Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyelamatan Hiu Terganjal di Doha  

image-gnews
japanprobe.com
japanprobe.com
Iklan
TEMPO Interaktif, Doha - Upaya penyelamatan ikan terganas di lautan dari panasnya mangkuk sup terganjal setelah Cina, Jepang, dan Rusia bahu-membahu menggagalkan proposal yang diajukan Amerika Serikat dalam pertemuan perdagangan satwa liar Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa lalu. Ketiga negara itu mengajukan alasan bahwa larangan ekspor ikan hiu dikhawatirkan merugikan negara-negara miskin.

Perlawanan terhadap proposal hiu itu muncul beberapa jam setelah Oceana, kelompok konservasi kelautan, menyampaikan sebuah laporan yang menunjukkan bahwa tingginya permintaan akan sup sirip ikan hiu di Asia mendorong banyak spesies hiu ke arah kepunahan. Upaya tak mengikat tersebut bertujuan meningkatkan transparansi dalam perdagangan hiu serta lebih banyak riset tentang ancaman penangkapan ilegal terhadap hiu.

Semula upaya konservasi hiu diperkirakan memperoleh persetujuan dari komite Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES), yang beranggotakan 175 negara. Namun Amerika Serikat, yang didukung Uni Eropa dan sejumlah negara lainnya, tak bisa meraih dua per tiga suara mayoritas yang diperlukan untuk meloloskan proposal itu. Kegagalan mengumpulkan suara mayoritas ini terjadi setelah Cina, Rusia, Jepang, dan beberapa negara berkembang menyatakan bahwa populasi hiu tidak mengalami penurunan drastis.

Keputusan itu dikhawatirkan menjadi pertanda buruk bagi perundingan lain yang akan membahas proposal satwa laut yang lebih kontroversial dalam dua pekan ini. Proposal lain yang diperkirakan memancing pro dan kontra adalah larangan ekspor tuna sirip biru Atlantik, yang populer di kalangan penggemar sushi, dan pengetatan perdagangan delapan spesies hiu lainnya.

"Apa yang terjadi hari ini adalah sejumlah kelompok yang tak setuju dengan pendaftaran spesies ikan yang ditangkap untuk tujuan komersial dalam CITES mulai unjuk gigi," kata Glenn Sant, pemimpin program kelautan global di lembaga konservasi TRAFFIC. "Saya khawatir, tanpa mempertimbangkan fakta dan logika yang terkandung dalam materi proposal, mereka langsung melakukan pemungutan suara pada bidang yang tak mereka setujui."

Sebagian besar argumen yang digunakan oleh Cina, Jepang, Rusia, dan sejumlah negara Afrika Utara untuk menentang pemberlakuan larangan ekspor itu diperkirakan akan didaur ulang oleh delegasi lain pada akhir pekan ini ketika proposal untuk memperketat regulasi perdagangan hiu mulai dibahas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam pembahasan Selasa lalu, Cina dan Rusia menyanggah pernyataan bahwa populasi hiu tertekan akibat penangkapan secara berlebihan. Jepang menegaskan, tindakan konservasi yang diterapkan saat ini sudah lebih dari cukup. Negara berkembang seperti Libya dan Maroko mengeluhkan upaya perlindungan hiu yang diajukan Palau dan Amerika Serikat itu akan merusak perekonomian negara-negara miskin yang mengandalkan sektor perikanan dan membebani mereka dengan langkah penegakan hukum yang mahal.

Delegasi Cina mengatakan tak ada bukti ilmiah bahwa kelangsungan hidup hiu terancam, dan CITES bukanlah forum yang tepat untuk menangani isu ini. Cina memilih menyerahkan regulasi itu kepada lembaga yang berwenang, seperti Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) serta badan regional, yang menurut para aktivis konservasi telah gagal menghentikan penangkapan ikan ilegal dan tetap mempertahankan kuota ekspor mereka.

Sebelumnya, Oceana mengemukakan temuannya bahwa tak kurang dari 73 juta hiu dibantai setiap tahun, terutama untuk diambil siripnya. Sebagian besar sirip hiu diekspor ke Cina. Sup sirip hiu adalah hidangan istimewa dalam kultur tradisional Cina yang kerap disajikan dalam jamuan makan dan pernikahan. Permintaan akan sup itu melonjak tajam bersamaan dengan meningkatnya jumlah keluarga kelas menengah Cina yang kian makmur.

TJANDRA DEWI | AP | CITES

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Dingiso. Situs KLHK
Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.


10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

Seekor Kanguru pohon meraih bunga yang telah dirangkai menjadi menarik untuk dijadikan makanannya dalam sesi makan bertemakan Natal di kebun binatang Sydney Taronga di Australia, 9 Desember 2014. REUTERS
10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.


Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah (Instagram/@ralineshah)
Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.


Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di lokasi pembelian tiket kawasan wisata Taman Safari Prigen, Jawa Timur, Kamis, 4 Juni 2020. Penyemprotan cairan disinfektan di lakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona jelang dibuka kembali saat memasuki fase new normal. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.


Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa gunung tertangkap kamera intai di kawasan hutan lindung yang berbatasan langsung dengan Taman Hutan Raya Abdul Latief, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, pada Oktober 2022. Foto/Istimewa
Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.


Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park. Wikipedia/Flickr/ahmed_xp/14314458105
Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.


BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin yang terjaring operasi tangkap tangan tiba di KPK, Jakarta, Rabu tengah malam, 19 Januari 2022. Selain bupati, KPK juga membawa tujuh orang terduga pelaku di antaranya pejabat Aparatur Sipil Negara dan pihak swasta. TEMPO/Imam Sukamto
BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan


KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

Petugas Resor KSDA Agam sedang mengevakuasi baniang coklat, Selasa, 31 Agustus 2021. Kredit: Antarasumbar/Dok KSDA Agam
KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.


Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Seekor singa peliharaan terlihat setelah ditangkap oleh otoritas Kamboja dari rumah seorang pria Cina di Kamboja, setelah muncul di video TikTok, dalam gambar selebaran tak bertanggal yang dirilis pada 28 Juni 2021. [Wildlife Alliance via REUTERS]
Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.


Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) tertangkap kamera di ketinggian 1.092 meter dari permukaan laut di Dusun Cincing, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, pada 4 Agustus 2013. TEMPO/Abdi Purmono
Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.