahwa daerah tropis pernah tertutup oleh gletser ketika menguji batuan tropis purba yang kini ditemukan di barat laut Kanada yang terpencil. Lokasi batuan yang berubah itu terjadi karena permukaan bumi dan batuan di atasnya selalu bergerak, terdorong oleh gerakan bagian dalam bumi, sebuah proses yang disebut sebagai lempengan tektonik.

Batuan dari Yukon Territory, Kanada, itu memperlihatkan deposit gletser dan tanda proses glaciation lain, seperti batuan striated clast, serpihan yang dihanyutkan oleh es, dan deformasi sedimen lunak. Berdasarkan magnetisme dan komposisi batuan itu, para ilmuwan dapat memastikan bahwa pada 716,5 juta tahun lampau batuan itu berada di dalam laut di daerah tropis, sekitar 10 derajat garis lintang. Periode glaciation yang terjadi itu disebut Sturtian glaciation, satu dari dua zaman es terhebat yang pernah menguasai bumi.

"Ini pertama kalinya Sturtian glaciation terlihat pada garis lintang tropis, memberikan bukti langsung bahwa proses pembentukan gletser itu adalah peristiwa 'snowball Earth'," kata Francis Macdonald, ahli geologi Harvard University, yang menjadi pemimpin utama studi itu. "Data kami juga menunjukkan bahwa Sturtian glaciation berakhir setelah 5 juta tahun."

Temuan itu memancing munculnya pertanyaan soal bagaimana organisme hidup, terutama bentuk kehidupan yang lebih kompleks daripada mikroba, yang dapat menyelamatkan diri dari iklim yang sedemikian keras itu. Keberhasilan organisme itu yang tetap hidup menunjukkan bahwa sinar matahari dan air permukaan tetap tersedia di suatu lokasi di permukaan bumi--mungkin dalam ceruk air terbuka yang terbentuk pada lautan es dan menyediakan tempat berlindung bagi organisme itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Catatan fosil menunjukkan bahwa seluruh kelompok eukaryot utama, terkecuali binatang, telah ada sebelum Sturtian glaciation," kata Macdonald. "Pertanyaan yang muncul adalah 'Apakah bola salju bumi itu ada, bagaimana organisme eukaryot selamat? Apakah bola salju bumi Sturtian merangsang evolusi dan asal usul binatang?'" (Eukaryot adalah organisme yang memiliki sel inti sejati dan jauh lebih kompleks daripada prokaryot).

Berdasarkan temuan itu, Macdonald menyatakan bahwa, dari sudut pandang evolusi, tekanan lingkungan yang sedemikian keras tak selalu buruk bagi kehidupan di atas bumi.

Para ilmuwan tak tahu pasti apa penyebab glaciation atau kapan itu berakhir, tapi Macdonald menyatakan bahwa angka 716,5 juta tahun itu hampir sama dengan masa terbentuknya akumulasi batuan beku di kerak bumi yang membentang sepanjang 1.500 kilometer, dari Alaska hingga Pulau Ellesmere di timur laut Kanada.

TJANDRA | LIVESCIENCE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

2 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

6 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

6 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

7 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

24 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

51 hari lalu

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.


Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

17 November 2023

Dua arkeolog meneliti arsitektur benteng pertahanan di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu Selatan dengan cara ekskavasi atau penggalian pada Kamis (16/11/2023). Diketahui ekskavasi juga pernah dilakukan pada 1995. ANTARA/HO-Kominfotik Kepulauan Seribu
Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

Pulau Onrust adalah salah satu pulau bersejarah di kawasan Gugusan Kepulauan Seribu dan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya.