Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kodok Dapat Ramalkan Gempa  

image-gnews
deviantart.com
deviantart.com
Iklan
TEMPO Interaktif, London - Tingginya jumlah korban jiwa akibat reruntuhan bangunan setelah gempa membuat para ilmuwan berupaya keras mencari alat yang dapat memprediksi kapan gempa besar terjadi. Namun sesungguhnya "alat" itu sudah ada sejak dulu, yaitu kodok.

Makalah ilmiah yang dipublikasikan dalam Journal of Zoology kemarin mengungkapkan bahwa kodok biasa (Bufo bufo) dapat merasakan gempa yang akan terjadi dan meninggalkan koloni mereka beberapa hari sebelum aktivitas seismik menghantam wilayah tersebut.

Bukti kemampuan kodok meramal gempa itu ditunjukkan oleh sekelompok kodok yang meninggalkan koloni berkembang biak mereka tiga hari sebelum gempa mengguncang L'Aquila di Italia pada 2009. Bagaimana reptil itu bisa merasakan gempa tersebut masih belum diketahui, tapi sebagian besar pasangan yang tengah melakukan aktivitas berkembang biak dan kodok jantan kabur dari lokasi itu.

Reaksi itu ditunjukkan oleh populasi kodok, meski koloni itu berada 74 kilometer dari pusat episentrum gempa. Demikian dikatakan ahli biologi Inggris dalam Journal of Zoology. Sulit melakukan studi yang obyektif dan berkualitas tentang bagaimana binatang merespons aktivitas seismik, sebagian karena gempa memang jarang terjadi dan tak dapat diprediksi.

Sejumlah studi telah dilakukan tentang bagaimana binatang peliharaan bereaksi terhadap gempa, namun mengukur respons binatang liar jauh lebih sulit. Binatang yang pernah menunjukkan reaksinya, seperti ikan, binatang pengerat, dan ular juga baru bereaksi beberapa saat sebelum gempa menghantam, bukan beberapa hari sebelum peristiwa.

Meski demikian, Dr Rachel Grant, pakar biologi dari Open University, di Milton Keynes, Inggris, secara rutin mempelajari perilaku harian beragam koloni kodok di Italia, termasuk pada saat gempa besar mengguncang kawasan itu. Studinya mencakup pengumpulan data dalam periode 29 hari, yakni sebelum, selama, dan setelah gempa menggoyang Italia pada 6 April 2009. Gempa berkekuatan 6,3 magnitudo itu dekat dengan Kota L'Aquila, sekitar 95 kilometer timur laut Roma.

Grant tengah mempelajari kodok sekitar 74 kilometer jauhnya dari Danau San Ruffino di Italia tengah, ketika dia mencatat perilaku aneh para kodok. Lima hari sebelum gempa, jumlah katak jantan di koloni berkembang biak itu turun hingga 96 persen.

Menghilangnya katak jantan itu sangat aneh karena, begitu masa berkembang biak tiba, biasanya mereka tetap aktif memenuhi tempat perkembangbiakan itu hingga musim kawin selesai. Pada saat gempa terjadi, musim kawin di Danau San Ruffino baru saja dimulai. Selain itu, tak ada peristiwa cuaca yang dapat dihubungkan dengan menghilangnya kodok.

Tiga hari sebelum gempa, jumlah pasangan kodok yang kawin juga tiba-tiba anjlok hingga nol.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski telur ditemukan di lokasi itu hingga enam hari sebelum gempa, dan enam hari sesudahnya, tak ada telur yang ditemukan pada saat periode gempa, mulai guncangan besar pertama sampai gempa susulan terakhir. "Studi kami adalah yang pertama kalinya mendokumentasikan perilaku binatang sebelum, selama dan sesudah gempa," kata Grant.

Dia yakin kodok itu kabur ke tempat yang lebih tinggi. Mungkin tempat yang melindungi mereka dari risiko reruntuhan batu, tanah longsor, dan banjir.

Bagaimana kodok itu dapat merasakan sebelum aktivitas seismik itu terjadi masih belum jelas. Perubahan perilaku kodok diduga bertepatan dengan gangguan di ionosfer, lapisan elektromagnetik teratas dari atmosfer bumi, yang terdeteksi oleh para ilmuwan pada saat gempa L'Aquila, menggunakan teknik suara radio dalam frekuensi amat rendah (VLF). Perubahan pada atmosfer semacam itu oleh sejumlah ilmuwan dihubungkan dengan lepasnya gas radon atau gelombang gravitasi sesaat sebelum gempa.

Dalam kasus gempa L'Aquila, Grant tak dapat memastikan apa yang menyebabkan gangguan pada ionosfer. Namun penemuannya menunjukkan bahwa kodok dapat mendeteksi sesuatu. "Temuan kami menunjukkan bahwa kodok mampu mendeteksi petunjuk praseismik, seperti lepasnya gas dan partikel bermuatan, dan menggunakan hal itu sebagai bentuk sistem peringatan dini gempa," katanya.

TJANDRA | BBC

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fakta-fakta Gempa Taiwan, Terbesar Sejak 1999?

12 hari lalu

Foto yang dirilis The Central News Agency (CNA) menunjukkan bangunan runtuh pasca gempa berkekuatan magnitudo 7,4  di Hualien, Taiwan, 3 April 2024. Gempa berkekuatan magnitudo  7,4 melanda Taiwan pada pagi hari tanggal 03 April dengan pusat gempa 18 kilometer selatan Kota Hualien  pada kedalaman 34,8 km, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).  EPA-EFE/KANTOR BERITA PUSAT
Fakta-fakta Gempa Taiwan, Terbesar Sejak 1999?

Taiwan baru saja dilanda bencana gempa yang memakan korban jiwa dan kerugian materiel. Bagaimana faktanya?


Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

13 hari lalu

Akashi Kaikyo Bridge mempunyai Ketinggian 298,3M, berada di atas Selat Akashi dan menghubungkan kota Kobe di Pulau Honshu sampai Iwaya di Pulau Awaji. Jembatan ini adalah jembatan terpanjang di dunia kategori jembatan gantung, dengan rentang pusat 1.991 meter. panoramio.com
Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

Genap berusia 26 tahun, inilah fakta-fakta jembatan gantung cantik Akashi Kaikyo di Jepang, termasuk tahan gempa bumi hingga 8,5 SR.


Pulau Penyu yang Cantik di Taiwan Ini Runtuh Sebagian setelah Gempa Bumi

15 hari lalu

Guishan Island yang runtuh sebagian setelah gempa Taiwan pada Rabu, 3 April 2024(necoast-nsa.gov.tw)
Pulau Penyu yang Cantik di Taiwan Ini Runtuh Sebagian setelah Gempa Bumi

Wisatawan yang mengunjungi pulau berbentuk penyu di Taiwan ini biasanya mengikuti tur mengamati paus dari April hingga Oktober.


Pulau Jawa Dikepung Sesar Aktif, Berpotensi Gempa

16 hari lalu

Sebaran aktivitas gempa di Pulau Jawa selama 2019-2020. BMKG mencatat wilayah Jawa Barat paling aktif dengan sumber gempa dari zona megathrust maupun sesar. (ANTARA/HO.BMKG)
Pulau Jawa Dikepung Sesar Aktif, Berpotensi Gempa

Ditemukan 75 titik sesar aktif di sepanjang Pulau Jawa. Total sesar aktif di Indonesia mencapai 400.


Info Terkini Gempa Kembali Guncang Laut Jawa M5,2, BMKG Catat 450 Lebih Gempa Susulan

17 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Info Terkini Gempa Kembali Guncang Laut Jawa M5,2, BMKG Catat 450 Lebih Gempa Susulan

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di Laut Jawa


Cerita WNI Saat Gempa Mengguncang Taiwan: Syok, Seperti Sedang di Atas Kapal

17 hari lalu

Kondisi di dalam sebuah unit apartemen yang porak-poranda akibat guncangan gempa di New Taipei City, Taiwan, 3 April 2024. REUTERS/Fabian Hamacher
Cerita WNI Saat Gempa Mengguncang Taiwan: Syok, Seperti Sedang di Atas Kapal

Gempa Taiwan dirasakan dampaknya hingga ke Jepang dan Filipina. Seorang WNI yang tinggal di Taiwan menceritakan saat gempa mengguncang.


Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

17 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 magnitudo mengguncang Taiwan, Jepang hingga Filipina. Puluhan orang luka-luka, 1 tewas.


Jepang Diguncang Gempa 7,5 Magnitudo, Peringatan Tsunami Berbunyi

17 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Jepang Diguncang Gempa 7,5 Magnitudo, Peringatan Tsunami Berbunyi

Gempa bumi dahsyat mengguncang Okinawa di Jepang. Peringatan tsunami berbunyi meminta warga Okinawa mengungsi.


Gempa M5,2 di Laut Guncang Halmahera Barat, Akibat Deformasi Batuan Lempeng Laut Maluku

21 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa M5,2 di Laut Guncang Halmahera Barat, Akibat Deformasi Batuan Lempeng Laut Maluku

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam kerak bumi.


Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

23 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.