Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jejak Kuman, Alat Bukti Kejahatan yang Baru

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Washington - Setiap kali tangan kita menyentuh sesuatu, kita meninggalkan lebih dari sekadar sidik jari. Tangan juga membuat jejak kuman yang dapat membantu penyelidik memecahkan suatu tindak kejahatan. Demikian dikatakan ilmuwan Amerika Serikat, awal pekan ini.

Berkat jejak kuman itu, para ilmuwan dapat memetakan ciri genetik bakterial khusus yang ditinggalkan oleh sembilan orang yang berbeda. Mereka mengatakan DNA kuman ini dapat bertahan pada suatu permukaan benda hingga berhari-hari tanpa terpengaruh oleh perubahan temperatur, kelembapan, dan cahaya matahari. "Tiap anggota tim kami meninggalkan jejak kuman unik ketika kami menjalankan rutinitas harian," kata Noah Fierer, peneliti di University of Colorado di Boulder, yang memimpin studi itu. "Walaupun proyek ini masih dalam tahap pendahuluan, kami yakin teknik ini akan menjadi alat baru yang amat berharga dalam perangkat ilmuwan forensik."

Manusia adalah koloni bagi miliaran mikroba, baik di luar maupun di dalam tubuh. Studi menunjukkan bahwa koloni-koloni itu amat unik untuk tiap individu dan, bahkan, tempat tertentu di tubuh kita.

Tim Fierer ingin mengetahui berapa banyak petunjuk yang ditinggalkan oleh bakteri paling jinak. Mereka mengusap keyboard komputer sejumlah sukarelawan untuk memperlihatkan bahwa setiap orang tak hanya meninggalkan jejak bakteri unik, tapi jejak yang ditinggalkan juga tahan lama.

Dalam setiap kasus, mereka bisa menunjukkan DNA dari sampel usap keyboard dan komputer jauh lebih cocok dengan DNA kuman di tangan pemilik komputer daripada tangan orang lain. Teknik itu 70-90 persen akurat. Demikian dikatakan tim Fierer dalam laporan yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.

Sebelumnya, tim University of Colorado menemukan bahwa orang tertentu membawa sekitar 150 spesies bakteri di tangannya. Itu berarti setiap orang hanya berbagi sekitar 13 persen spesies berbeda. "Pertanyaannya, apakah kita dapat mengidentifikasi obyek yang telah disentuh oleh orang tertentu," kata Fierer,

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim peneliti juga meninggalkan bakteri di luar selama dua pekan untuk melihat apakah bakteri itu akan hancur terurai, tapi mereka tetap bertahan. "Temuan itu sangat mengejutkan kami," kata Fierer. "Kami tidak tahu seberapa kuat organisme kecil itu."

Riset Fierer dan timnya dapat terlaksana berkat kemajuan teknik dan peralatan untuk mengurai untaian DNA yang amat cepat. Sebuah proyek yang yang lebih besar kini tengah dipersiapkan untuk mengupas seluruh sequence DNA dalam "microbiome" manusia, yakni koleksi kuman yang hidup di kulit, hidung, rambut, telinga, dan saluran pencernaan. Organisme itu membantu mencerna dan metabolisme makanan serta mempengaruhi kondisi kulit. Berbeda dengan kuman penyebab penyakit, mereka tak dapat disingkirkan dengan tindakan hygiene standar. "Komunitas bakteri permukaan telapak tangan akan pulih lagi dalam waktu beberapa jam setelah mencuci tangan," kata para ilmuwan itu.

TJANDRA DEWI l REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

2 hari lalu

Petugas sedang memadamkan api yang membakar sebuah ruko di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta, Jumat, 19 April 2024. Foto: ANTARA/Khaerul Izan
Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

Puslabfor Polri melakukan investigasi kebakaran di Mampang, Jakarta yang mengakibatkan 7 lorban meninggal. Apa saja tugas Puslabfor?


Korban Kekerasan Seksual Diduga Dilakukan Rektor Universitas Pancasila Jalani Tes Psikologi Forensik Hari Ini

58 hari lalu

Universitas Pancasila. univpancasila.ac.id
Korban Kekerasan Seksual Diduga Dilakukan Rektor Universitas Pancasila Jalani Tes Psikologi Forensik Hari Ini

RZ dan D korban kekerasan seksual yang diduga oleh Rektor Universitas Pancasila ETH akan menjalani tes psikologi forensik di RS Polri Kramat Jati.


Kepala RS Polri Kramat Jati Sebut Korelasi Mayat Tak Dikenal dan Kamtibmas

21 Desember 2023

Ilustrasi mayat. AFP/CHARLES ONIANS
Kepala RS Polri Kramat Jati Sebut Korelasi Mayat Tak Dikenal dan Kamtibmas

Kasus sulit seperti yang diaku terjadi pada penemuan mayat yang sudah tinggal tulang dan tengkorak di selokan di Duren Sawit, Jakarta Timur.


Biji Kurma di Tangan Mahasiswa UNY Jadi Bahan Dasar Identifikasi Forensik Sidik Jari

17 November 2023

Tim mahasiswa UNY memanfaatkan biji kurma untuk identifikasi forensik. Dok. UNY
Biji Kurma di Tangan Mahasiswa UNY Jadi Bahan Dasar Identifikasi Forensik Sidik Jari

Tim PKM UNY mengubah biji kurma menjadi bahan dasar untuk mengindentifikasi forensik sidik jari. Dalam dunia forensik, sidik jari memiliki tingkat akurasi paling tinggi dibandingkan metode lainnya


Mayat Bapak-Anak Membusuk di Rumahnya di Koja, RS Polri Tunggu Hasil Pemeriksaan Ini

31 Oktober 2023

Foto posisi satu mayat di antara mayat bapak-anak yang ditemukan membusuk di dalam rumahnya di Koja, Jakarta Utara,  pada Sabtu 28 Oktober 2023. ISTIMEWA
Mayat Bapak-Anak Membusuk di Rumahnya di Koja, RS Polri Tunggu Hasil Pemeriksaan Ini

RS Polri telah mengambil sampel dari kedua mayat bapak-anak pada bagian organ hati, lambung, jaringan kulit, dan otot.


Temuan Tengkorak Manusia di Duren Sawit Disimpan di Lemari Pendingin Maksimal 90 Hari

30 Oktober 2023

Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dari Polres Jakarta Timur mengindentifikasi penemuan tengkorak manusia di selokan di Jalan Radin Inten II Kelurahan/Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 23 Oktober 2023. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim
Temuan Tengkorak Manusia di Duren Sawit Disimpan di Lemari Pendingin Maksimal 90 Hari

Tengkorak manusia yang ditemukan di selokan kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur masih didalami tim forensik RS Polri.


Penemuan Tengkorak di Duren Sawit, Polisi Tunggu Hasil Forensik

24 Oktober 2023

Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dari Polres Jakarta Timur mengindentifikasi penemuan tengkorak manusia di selokan di Jalan Radin Inten II Kelurahan/Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 23 Oktober 2023. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim
Penemuan Tengkorak di Duren Sawit, Polisi Tunggu Hasil Forensik

Temuan tengkorak dan tulang manusia di Duren Sawit, polisi imbau warga yang kehilangan anggota keluarganya segera lapor polisi.


Profil Prof I Made Gelgel Ahli Toksikologi dalam Kasus Kematian Mirna dan Pembunuhan Munir

18 Oktober 2023

I Made Agus Gelgel Wirasuta. Dok. Universitas Udayana
Profil Prof I Made Gelgel Ahli Toksikologi dalam Kasus Kematian Mirna dan Pembunuhan Munir

Profil I Made Gelgel serta perjalanan karier dan kontribusi pentingnya dalam pengungkapan kasus kematian Mirna dan pembunuhan Munir.


5 Rekomendasi Drama Korea Bertema Forensik

4 Oktober 2023

Tim forensik menurunkan jenazah dari trailer traktor berpendingin, yang digunakan untuk menyimpan jenazah korban kerusuhan penjara mematikan di penjara wanita Centro Femenino de Adaptacion Social (CEFAS), di kamar mayat di Tegucigalpa, Honduras 21 Juni 2023. REUTERS /Fredy Rodriguez
5 Rekomendasi Drama Korea Bertema Forensik

Drama Korea yang menyangkut tentang kedokteran selalu menarik perhatian penonton, terutama forensik.


Kisah Guru Besar Unair Jadi Dokter Forensik 18 Tahun, Tangani Kasus Mutilasi Kenjeran Hingga Brigadir J

25 September 2023

Guru besar Ilmu Forensik Unair Ahmad Yudianto. Dok. Unair
Kisah Guru Besar Unair Jadi Dokter Forensik 18 Tahun, Tangani Kasus Mutilasi Kenjeran Hingga Brigadir J

Menurut Guru Besar Unair itu, seorang dokter forensik tidak hanya mampu mengidentifikasi sosok manusia yang telah kehilangan nyawa.