Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Paku Terakhir di Peti Mati Dinosaurus

image-gnews
Tumbukan meteor penyebab musnahnya dinosaurus pada 65 juta tahun lalu
Tumbukan meteor penyebab musnahnya dinosaurus pada 65 juta tahun lalu
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Teka-teki penyebab musnahnya dinosaurus dari muka bumi dicoba dipecahkan para ilmuwan yang berkumpul di Amerika Serikat. Pada Lunar and Planetary Science Conference, mereka sepakat bahwa meteor yang menumbuk bumi pada 65 juta tahun yang lalu sebagai biang keladi akhir kejayaan dinosaurus.

Konsensus panel 41 ilmuwan itu mereka tuangkan dalam jurnal Science terbitan 5 Maret 2010. "Kami sekarang memiliki keyakinan besar bahwa asteroid adalah penyebab kepunahan makhluk hidup pada periode KT (Cretaceous-Tertiary)," kata Joanna Morgan, salah satu tim penulis yang jadi peneliti di Imperial College London.

Asteroid berukuran 15 kilometer itu menumbuk bumi di daerah yang kini dikenal sebagai Chicxulub, di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Energi ledakan yang dilepaskan setara dengan 100 miliar ton TNT atau lebih dari 1 miliar kali lebih eksplosif bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

Kawah besar yang tersisa dari peristiwa ini berdiameter 180 kilometer dan luas sekelilingnya 240 kilometer. Tumbukan itu memicu kebakaran skala besar, gempa berkekuatan lebih dari 10 skala Richter, dan tanah longsor serta tsunami. "Paku terakhir di peti mati dinosaurus terjadi sesudahnya," kata Morgan. Serpihan tumbukan memenuhi atmosfer, sehingga bumi menjadi gelap dan terjadi musim dingin berkepanjangan. Kondisi ini, ujarnya, membunuh banyak spesies yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan yang kejam.

Panel ahli ini makin meneguhkan teori meteor sebagai penyebab punahnya dinosaurus pada periode KT, sekitar 65 juta tahun yang lalu. Teori ini muncul sejak 30 tahun lalu. Namun sejumlah ilmuwan menentangnya. Mereka mengajukan teori letusan gunung berapi mahadahsyat di kawasan Deccan Traps, sekarang wilayah di India. Serangkaian letusan tersebut memuntahkan 1.100.000 kilometer kubik lava atau dua kali volume Laut Hitam. Letusan ini dianggap menyebabkan suasana pendinginan dan hujan asam dalam skala global.

Pekan lalu, Michael Prauss, ahli paleontologi di Freie Universitaet Berlin, menantang kesimpulan panel 41 ahli. "Fluktuasi iklim jangka panjang mungkin merupakan alasan utama kepunahan dinosaurus dan makhluk lainnya pada periode 65 juta tahun lalu," kata Prauss ketika mengumumkan penelitian terbarunya bersama Gerta Keller, ahli paleontologi di Princeton University, Amerika Serikat. Keduanya menganalisis beberapa batu di Sungai Brazos, Texas, atau sekitar 1.000 kilometer barat laut kawah Chicxulub.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Prauss, aktivitas vulkanik Deccan yang terjadi beberapa juta tahun menyebabkan gangguan lingkungan dan stres kronik bagi makhluk hidup. Dampak tumbukan meteor, kata dia, jadi faktor penyumbang krisis di biosfer, dan akhirnya kepunahan massal. Musnahnya dinosaurus pada 65 juta tahun yang lalu menjadi awal kekuasaan mamalia hingga saat ini.

Panel 41 ahli juga menggunakan data-data yang dimiliki ilmuwan paleontologi, geokimia, pemodelan iklim, geofisika, dan sedimentasi.
Gareth Collins, anggota tim penulis dari Imperial College London, menjelaskan, asteroid menghantam bumi 20 kali lebih cepat dari kecepatan sebuah peluru. Akibatnya, terjadi ledakan batu panas dan gas, seperti bola api besar, di cakrawala. "Memanggang setiap makhluk hidup di sekitarnya."

Serpihan dan debu ledakan menyebar ke seluruh dunia. Mereka terkejut oleh kuarsa pada lapisan batuan di seluruh dunia yang menunjukkan periode akhir KT. Mereka yakin tersebarnya lapisan itu sebagai dampak tunjaman meteor di Meksiko, karena pada 1991, dari hasil pengeboran ditemukan kuarsa pada kedalaman 1,6 kilometer di kawah Chicxulub.

Mereka juga membantah teori iklim. Ekosistem kelautan dan daratan, katanya, hanya menunjukkan perubahan kecil dalam 500 ribu tahun sebelum masa kepunahan pada periode KT. Model komputer digunakan untuk menjelaskan pengaruh gas belerang setelah letusan gunung berapi di Deccan Traps. Gas ini ternyata berumur pendek dan efeknya kecil bagi bumi.


UWD | SCIENCEDAILY | BBC

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang berhasil menciptakan alat pemantau longsor. Foto : UNNES
Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.


Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Sejumlah warga menyaksikan jalan raya yang ambles di lokasi bencana longsor di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 30 Maret 2016.  Berdasarkan pantauan BPBD, longsoran diperkirakan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah dan dikhawatirkan akan semakin meluas. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.


Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.


Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.


Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

TEMPO/Budi Purwanto
Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.


3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.


Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

ANTARA/Agus Bebeng
Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.


Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Warga bersama relawan bergotong royong membuat saluran air di lokasi bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 31 Maret 2016. Sedikitnya 21 rumah roboh, serta ratusan lainnya  terancam roboh. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.


Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.


Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.