Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sidik Jari Gempa Besar

image-gnews
AP/Roberto Candia
AP/Roberto Candia
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Cuaca dingin menjadi bencana lanjutan bagi warga Provinsi Elazig, Turki. Sebanyak 57 penduduk di lima desa tewas tertimbun rumah yang runtuh akibat gempa berkekuatan 6 pada skala Richter, Senin pekan lalu. Puluhan warga lainnya luka berat.

Setelah petaka itu, udara dingin menyelimuti Turki. Para korban akhirnya menggunakan lembaran plastik untuk melindungi tenda mereka dari sergapan suhu dingin.

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyalahkan rumah warga yang materialnya berasal dari lumpur. Ribuan rumah memang rata dengan tanah akibat gempa yang berpusat di Desa Basyurt. Selain Elazig, lima provinsi lain terkena dampaknya, yakni Tunceli, Bingol, dan Diyarbakir.

Gempa Turki ini makin menambah deret panjang bencana gempa yang terjadi sepanjang triwulan pertama 2010. Sejumlah pertanyaan muncul. Apakah ada keterkaitan satu sama lain? Apakah frekuensi gempa makin banyak pada dasawarsa ini?

Para ilmuwan menjawab tegas bahwa rentetan gempa yang terjadi baru-baru ini tidak saling terkait. Letak pusat gempa saling berjauhan satu sama lain. "Jauhnya jarak antara gempa Haiti dan Cile dengan yang terjadi di Turki dianggap tidak berkaitan," kata Bernard Doft, ahli gempa dari Belanda.

Gempa bumi terjadi karena lempengan tektonik saling bertubrukan satu sama lain. Tumbukan lempeng (plate) ini ada yang normal, horizontal, vertikal, atau menumbuk ke dalam. Peristiwa ini berlangsung sangat lambat, tapi tidak bisa dicegah. Terkadang lempengan itu saling menempel, lalu tersentak ke atas dan sentakan inilah yang menghasilkan gempa.

Para ahli mencatat, dalam setahun, sekitar 500 ribu gempa terdeteksi di bumi. Aktivitas ini telah berlangsung sejak jutaan tahun yang lalu. Dari jumlah itu, yang terasa sekitar 100 ribu, 100 gempa di antaranya memiliki kekuatan yang bersifat merusak. Namun cuma 18 gempa yang kekuatannya 7,0 Mw.

Berdasarkan data lembaga survei geologi Amerika Serikat (USGS), setiap tahun rata-rata terjadi 134 gempa bumi dengan magnitudo 6,0 dan 6,9. Pada 2010 ini, laju gelombang gempa memang datang sedikit terlalu cepat, mencapai 40 kali dalam waktu kurang dari tiga bulan, jauh lebih tinggi dibanding pada tahun-tahun sebelumnya.

Mayoritas getaran (tremor) dan letusan gunung berapi berlokasi di sepanjang batas-batas pergesekan lempeng tektonik yang membentuk kerak bumi.

Gempa di Turki terjadi karena tumbukan mendatar dua lempeng benua, yakni Arab dan Eurasia. Memang tumbukan dua lempeng sejak jutaan tahun yang lalu tidak sampai membentuk lapisan yang terangkat hingga membentuk pegunungan, seperti Himalaya di Asia Tengah.

Namun aktivitas kegempaan di kawasan Turki dan sekitarnya juga dipengaruhi oleh gerakan lempeng Benua Afrika. Interaksi kedua lempeng itu membentuk sesar mendatar yang disebut Sesar Anatolian. Sesar ini membentang dari timur ke barat melewati Turki bagian utara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akibat interaksi antarlempeng, pada Agustus 1999, terjadi gempa besar berkekuatan 7,4 pada skala Richter dengan jumlah korban jiwa 18 ribu orang. Saat itu, para ahli mencatat adanya gempa duplet, yaitu dua gempa dalam waktu beberapa jam dengan sumber gempa berbeda. Jadi bukan gempa susulan.

Tumbukan antarlempeng juga terjadi pada gempa di Haiti, Cile, Jepang, Taiwan, Filipina, dan gempa lainnya. Teh-Ru Alex Song dari The Carnegie Institution's Department of Terrestrial Magnetism dan timnya mencatat bahwa gempa besar terjadi di persimpangan konvergen dua lempeng, yang salah satunya menunjam (subduksi) ke bawah.

Mereka menganalisis data seismik selama 20 tahun di selatan Meksiko. Mereka menemukan lapisan di atas lempeng dengan kecepatan subduksi gelombang S sekitar 30-50 persen lebih lambat daripada kerak samudra. Lapisan anomali ini, kata Song, adalah lapisan dengan kecepatan sangat lambat pergerakannya dan berada pada kedalaman 25-50 kilometer.

"Lapisan ini mungkin jadi sidik jari (fingerprint) yang menunjukkan lokasi slow earthquake aktif di dunia," kata Song dalam jurnal Science, April 2009. Pemetaan struktur ini sangat penting untuk mendeteksi bakal terjadinya gempa mahadahsyat.

Penelitian lain mengenai sifat materi lapisan terdalam bumi dilakukan oleh German Research Center for Geosciences GFZ, Karlsruhe Institute of Technology, University of Bayreuth, dan Arizona State University.

Tim peneliti mensimulasi kondisi interior bumi dalam sebuah laboratorium. Mereka menyimpulkan bahwa propagasi gelombang gempa di dalam bumi ternyata tidak seragam. Kecepatan gelombang S di mantel bumi pada kedalaman 660-2.900 kilometer bergantung pada orientasi ferropericlase. Materi ini memiliki susunan elektronik ion besi.

Temuan tim Jerman ini jadi penting karena, jika mengetahui sifat materi yang membentuk lapisan terdalam bumi, kita akan memperoleh informasi tentang aliran internal dari propagasi gelombang gempa yang ternyata tidak seragam. Hal ini dapat membantu para ahli lebih memahami proses tektonik lempeng dan memperkirakan kapan gempa bakal terjadi.

UNTUNG WIDYANTO | BERBAGAI SUMBER


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa Bumi Tektonik M4,2 Terdeteksi di Bawean, Intensitas Getarannya III-IV MMI

18 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Bumi Tektonik M4,2 Terdeteksi di Bawean, Intensitas Getarannya III-IV MMI

BMKG mendeteksi gempa di Bawean, Jawa Timur, pada Rabu siang, 24 April 2024. Dipicu pergerakan sesar lokal


BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

2 hari lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.


Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

2 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Banda.


Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

2 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

Guncangan kuat terasa di daerah Ciamis dan Pangandaran, Jawa Barat, dengan skala intensitas gempa III MMI.


Fakta-fakta Gempa Taiwan, Terbesar Sejak 1999?

16 hari lalu

Foto yang dirilis The Central News Agency (CNA) menunjukkan bangunan runtuh pasca gempa berkekuatan magnitudo 7,4  di Hualien, Taiwan, 3 April 2024. Gempa berkekuatan magnitudo  7,4 melanda Taiwan pada pagi hari tanggal 03 April dengan pusat gempa 18 kilometer selatan Kota Hualien  pada kedalaman 34,8 km, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).  EPA-EFE/KANTOR BERITA PUSAT
Fakta-fakta Gempa Taiwan, Terbesar Sejak 1999?

Taiwan baru saja dilanda bencana gempa yang memakan korban jiwa dan kerugian materiel. Bagaimana faktanya?


Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

17 hari lalu

Akashi Kaikyo Bridge mempunyai Ketinggian 298,3M, berada di atas Selat Akashi dan menghubungkan kota Kobe di Pulau Honshu sampai Iwaya di Pulau Awaji. Jembatan ini adalah jembatan terpanjang di dunia kategori jembatan gantung, dengan rentang pusat 1.991 meter. panoramio.com
Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

Genap berusia 26 tahun, inilah fakta-fakta jembatan gantung cantik Akashi Kaikyo di Jepang, termasuk tahan gempa bumi hingga 8,5 SR.


Pulau Penyu yang Cantik di Taiwan Ini Runtuh Sebagian setelah Gempa Bumi

20 hari lalu

Guishan Island yang runtuh sebagian setelah gempa Taiwan pada Rabu, 3 April 2024(necoast-nsa.gov.tw)
Pulau Penyu yang Cantik di Taiwan Ini Runtuh Sebagian setelah Gempa Bumi

Wisatawan yang mengunjungi pulau berbentuk penyu di Taiwan ini biasanya mengikuti tur mengamati paus dari April hingga Oktober.


Pulau Jawa Dikepung Sesar Aktif, Berpotensi Gempa

21 hari lalu

Sebaran aktivitas gempa di Pulau Jawa selama 2019-2020. BMKG mencatat wilayah Jawa Barat paling aktif dengan sumber gempa dari zona megathrust maupun sesar. (ANTARA/HO.BMKG)
Pulau Jawa Dikepung Sesar Aktif, Berpotensi Gempa

Ditemukan 75 titik sesar aktif di sepanjang Pulau Jawa. Total sesar aktif di Indonesia mencapai 400.


Info Terkini Gempa Kembali Guncang Laut Jawa M5,2, BMKG Catat 450 Lebih Gempa Susulan

21 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Info Terkini Gempa Kembali Guncang Laut Jawa M5,2, BMKG Catat 450 Lebih Gempa Susulan

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di Laut Jawa


Cerita WNI Saat Gempa Mengguncang Taiwan: Syok, Seperti Sedang di Atas Kapal

21 hari lalu

Kondisi di dalam sebuah unit apartemen yang porak-poranda akibat guncangan gempa di New Taipei City, Taiwan, 3 April 2024. REUTERS/Fabian Hamacher
Cerita WNI Saat Gempa Mengguncang Taiwan: Syok, Seperti Sedang di Atas Kapal

Gempa Taiwan dirasakan dampaknya hingga ke Jepang dan Filipina. Seorang WNI yang tinggal di Taiwan menceritakan saat gempa mengguncang.